Ribuan Lubang Prasejarah Ditemukan di Sekitar Stonehenge, Fungsinya Bikin Terkejut
Kamis, 19 Mei 2022 - 22:24 WIB
LONDON - Ribuan lubang ditemukan di sekitar Stonehenge yang sekarang sudah tertutup rimbunan rumput. Lubang-lubang yang berusia sekitar 10.000 tahun punya fungsi yang mengejutkan, yaitu berburu hewan.
Sebuah tim peneliti menemukan lubang-lubang itu saat mensurvei daerah di sekitar Stonehenge dan dipublikasikan secara online pada 9 Mei 2022 di Journal of Archaeological Science. Tim melakukan survei medan induksi elektromagnetik sekitar 2,5 kilometer persegi di sekitar Stonehenge menggunakan algoritma untuk mendeteksi anomali.
Selama survei, peneliti membawa peralatan seperti batang yang memiliki kumparan elektromagnetik di kedua ujungnya. Satu kumparan menghasilkan medan elektromagnetik, yang memungkinkan perangkat untuk menganalisis konduktivitas listrik tanah; perubahan dalam konduktivitas listrik dapat berarti bahwa tinggalan arkeologi yang hadir.
“Algoritme mengidentifikasi 415 lubang besar potensial yang berdiameter lebih besar dari 2,4 meter, dan sekitar 3.000 lubang kecil yang lebarnya kurang dari 7,9 kaki,” kata Philippe De Smedt, profesor lingkungan di Universitas Ghent, Belgia, kepada Live Science yang dikutip SINDOnews, Kamis (19/5/2022).
Tim menggali sembilan lubang besar dan menemukan bahwa enam di antaranya dibuat oleh manusia pada zaman prasejarah. Mereka bisa tahu kalau itu dibuat oleh manusia berdasarkan artefak yang ditemukan di dalamnya dan bentuk lubangnya.
Lubang galian tertua berusia sekitar 10.000 tahun dan berisi sisa-sisa peralatan batu yang mungkin digunakan untuk berburu. “Temuan itu menunjukkan [lubang] mungkin digali sebagai perangkap untuk berburu hewan besar seperti aurochs [spesies ternak yang sekarang sudah punah], rusa merah dan babi hutan," kata De Smedt.
Salah satu lubang lainnya berasal dari 3.300 tahun yang lalu, atau beberapa saat setelah Stonehenge didirikan. Selain itu, dua lubang lainnya, mungkin dibangun untuk tujuan seremonial, berusia sekitar 5.500 tahun yang lalu dan 5.200 tahun yang lalu, tidak lama sebelum Stonehenge dibangun. “Mungkin (pembangunan)sangat terkait dengan penataan seremonial jangka panjang dari lanskap Stonehenge," kata De Smedt.
Sebuah tim peneliti menemukan lubang-lubang itu saat mensurvei daerah di sekitar Stonehenge dan dipublikasikan secara online pada 9 Mei 2022 di Journal of Archaeological Science. Tim melakukan survei medan induksi elektromagnetik sekitar 2,5 kilometer persegi di sekitar Stonehenge menggunakan algoritma untuk mendeteksi anomali.
Selama survei, peneliti membawa peralatan seperti batang yang memiliki kumparan elektromagnetik di kedua ujungnya. Satu kumparan menghasilkan medan elektromagnetik, yang memungkinkan perangkat untuk menganalisis konduktivitas listrik tanah; perubahan dalam konduktivitas listrik dapat berarti bahwa tinggalan arkeologi yang hadir.
“Algoritme mengidentifikasi 415 lubang besar potensial yang berdiameter lebih besar dari 2,4 meter, dan sekitar 3.000 lubang kecil yang lebarnya kurang dari 7,9 kaki,” kata Philippe De Smedt, profesor lingkungan di Universitas Ghent, Belgia, kepada Live Science yang dikutip SINDOnews, Kamis (19/5/2022).
Tim menggali sembilan lubang besar dan menemukan bahwa enam di antaranya dibuat oleh manusia pada zaman prasejarah. Mereka bisa tahu kalau itu dibuat oleh manusia berdasarkan artefak yang ditemukan di dalamnya dan bentuk lubangnya.
Lubang galian tertua berusia sekitar 10.000 tahun dan berisi sisa-sisa peralatan batu yang mungkin digunakan untuk berburu. “Temuan itu menunjukkan [lubang] mungkin digali sebagai perangkap untuk berburu hewan besar seperti aurochs [spesies ternak yang sekarang sudah punah], rusa merah dan babi hutan," kata De Smedt.
Salah satu lubang lainnya berasal dari 3.300 tahun yang lalu, atau beberapa saat setelah Stonehenge didirikan. Selain itu, dua lubang lainnya, mungkin dibangun untuk tujuan seremonial, berusia sekitar 5.500 tahun yang lalu dan 5.200 tahun yang lalu, tidak lama sebelum Stonehenge dibangun. “Mungkin (pembangunan)sangat terkait dengan penataan seremonial jangka panjang dari lanskap Stonehenge," kata De Smedt.
tulis komentar anda