Raja Paling Kejam di Dunia, Nomor 2 Punya Kelainan Seks dan Mati Muda
Jum'at, 28 Januari 2022 - 14:53 WIB
Wu Zetian merupakan satu-satunya kaisar perempuan dalam sejarah panjang kekaisaran Tiongkok yang membentang selama 4.000 tahun. Masa pemerintahannya berlangsung pada abad ke-7 Masehi. Selama 15 tahun kekuasaannya, Wu berhasil menyebarkan pengaruh kerajaannyahingga ke Asia Tengah.
Tak ayal, kerajaannya menjadi yang terbesar di dunia pada masa itu. Akan tetapi, di balik keberhasilannya itu, Wu dianggap kaisar yang kejam. Pasalnya ia selalu melenyapkan lawannya dengan memecat, mengasingkan, atau mengeksekusi mereka, tak terkecuali keluarganya sendiri.
5. Genghis Khan
Pria bernama asli Temujin ini tercatat telah membangun Kekaisaran Mongol pada periode 1206-1227 M. Gaya kepemimpinan Genghis dicirikan dengan sikapnya yang brutal. Sejarawan menunjukkan bahwa Genghis telah membantai warga sipil secara massal.
Salah satu contoh yang paling menonjol adalah ketika dia membantai aristokrat Kekaisaran Khwarezm, menghancurkan kelas penguasa, dan mengambil pekerja tidak terampil untuk digunakan sebagai tameng manusia.
Meski suka menahan musuh, Genghis Khan melarang keras pasukannya untuk menyiksa orang-orang yang ditahan. Sebaliknya, ia merekrut mereka sebagai pasukannya.
*Dilansir dari berbagai sumber
Tak ayal, kerajaannya menjadi yang terbesar di dunia pada masa itu. Akan tetapi, di balik keberhasilannya itu, Wu dianggap kaisar yang kejam. Pasalnya ia selalu melenyapkan lawannya dengan memecat, mengasingkan, atau mengeksekusi mereka, tak terkecuali keluarganya sendiri.
5. Genghis Khan
Pria bernama asli Temujin ini tercatat telah membangun Kekaisaran Mongol pada periode 1206-1227 M. Gaya kepemimpinan Genghis dicirikan dengan sikapnya yang brutal. Sejarawan menunjukkan bahwa Genghis telah membantai warga sipil secara massal.
Salah satu contoh yang paling menonjol adalah ketika dia membantai aristokrat Kekaisaran Khwarezm, menghancurkan kelas penguasa, dan mengambil pekerja tidak terampil untuk digunakan sebagai tameng manusia.
Meski suka menahan musuh, Genghis Khan melarang keras pasukannya untuk menyiksa orang-orang yang ditahan. Sebaliknya, ia merekrut mereka sebagai pasukannya.
*Dilansir dari berbagai sumber
(wib)
tulis komentar anda