Virus Marburg yang Sangat Mematikan Muncul di Ghana
Senin, 11 Juli 2022 - 14:08 WIB
JAKARTA - Dua orang di Ghana dilaporkan meninggal setelah tertular virus yang sangat menular dan menyebabkan gejala serius seperti demam berdarah Ebola.
Seperti dilansir dari Mirror, Marburg adalah virus dengue dari keluarga yang sama dengan Ebola. Angka kematian dari kedua penyakit tersebut cukup tinggi.
Dua pasien Marbug pertama dilaporkan meninggal, sedangkan risiko kematian akibat virus mencapai 88 persen.
Ini adalah pertama kalinya virus Marburg terdeteksi di Ghana dan merupakan wabah kedua demam Marburg di Afrika Barat.
Kedua pasien terdeteksi di provinsi Ashanti, Ghana selatan tepat setelah mereka meninggal.
Konsultan penyakit menular di Royal Liverpool University Hospital, Dr. Tom Fletcher mengatakan kepada The Daily Telegraph bahwa kegagalan mendeteksi penyakit sejak dini membuat petugas kesehatan rentan terhadap infeksi dan bahkan mungkin ada kasus yang gagal terdeteksi.
Virus Marburg menyebar ke manusia melalui kelelawar dan menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh pasien.
Kedua pasien memiliki gejala umum termasuk diare, demam, mual dan muntah sebelum meninggal di rumah sakit, menurut pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pasien biasanya akan mengalami pendarahan hebat dalam waktu tujuh hari termasuk pada gusi, hidung dan alat kelamin.
WHO juga menyatakan bahwa gejala virus Marburg menyebabkan pasien terlihat 'seperti mayat hidup' dengan mata cekung dan wajah yang sangat lesu.
Seperti dilansir dari Mirror, Marburg adalah virus dengue dari keluarga yang sama dengan Ebola. Angka kematian dari kedua penyakit tersebut cukup tinggi.
Dua pasien Marbug pertama dilaporkan meninggal, sedangkan risiko kematian akibat virus mencapai 88 persen.
Ini adalah pertama kalinya virus Marburg terdeteksi di Ghana dan merupakan wabah kedua demam Marburg di Afrika Barat.
Kedua pasien terdeteksi di provinsi Ashanti, Ghana selatan tepat setelah mereka meninggal.
Konsultan penyakit menular di Royal Liverpool University Hospital, Dr. Tom Fletcher mengatakan kepada The Daily Telegraph bahwa kegagalan mendeteksi penyakit sejak dini membuat petugas kesehatan rentan terhadap infeksi dan bahkan mungkin ada kasus yang gagal terdeteksi.
Virus Marburg menyebar ke manusia melalui kelelawar dan menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh pasien.
Kedua pasien memiliki gejala umum termasuk diare, demam, mual dan muntah sebelum meninggal di rumah sakit, menurut pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pasien biasanya akan mengalami pendarahan hebat dalam waktu tujuh hari termasuk pada gusi, hidung dan alat kelamin.
WHO juga menyatakan bahwa gejala virus Marburg menyebabkan pasien terlihat 'seperti mayat hidup' dengan mata cekung dan wajah yang sangat lesu.
(wbs)
Lihat Juga :
tulis komentar anda