Abu Bakar Al-Razi, Ilmuwan Islam Terbesar dalam Bidang Kedokteran yang Murah Hati
Senin, 20 Juni 2022 - 12:45 WIB
JAKARTA - Abu Bakar Muhammad Ibn Zakariya Al-Razi adalah salah satu ilmuwan muslim yang memberikan banyak kontribusi dalam bidang sains dan kedokteran . Al-Razi atau yang oleh dunia barat dikenal sebagai Rhazes merupakan ahli kedokteran paling cemerlang di masanya dan sangat murah hati.
Al-Razi yang lahir pada tahun 865 M di kota kuno Rey dekat Teheran modern, ibu kota Iran saat ini, juga dikenal sebagai seorang sarjana, peneliti, dan ahli kimia. Dikutip dari laman national library of medicine, dalam bidang kimia dia dikenal dengan penemuan asam sulfat dan etanol dan menghentikan penelitian di bidang kimia akibat iritasi mata pada usia 30 tahun.
Iritasi pada mata membuat dia tertarik belajar ilmu kedokteran dari gurunya Ali Ibn Sahl Rabban al-Tabari, dan mengembangkan pemahaman yang baik tentang sistem pengobatan Yunani kuno, Persia dan India. Dia menulis lebih dari 200 risalah ilmiah, banyak di antaranya memiliki dampak besar pada pengobatan Eropa.
Salah satu buku terbesar yang ditulis oleh Al-Razi adalah Kitab al-Hawi; ensiklopedia medis terbesar dari semua penemuan medis yang dibuat selama era Al-Razi, sebagian besar bukunya diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa dan digunakan di banyak universitas Eropa.
Dalam buku ini, Al-Razi mengkritik pandangan Galen tentang perkembangan demam, karena secara pribadi menemukan kasus-kasus yang tidak sesuai dengan Pola Galen. Al-Razi menulis banyak artikel tentang alergi dan imunologi, dan menjelaskan demam adalah mekanisme pertahanan alami karena merupakan cara tubuh melawan penyakit.
Al-Razi segera menjadi dokter dan sarjana medis paling terkenal pada masanya dengan kontribusinya yang luar biasa dalam kedokteran teoretis dan klinis. Dia banyak berinovasi teori yang berkontribusi pada perkembangan kedokteran pada waktu itu.
Al-Razi yang lahir pada tahun 865 M di kota kuno Rey dekat Teheran modern, ibu kota Iran saat ini, juga dikenal sebagai seorang sarjana, peneliti, dan ahli kimia. Dikutip dari laman national library of medicine, dalam bidang kimia dia dikenal dengan penemuan asam sulfat dan etanol dan menghentikan penelitian di bidang kimia akibat iritasi mata pada usia 30 tahun.
Iritasi pada mata membuat dia tertarik belajar ilmu kedokteran dari gurunya Ali Ibn Sahl Rabban al-Tabari, dan mengembangkan pemahaman yang baik tentang sistem pengobatan Yunani kuno, Persia dan India. Dia menulis lebih dari 200 risalah ilmiah, banyak di antaranya memiliki dampak besar pada pengobatan Eropa.
Baca Juga
Salah satu buku terbesar yang ditulis oleh Al-Razi adalah Kitab al-Hawi; ensiklopedia medis terbesar dari semua penemuan medis yang dibuat selama era Al-Razi, sebagian besar bukunya diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa dan digunakan di banyak universitas Eropa.
Dalam buku ini, Al-Razi mengkritik pandangan Galen tentang perkembangan demam, karena secara pribadi menemukan kasus-kasus yang tidak sesuai dengan Pola Galen. Al-Razi menulis banyak artikel tentang alergi dan imunologi, dan menjelaskan demam adalah mekanisme pertahanan alami karena merupakan cara tubuh melawan penyakit.
Al-Razi segera menjadi dokter dan sarjana medis paling terkenal pada masanya dengan kontribusinya yang luar biasa dalam kedokteran teoretis dan klinis. Dia banyak berinovasi teori yang berkontribusi pada perkembangan kedokteran pada waktu itu.
tulis komentar anda