Badai Matahari Mengancam Bumi, Waspadai Gangguan Komunikasi dan Sinyal
Senin, 28 Maret 2022 - 14:25 WIB
WASHINGTON - Badai geomagnetik dari badai matahari menghantam Bumi pada 27 Maret 2022. Badai geomagnetik kategori kelas G1 dengan indeks-K 5 berpotensi mengakibatkan fluktuasi jaringan listrik , komunikasi, dan sinyal.
National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) - Space Weather Prediction Center (SWPC) mengeluarkan peringatan bahwa fenomena cuaca antariksa ini dapat menyebabkan gangguan komunikasi dan sinyal yang meluas. Selain itu, operasi pesawat ruang angkasa, termasuk satelit, dapat terganggu, bahkan hewan yang bermigrasi juga dapat terpengaruh.
Badan cuaca antariksa AS menambahkan bahwa area tumbukan diperkirakan berada di kutub 60 derajat di Geomagnetic Latitude. Akibat fenomena ini dapat menerangi langit dengan aurora atau cahaya utara, yang dapat dilihat di Amerika Serikat bagian atas, termasuk negara bagian Maine dan Michigan.
“Gangguan di medan magnet bumi selama badai magnet dapat mempengaruhi infrastruktur listrik dan teknologi yang menggunakan gelombang radio dari komunikasi satelit. Gelombang radio ini berfungsi sebagai sinyal untuk peralatan yang bergantung pada sinyal untuk mengirim dan menerima informasi,” keterangan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) dikutip SINDOnews dari laman natureworldnews, Senin (28/3/2022).
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) memberikan penjelasan secara spesifik, ancaman badai matahari mengakibatkan sistem penentuan posisi global (GPS) mungkin menjadi tidak akurat. Sebab, badai dapat memanas dan merusak ionosfer yang bergantung pada komunikasi radio jarak jauh.
Pergerakan orbit satelit menjadi terganggu karena perluasan ionosfer. Astronot dan pilot ketinggian tinggi berada pada risiko tinggi peningkatan tingkat radiasi.
Emisi muatan listrik statis dapat merusak elektronik satelit. Lonjakan tegangan dapat mengakibatkan pemadaman listrik atau bahkan pemadaman listrik.
National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) - Space Weather Prediction Center (SWPC) mengeluarkan peringatan bahwa fenomena cuaca antariksa ini dapat menyebabkan gangguan komunikasi dan sinyal yang meluas. Selain itu, operasi pesawat ruang angkasa, termasuk satelit, dapat terganggu, bahkan hewan yang bermigrasi juga dapat terpengaruh.
Badan cuaca antariksa AS menambahkan bahwa area tumbukan diperkirakan berada di kutub 60 derajat di Geomagnetic Latitude. Akibat fenomena ini dapat menerangi langit dengan aurora atau cahaya utara, yang dapat dilihat di Amerika Serikat bagian atas, termasuk negara bagian Maine dan Michigan.
“Gangguan di medan magnet bumi selama badai magnet dapat mempengaruhi infrastruktur listrik dan teknologi yang menggunakan gelombang radio dari komunikasi satelit. Gelombang radio ini berfungsi sebagai sinyal untuk peralatan yang bergantung pada sinyal untuk mengirim dan menerima informasi,” keterangan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) dikutip SINDOnews dari laman natureworldnews, Senin (28/3/2022).
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) memberikan penjelasan secara spesifik, ancaman badai matahari mengakibatkan sistem penentuan posisi global (GPS) mungkin menjadi tidak akurat. Sebab, badai dapat memanas dan merusak ionosfer yang bergantung pada komunikasi radio jarak jauh.
Pergerakan orbit satelit menjadi terganggu karena perluasan ionosfer. Astronot dan pilot ketinggian tinggi berada pada risiko tinggi peningkatan tingkat radiasi.
Emisi muatan listrik statis dapat merusak elektronik satelit. Lonjakan tegangan dapat mengakibatkan pemadaman listrik atau bahkan pemadaman listrik.
tulis komentar anda