Bagaimana Jika Seseorang Meninggal di Luar Angkasa? Begini Opsi Penanganannya
Selasa, 01 Maret 2022 - 22:25 WIB
Bagaimana jika seseorang meninggal di luar angkasa ketika memulai misi yang lebih jauh ke luar angkasa, dan bahkan suatu hari menetap secara permanen di luar angkasa. Hukum antariksa internasional memberikan posisi default, artinya negara yang telah mendaftarkan pesawat ruang angkasa memiliki yurisdiksi atas objek ruang angkasa dan personelnya.
“Jadi prosedurnya disesuaikan dengan kesepakatan sebelum misi dijalankan. Bisa juga prosedurnya disesuaikan dengan kebiasaan atau tradisi suatu negara atau kepercayaan dan keyakinan setiap individu,” ujarnya.
Dalam perjalanan pulang pergi ke Mars, yang akan memakan waktu bertahun-tahun, opsi yang mungkin dilakukan terhadap jenazah orang yang meninggal akan dibekukan di ruang angkasa untuk mengurangi beratnya. Tujuannya agar membuatnya lebih mudah untuk disimpan dalam perjalanan kembali ke Bumi.
Ada juga opsi untuk membuang jenazah orang yang meninggal di ruang angkasa, seperti dalam film Star Trek ketika tubuh Spock dibuang ke luar angkasa. Ini mungkin opsi yang tidak diinginkan dalam kehidupan nyata.
Negara-negara yang punya aktivitas di luar angkasa mungkin keberatan memiliki mayat manusia yang mengambang di antariksa. Ini dapat menambah masalah dengan banyaknya sampah atau puing-puing luar angkasa. Keluarga almarhum mungkin juga lebih menginginkan jenazah orang yang mereka cintai dikembalikan ke Bumi.
Kemudian menguburkan jenazah orang yang meninggal di wilayah koloni planet tertentu juga bukan perkara mudah. Memakamkan jenazah di planet lain, mungkin secara biologis dapat mencemari planet itu. Proses kremasi juga cenderung mencemari, dan bisa menghabiskan banyak sumber energi.
“Pada waktunya, tidak diragukan lagi akan ada solusi teknis untuk penangganan jenazah orang yang meninggal di luar angkasa. Tentu, masalah etika seputar kematian di luar angkasa melintasi batas-batas antropologis, hukum, dan budaya,” pungkasnya.
tulis komentar anda