Terobosan Besar Eksperimen Fusi Nuklir, Eropa Hasilkan Energi 59 Megajoule dalam 5 Detik
Kamis, 10 Februari 2022 - 05:29 WIB
LONDON - Ilmuwan Eropa telah membuat terobosan besar dalam eksperimen untuk menghasilkan energi bersih dari proses fusi nuklir. Laboratorium Joint European Torus (JET) di Inggris dalam eksperimen fusi nuklir dengan dua bentuk hidrogen menghasilkan 59 megajoule energi selama lima detik.
Dalam percobaan fusi nuklir sebelumnya tahun 1997, JET menghasilkan energi panas sebesar 22 megajoule. Jadi eksperimen kali ini mampu menghasilkan energi yang lebih besar yaitu 59 megajoule melampau rekor sebelumnya.
Memang, energi yang setara dengan 11 megawatt daya ini bukan hasil energi yang besar karena hanya cukup untuk merebus air dalam 60 ceret. Tetapi energi yang dihasilkan ini cukup signifikansi untuk memvalidasi pilihan desain reaktor fusi yang lebih besar dan sedang dibangun di Prancis.
"Eksperimen JET menempatkan kami selangkah lebih dekat ke energi fusi nuklir. Kami telah menunjukkan dapat membuat bintang mini di dalam mesin dan menahannya di sana selama lima detik serta mendapatkan kinerja tinggi. Ini benar-benar membawa kami ke dunia baru," kata Dr Joe Milnes, Kepala Operasi di Laboratorium Reaktor JET dikutip SINDOnews dari laman BBC, Kamis (10/2/2022).
Jika fusi nuklir dapat berhasil diciptakan, akan memberikan potensi pasokan energi rendah karbon dan radiasi yang tak terbatas. Eksperimen ini diharapkan menjadi langkah terakhir dalam membuktikan fusi nuklir dapat menjadi penyedia energi yang andal di paruh kedua abad ini.
Mengoperasikan pembangkit listrik masa depan berdasarkan fusi nuklir tanpa menimbulkan efek gas rumah kaca dan hanya menghasilkan sejumlah kecil limbah radioaktif berumur pendek. "Eksperimen yang baru saja kami selesaikan ini harus berhasil," tambah CEO JET Prof Ian Chapman.
Joint European Torus (JET), yang berlokasi di Culham di Oxfordshire, telah memelopori pendekatan fusi nuklir ini selama hampir 40 tahun. Dan selama 10 tahun terakhir, telah dikonfigurasi untuk mereplikasi pengaturan Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional (International Thermonuclear Experimental Reactor/ITER) yang diantisipasi.
Fusi nuklir bekerja berdasarkan prinsip bahwa energi dapat dilepaskan dengan memaksa inti atom bersama-sama menggerakkan pembangkit listrik tenaga nuklir yang ada. Di inti Matahari, tekanan gravitasi yang sangat besar memungkinkan hal ini terjadi pada suhu sekitar 10 juta Celcius.
Pada tekanan yang jauh lebih rendah yang mungkin terjadi di Bumi, suhu untuk menghasilkan fusi harus jauh lebih tinggi, di atas 100 juta Celcius. Tidak ada bahan yang dapat menahan kontak langsung dengan panas tersebut. Jadi, untuk mencapai fusi di laboratorium, para ilmuwan telah menemukan solusi di mana gas yang sangat panas, atau plasma, ditahan di dalam medan magnet berbentuk donat.
Dalam percobaan fusi nuklir sebelumnya tahun 1997, JET menghasilkan energi panas sebesar 22 megajoule. Jadi eksperimen kali ini mampu menghasilkan energi yang lebih besar yaitu 59 megajoule melampau rekor sebelumnya.
Memang, energi yang setara dengan 11 megawatt daya ini bukan hasil energi yang besar karena hanya cukup untuk merebus air dalam 60 ceret. Tetapi energi yang dihasilkan ini cukup signifikansi untuk memvalidasi pilihan desain reaktor fusi yang lebih besar dan sedang dibangun di Prancis.
Baca Juga
"Eksperimen JET menempatkan kami selangkah lebih dekat ke energi fusi nuklir. Kami telah menunjukkan dapat membuat bintang mini di dalam mesin dan menahannya di sana selama lima detik serta mendapatkan kinerja tinggi. Ini benar-benar membawa kami ke dunia baru," kata Dr Joe Milnes, Kepala Operasi di Laboratorium Reaktor JET dikutip SINDOnews dari laman BBC, Kamis (10/2/2022).
Jika fusi nuklir dapat berhasil diciptakan, akan memberikan potensi pasokan energi rendah karbon dan radiasi yang tak terbatas. Eksperimen ini diharapkan menjadi langkah terakhir dalam membuktikan fusi nuklir dapat menjadi penyedia energi yang andal di paruh kedua abad ini.
Mengoperasikan pembangkit listrik masa depan berdasarkan fusi nuklir tanpa menimbulkan efek gas rumah kaca dan hanya menghasilkan sejumlah kecil limbah radioaktif berumur pendek. "Eksperimen yang baru saja kami selesaikan ini harus berhasil," tambah CEO JET Prof Ian Chapman.
Joint European Torus (JET), yang berlokasi di Culham di Oxfordshire, telah memelopori pendekatan fusi nuklir ini selama hampir 40 tahun. Dan selama 10 tahun terakhir, telah dikonfigurasi untuk mereplikasi pengaturan Reaktor Eksperimental Termonuklir Internasional (International Thermonuclear Experimental Reactor/ITER) yang diantisipasi.
Fusi nuklir bekerja berdasarkan prinsip bahwa energi dapat dilepaskan dengan memaksa inti atom bersama-sama menggerakkan pembangkit listrik tenaga nuklir yang ada. Di inti Matahari, tekanan gravitasi yang sangat besar memungkinkan hal ini terjadi pada suhu sekitar 10 juta Celcius.
Pada tekanan yang jauh lebih rendah yang mungkin terjadi di Bumi, suhu untuk menghasilkan fusi harus jauh lebih tinggi, di atas 100 juta Celcius. Tidak ada bahan yang dapat menahan kontak langsung dengan panas tersebut. Jadi, untuk mencapai fusi di laboratorium, para ilmuwan telah menemukan solusi di mana gas yang sangat panas, atau plasma, ditahan di dalam medan magnet berbentuk donat.
(wib)
tulis komentar anda