Suhu Panas Mencapai 19,4 Derajat Celcius Selimuti Alaska
Minggu, 02 Januari 2022 - 06:03 WIB
TEXAS - Efek perubahan iklim akibat pemanasan global terus meluas, negara bagian terdingin di Amerika Serikat, Alaska, mencatat suhu terpanas.
Seperti dilansir dari BBC Sabtu (1/1/2021), suhu di pulau Kodiak melonjak ke rekor 19,4 derajat celcius pada Minggu lalu, 7 derajat Celcius lebih hangat dari suhu tertinggi negara bagian sebelumnya.
Namun, suhu di beberapa daerah lain di Alaska telah anjlok ke rekor terendah.
Menyusul cuaca ekstrem, pihak berwenang mengeluarkan peringatan fenomena 'Icemageddon', menyusul hujan lebat dan salju yang meninggalkan es sekeras semen yang menutupi jalan.
“Es sangat sulit dihilangkan ketika sudah menempel di permukaan jalan.
"Meskipun suhu udara panas, suhu jalan di bawah nol yang menyebabkan es menempel di permukaan," tweet Departemen Perhubungan dan Utilitas melalui akun Twitter.
Sementara itu, para ahli mengatakan, udara panas yang berhembus dari Hawaii membuat udara Alaska yang biasanya dingin dan kering di bulan Desember menjadi lebih lembab.
Artinya, hujan lebat dan badai salju kemungkinan besar terjadi di pedalaman, jauh dari daerah pesisir.
Sementara itu, seorang ilmuwan iklim , Rick Thoman, mengatakan es kemungkinan akan terus menempel di jalan setidaknya hingga Maret atau April mendatang.
Seperti dilansir dari BBC Sabtu (1/1/2021), suhu di pulau Kodiak melonjak ke rekor 19,4 derajat celcius pada Minggu lalu, 7 derajat Celcius lebih hangat dari suhu tertinggi negara bagian sebelumnya.
Namun, suhu di beberapa daerah lain di Alaska telah anjlok ke rekor terendah.
Menyusul cuaca ekstrem, pihak berwenang mengeluarkan peringatan fenomena 'Icemageddon', menyusul hujan lebat dan salju yang meninggalkan es sekeras semen yang menutupi jalan.
“Es sangat sulit dihilangkan ketika sudah menempel di permukaan jalan.
"Meskipun suhu udara panas, suhu jalan di bawah nol yang menyebabkan es menempel di permukaan," tweet Departemen Perhubungan dan Utilitas melalui akun Twitter.
Sementara itu, para ahli mengatakan, udara panas yang berhembus dari Hawaii membuat udara Alaska yang biasanya dingin dan kering di bulan Desember menjadi lebih lembab.
Artinya, hujan lebat dan badai salju kemungkinan besar terjadi di pedalaman, jauh dari daerah pesisir.
Sementara itu, seorang ilmuwan iklim , Rick Thoman, mengatakan es kemungkinan akan terus menempel di jalan setidaknya hingga Maret atau April mendatang.
(wbs)
tulis komentar anda