Jadi Penjaga Es Arktik, Virus Raksasa Pemakan Alga Ditemukan
loading...
A
A
A
ALASKA - Para peneliti menemukan virus baru di permukaan es Arktik yang dapat memperlambat pencairan es akibat pemanasan global.
BACA JUGA - Virus Misterius Ditemukan Hidup di Dasar Palung Mariana
Laura Perini dari Departemen Ilmu Lingkungan di Universitas Aarhus dan timnya telah mengungkapkan bahwa virus raksasa ini memakan alga di lapisan es.
Mekarnya alga ini sering kali menyebabkan pencairan es lebih cepat, sehingga memperburuk efek gas rumah kaca. Para ilmuwan percaya bahwa virus, yang hidup bersama alga, dapat membantu mengendalikan penyebaran alga dan dengan demikian berfungsi sebagai mekanisme pengendalian alami.
"Kami tidak tahu banyak tentang virus tersebut, tetapi saya pikir virus tersebut dapat berguna sebagai cara untuk mengurangi pencairan es yang disebabkan oleh ledakan alga. Seberapa spesifik virus tersebut dan seberapa efisiennya, kami belum tahu. Namun dengan menelitinya lebih lanjut, kami berharap dapat menjawab beberapa pertanyaan tersebut," kata Laura Perini.
Dia menjelaskan bahwa ini adalah pertama kalinya virus pemakan alga ditemukan di lapisan es Arktik.
"Kami menganalisis sampel dari es gelap, salju merah, dan lubang yang mencair (kriokonit). Baik di es gelap maupun salju merah, kami menemukan tanda-tanda virus raksasa yang aktif. Dan itu adalah pertama kalinya virus itu ditemukan di permukaan es dan salju yang mengandung banyak mikroalga berpigmen," katanya seperti dikutip Space Daily.
Meskipun berukuran besar, virus ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Para ilmuwan baru mengetahuinya setelah menganalisis DNA dalam sampel yang diambil dari es.
"Pada keseluruhan mRNA yang diurutkan dari sampel, kami menemukan penanda yang sama seperti pada keseluruhan DNA, jadi kami tahu bahwa penanda tersebut telah ditranskripsi. Artinya, virus tersebut hidup dan aktif di atas es," katanya.
Virus raksasa masih merupakan makhluk yang cukup misterius, karena baru ditemukan baru-baru ini di benua es.
Yang membedakannya dari kerabat virusnya adalah aktivitasnya yang sangat aktif—virus ini dilengkapi dengan banyak gen aktif yang memungkinkannya melakukan tugas-tugas seperti perbaikan DNA, replikasi, transkripsi, dan translasi.
Diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengungkap lebih banyak wawasan tentang makhluk mikro ini.
BACA JUGA - Virus Misterius Ditemukan Hidup di Dasar Palung Mariana
Laura Perini dari Departemen Ilmu Lingkungan di Universitas Aarhus dan timnya telah mengungkapkan bahwa virus raksasa ini memakan alga di lapisan es.
Mekarnya alga ini sering kali menyebabkan pencairan es lebih cepat, sehingga memperburuk efek gas rumah kaca. Para ilmuwan percaya bahwa virus, yang hidup bersama alga, dapat membantu mengendalikan penyebaran alga dan dengan demikian berfungsi sebagai mekanisme pengendalian alami.
"Kami tidak tahu banyak tentang virus tersebut, tetapi saya pikir virus tersebut dapat berguna sebagai cara untuk mengurangi pencairan es yang disebabkan oleh ledakan alga. Seberapa spesifik virus tersebut dan seberapa efisiennya, kami belum tahu. Namun dengan menelitinya lebih lanjut, kami berharap dapat menjawab beberapa pertanyaan tersebut," kata Laura Perini.
Dia menjelaskan bahwa ini adalah pertama kalinya virus pemakan alga ditemukan di lapisan es Arktik.
"Kami menganalisis sampel dari es gelap, salju merah, dan lubang yang mencair (kriokonit). Baik di es gelap maupun salju merah, kami menemukan tanda-tanda virus raksasa yang aktif. Dan itu adalah pertama kalinya virus itu ditemukan di permukaan es dan salju yang mengandung banyak mikroalga berpigmen," katanya seperti dikutip Space Daily.
Meskipun berukuran besar, virus ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Para ilmuwan baru mengetahuinya setelah menganalisis DNA dalam sampel yang diambil dari es.
"Pada keseluruhan mRNA yang diurutkan dari sampel, kami menemukan penanda yang sama seperti pada keseluruhan DNA, jadi kami tahu bahwa penanda tersebut telah ditranskripsi. Artinya, virus tersebut hidup dan aktif di atas es," katanya.
Virus raksasa masih merupakan makhluk yang cukup misterius, karena baru ditemukan baru-baru ini di benua es.
Yang membedakannya dari kerabat virusnya adalah aktivitasnya yang sangat aktif—virus ini dilengkapi dengan banyak gen aktif yang memungkinkannya melakukan tugas-tugas seperti perbaikan DNA, replikasi, transkripsi, dan translasi.
Diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengungkap lebih banyak wawasan tentang makhluk mikro ini.
(wbs)