Abu Bakar Al-Razi, Ilmuwan Islam Terbesar dalam Bidang Kedokteran yang Murah Hati
loading...
A
A
A
JAKARTA - Abu Bakar Muhammad Ibn Zakariya Al-Razi adalah salah satu ilmuwan muslim yang memberikan banyak kontribusi dalam bidang sains dan kedokteran . Al-Razi atau yang oleh dunia barat dikenal sebagai Rhazes merupakan ahli kedokteran paling cemerlang di masanya dan sangat murah hati.
Al-Razi yang lahir pada tahun 865 M di kota kuno Rey dekat Teheran modern, ibu kota Iran saat ini, juga dikenal sebagai seorang sarjana, peneliti, dan ahli kimia. Dikutip dari laman national library of medicine, dalam bidang kimia dia dikenal dengan penemuan asam sulfat dan etanol dan menghentikan penelitian di bidang kimia akibat iritasi mata pada usia 30 tahun.
Iritasi pada mata membuat dia tertarik belajar ilmu kedokteran dari gurunya Ali Ibn Sahl Rabban al-Tabari, dan mengembangkan pemahaman yang baik tentang sistem pengobatan Yunani kuno, Persia dan India. Dia menulis lebih dari 200 risalah ilmiah, banyak di antaranya memiliki dampak besar pada pengobatan Eropa.
Salah satu buku terbesar yang ditulis oleh Al-Razi adalah Kitab al-Hawi; ensiklopedia medis terbesar dari semua penemuan medis yang dibuat selama era Al-Razi, sebagian besar bukunya diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa dan digunakan di banyak universitas Eropa.
Dalam buku ini, Al-Razi mengkritik pandangan Galen tentang perkembangan demam, karena secara pribadi menemukan kasus-kasus yang tidak sesuai dengan Pola Galen. Al-Razi menulis banyak artikel tentang alergi dan imunologi, dan menjelaskan demam adalah mekanisme pertahanan alami karena merupakan cara tubuh melawan penyakit.
Al-Razi segera menjadi dokter dan sarjana medis paling terkenal pada masanya dengan kontribusinya yang luar biasa dalam kedokteran teoretis dan klinis. Dia banyak berinovasi teori yang berkontribusi pada perkembangan kedokteran pada waktu itu.
Buku terkenal lainnya oleh Al-Razi adalah Al-Tibb Al-Mansouri, yang membahas berbagai masalah medis tentang penyakit dalam, pembedahan, dan oftalmologi. Sebagai ahli bedah, Al-Razi adalah orang pertama yang menggunakan alkohol sebagai antiseptik dan opium sebagai anestesi.
Al-Razi adalah dokter pertama yang menemukan batu di kandung kemih, dan orang yang menggunakan seton dalam operasi. Dikutip dari laman bibalex, Al-Razi tertarik pada farmakologi dan persiapan obat-obatan; dia memperkenalkan penggunaan salep dan mengembangkan alat atau instrumen seperti mortar, termos, spatula, dan botol, yang digunakan di apotek hingga awal abad ke-20.
Dia sangat menekankan pentingnya komitmen terhadap bidang kedokteran dan memiliki keyakinan bahwa dokter dipercayakan oleh Tuhan yang telah memberkati mereka dengan upaya suci untuk memberikan perawatan terbaik bagi semua yang membutuhkannya. Pengobatan dan perawatan diberikan tanpa diskriminasi, bahkan terhadap musuh dan orang-orang yang tidak mampu membayar perawatan medis.
Karena itu dia merawat pasien miskin secara gratis dan banyak pasien datang dari jauh untuk berobat kepadanya. Karena begitu dermawan, dia menulis sebuah buku berjudul Kitab man la Yahduruhu al-Tabib, sebagai Pedoman: Penasihat Medis untuk Masyarakat Umum, agar memberikan perawatan medis kepada warga biasa, musafir, dan orang miskin yang tidak mampu membayar dokter.
Dikutip dari laman Reviewofreligions, ketika Al-Razi menjadi direktur rumah sakit utama di Baghdad, dia mendirikan bagian khusus untuk perawatan orang sakit jiwa. Dia memperlakukan pasiennya dengan hormat, perhatian, dan empati.
Sebagai bagian dari perencanaan pemulangan, setiap pasien diberi sejumlah uang untuk membantu kebutuhan mendesak. Ini menjadi referensi pertama yang tercatat untuk perawatan psikiatri dan diterapkan dalam kedokteran modern saat ini.
Al-Razi yang lahir pada tahun 865 M di kota kuno Rey dekat Teheran modern, ibu kota Iran saat ini, juga dikenal sebagai seorang sarjana, peneliti, dan ahli kimia. Dikutip dari laman national library of medicine, dalam bidang kimia dia dikenal dengan penemuan asam sulfat dan etanol dan menghentikan penelitian di bidang kimia akibat iritasi mata pada usia 30 tahun.
Iritasi pada mata membuat dia tertarik belajar ilmu kedokteran dari gurunya Ali Ibn Sahl Rabban al-Tabari, dan mengembangkan pemahaman yang baik tentang sistem pengobatan Yunani kuno, Persia dan India. Dia menulis lebih dari 200 risalah ilmiah, banyak di antaranya memiliki dampak besar pada pengobatan Eropa.
Salah satu buku terbesar yang ditulis oleh Al-Razi adalah Kitab al-Hawi; ensiklopedia medis terbesar dari semua penemuan medis yang dibuat selama era Al-Razi, sebagian besar bukunya diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa dan digunakan di banyak universitas Eropa.
Dalam buku ini, Al-Razi mengkritik pandangan Galen tentang perkembangan demam, karena secara pribadi menemukan kasus-kasus yang tidak sesuai dengan Pola Galen. Al-Razi menulis banyak artikel tentang alergi dan imunologi, dan menjelaskan demam adalah mekanisme pertahanan alami karena merupakan cara tubuh melawan penyakit.
Al-Razi segera menjadi dokter dan sarjana medis paling terkenal pada masanya dengan kontribusinya yang luar biasa dalam kedokteran teoretis dan klinis. Dia banyak berinovasi teori yang berkontribusi pada perkembangan kedokteran pada waktu itu.
Buku terkenal lainnya oleh Al-Razi adalah Al-Tibb Al-Mansouri, yang membahas berbagai masalah medis tentang penyakit dalam, pembedahan, dan oftalmologi. Sebagai ahli bedah, Al-Razi adalah orang pertama yang menggunakan alkohol sebagai antiseptik dan opium sebagai anestesi.
Al-Razi adalah dokter pertama yang menemukan batu di kandung kemih, dan orang yang menggunakan seton dalam operasi. Dikutip dari laman bibalex, Al-Razi tertarik pada farmakologi dan persiapan obat-obatan; dia memperkenalkan penggunaan salep dan mengembangkan alat atau instrumen seperti mortar, termos, spatula, dan botol, yang digunakan di apotek hingga awal abad ke-20.
Dia sangat menekankan pentingnya komitmen terhadap bidang kedokteran dan memiliki keyakinan bahwa dokter dipercayakan oleh Tuhan yang telah memberkati mereka dengan upaya suci untuk memberikan perawatan terbaik bagi semua yang membutuhkannya. Pengobatan dan perawatan diberikan tanpa diskriminasi, bahkan terhadap musuh dan orang-orang yang tidak mampu membayar perawatan medis.
Karena itu dia merawat pasien miskin secara gratis dan banyak pasien datang dari jauh untuk berobat kepadanya. Karena begitu dermawan, dia menulis sebuah buku berjudul Kitab man la Yahduruhu al-Tabib, sebagai Pedoman: Penasihat Medis untuk Masyarakat Umum, agar memberikan perawatan medis kepada warga biasa, musafir, dan orang miskin yang tidak mampu membayar dokter.
Dikutip dari laman Reviewofreligions, ketika Al-Razi menjadi direktur rumah sakit utama di Baghdad, dia mendirikan bagian khusus untuk perawatan orang sakit jiwa. Dia memperlakukan pasiennya dengan hormat, perhatian, dan empati.
Sebagai bagian dari perencanaan pemulangan, setiap pasien diberi sejumlah uang untuk membantu kebutuhan mendesak. Ini menjadi referensi pertama yang tercatat untuk perawatan psikiatri dan diterapkan dalam kedokteran modern saat ini.
(wib)