Senjata Mungil Super Canggih di Kantong Vladimir Putin yang Paling Ditakuti ISIS
Sabtu, 05 Maret 2022 - 11:44 WIB
MOSCOW - Rusia memiliki banyak peralatan militer berteknologi tinggi, tetapi satu yang paling menonjol adalah 'robo-balls' yang dimiliki Presiden Rusia Vladimir Putin. Robo-balls adalah gadget mata-mata senilai £18.500 yang disebut 'Sphera'.
Seperti dilansir dari Daily Star, Sabtu (5/3/2022), senjata ini dibuat, ketika konflik terjadi di Yaman, Suriah, dan di tempat lain, karena medan perang yang sulit Rusia diam-diam mengerjakan senjata mungil ini .
Senjata berteknologi tinggi yang dapat digunakan untuk mengambil informasi rahasia dari zona perang perkotaan di seluruh dunia.
Senjata ini terlihat seperti droid BB-8 dari 'Star Wars' telah diuji pertempuran di Suriah di mana mereka digunakan untuk mendapatkan menunjukan tempat rahasia.
Bola robo juga memiliki lampu LED serta mikrofon dan pemancar untuk mengirim sinyal radio. Mereka dapat beroperasi pada suhu sedingin minus 20 C atau sepanas +45 C, dan dirancang agar efektif dalam pertempuran jalanan di zona perang perkotaan.
Senjata ini dilaporkan pertama kali diterapkan pada 2018 di Suriah, di mana Rusia memberikan dukungan militer kepada rezim Assad. Di sana, diperkirakan serangan udara Rusia menewaskan sekitar 6000 anggota ISIS.
Seperti dilansir dari Daily Star, Sabtu (5/3/2022), senjata ini dibuat, ketika konflik terjadi di Yaman, Suriah, dan di tempat lain, karena medan perang yang sulit Rusia diam-diam mengerjakan senjata mungil ini .
Baca Juga
Senjata berteknologi tinggi yang dapat digunakan untuk mengambil informasi rahasia dari zona perang perkotaan di seluruh dunia.
Senjata ini terlihat seperti droid BB-8 dari 'Star Wars' telah diuji pertempuran di Suriah di mana mereka digunakan untuk mendapatkan menunjukan tempat rahasia.
Bola robo juga memiliki lampu LED serta mikrofon dan pemancar untuk mengirim sinyal radio. Mereka dapat beroperasi pada suhu sedingin minus 20 C atau sepanas +45 C, dan dirancang agar efektif dalam pertempuran jalanan di zona perang perkotaan.
Senjata ini dilaporkan pertama kali diterapkan pada 2018 di Suriah, di mana Rusia memberikan dukungan militer kepada rezim Assad. Di sana, diperkirakan serangan udara Rusia menewaskan sekitar 6000 anggota ISIS.
(wbs)
tulis komentar anda