Lengan Robot Ini Dikendalikan Kekuatan Otak, Bisa Bantu Orang yang Lumpuh
Rabu, 26 Januari 2022 - 15:30 WIB
Ini akan memungkinkan orang di kursi roda untuk memiliki kontrol yang lebih besar atas gerakan, kecepatan, dan keselamatan umum mereka. “Menarik untuk menggunakan algoritme ini daripada menggunakan ucapan atau suara, karena ada hal-hal yang tidak dapat diartikan dengan mudah,” kata Billard dikutip SINDOnews dari laman sciencefocus, Rabu (26/1/2022).
Melalui algoritma pembelajaran mesin yang digunakan dalam penelitian ini, robot dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang variabilitas untuk memprediksi sinyal otak dalam situasi tertentu. Misalnya, preferensi jarak saat bergerak melewati gelas atau, dalam keadaan praktis, seberapa dekat pasien tetraplegia di kursi roda dengan orang lain di jalan.
Algoritme dapat menginterpretasikan sinyal otak untuk memahami preferensi kecepatan pengguna, jarak yang diinginkan dari rintangan. Bahkan tingkat risiko dalam keadaan tertentu, misalnya jika mereka terlambat atau berada di tempat yang sibuk.
Dengan algoritme yang memahami sinyal dari otak Anda, aka dapat menafsirkan perasaan yang tepat yang tidak dapat dijelaskan oleh seseorang. Namun, ini membutuhkan konsistensi dari waktu ke waktu dari algoritme dan agar pendeteksian terbukti signifikan secara statistik.
Lihat Juga: 37 Tahun Dinyatakan Hilang, Jenazah Pendaki Gunung Alpen Swiss Ditemukan saat Gletser Mencair
Melalui algoritma pembelajaran mesin yang digunakan dalam penelitian ini, robot dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang variabilitas untuk memprediksi sinyal otak dalam situasi tertentu. Misalnya, preferensi jarak saat bergerak melewati gelas atau, dalam keadaan praktis, seberapa dekat pasien tetraplegia di kursi roda dengan orang lain di jalan.
Algoritme dapat menginterpretasikan sinyal otak untuk memahami preferensi kecepatan pengguna, jarak yang diinginkan dari rintangan. Bahkan tingkat risiko dalam keadaan tertentu, misalnya jika mereka terlambat atau berada di tempat yang sibuk.
Dengan algoritme yang memahami sinyal dari otak Anda, aka dapat menafsirkan perasaan yang tepat yang tidak dapat dijelaskan oleh seseorang. Namun, ini membutuhkan konsistensi dari waktu ke waktu dari algoritme dan agar pendeteksian terbukti signifikan secara statistik.
Lihat Juga: 37 Tahun Dinyatakan Hilang, Jenazah Pendaki Gunung Alpen Swiss Ditemukan saat Gletser Mencair
(wib)
tulis komentar anda