Harta Karun Viking Tercecer di Lelang Online, Cincin Emas Raja Cuma Dibungkus Kardus Pisang
Kamis, 21 Juli 2022 - 22:47 WIB
OSLO - Harta karun cincin emas Viking secara tak terduga ditemukan di simpanan perhiasan murah dari lelang online. Padahal cincin emas itu diperkirakan milik seorang pemimpin Viking yang kuat.
Sebuah cincin emas Viking besar ini dibuat dari untaian logam bengkok berada di tumpukan perhiasan murah lelang online yang dibeli seorang wanita di Norwegia. Para arkeolog berpikir cincin berusia lebih dari 1.000 tahun dan pernah menjadi milik seorang kepala suku Viking yang kuat.
Mari Ingelin Heskestad, yang tinggal di Norwegia barat, mengatakan kepada Bergensavisen, sebuah surat kabar harian di Bergen, bahwa dia menemukan cincin emas di antara beberapa perhiasan dan pernak-pernik murah yang dilelang bersama secara online. Dia kemudian membeli bungkusan itu, dikemas ke dalam kotak kardus pisang tua, karena dia tertarik dengan salah satu potongan perhiasan.
“Itu (terlihat) cerah dan (bersinar seperti) emas. Itu terlihat sangat istimewa, dibuat dengan kasar. Itu berkilau dan menonjol di antara perhiasan lainnya,” kata Heskestad kepada surat kabar berbahasa Norwegia yang dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Kamis (21/7/2022).
Setelah menunjukkannya kepada keluarganya, Heskestad pergi ke markas besar pemerintah daerahnya, yang terletak di kota Bergen di Vestland County, dan menunjukkannya kepada para arkeolog di sana. Begitu mereka menganalisis cincin itu, tim mengkonfirmasi dari gaya khasnya bahwa itu adalah cincin emas dari Zaman Besi akhir di Skandinavia (setelah sekitar 550 M), dan mungkin dari Zaman Viking (setelah sekitar 700 M).
Para ahli di Museum Universitas Bergen sekarang menyimpan danmerawat cincin itu, dan akan dipajang di sana dalam beberapa bulan. Berat cincin itu sekitar 0,4 ons (11 gram), atau sekitar tiga kali lebih berat dari cincin emas modern sederhana.
“Ini adalah cincin besar yang dikenakan seorang pria. Logam dengan nilai ekonomi dan sosial yang berbeda digunakan secara aktif untuk membangun dan mempertahankan hierarki,” kata Sigrun Wolstad, arkeolog dan penasihat senior departemen warisan budaya Kabupaten Vestland kepada Live Science.
Sebuah cincin emas Viking besar ini dibuat dari untaian logam bengkok berada di tumpukan perhiasan murah lelang online yang dibeli seorang wanita di Norwegia. Para arkeolog berpikir cincin berusia lebih dari 1.000 tahun dan pernah menjadi milik seorang kepala suku Viking yang kuat.
Mari Ingelin Heskestad, yang tinggal di Norwegia barat, mengatakan kepada Bergensavisen, sebuah surat kabar harian di Bergen, bahwa dia menemukan cincin emas di antara beberapa perhiasan dan pernak-pernik murah yang dilelang bersama secara online. Dia kemudian membeli bungkusan itu, dikemas ke dalam kotak kardus pisang tua, karena dia tertarik dengan salah satu potongan perhiasan.
“Itu (terlihat) cerah dan (bersinar seperti) emas. Itu terlihat sangat istimewa, dibuat dengan kasar. Itu berkilau dan menonjol di antara perhiasan lainnya,” kata Heskestad kepada surat kabar berbahasa Norwegia yang dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Kamis (21/7/2022).
Baca Juga
Setelah menunjukkannya kepada keluarganya, Heskestad pergi ke markas besar pemerintah daerahnya, yang terletak di kota Bergen di Vestland County, dan menunjukkannya kepada para arkeolog di sana. Begitu mereka menganalisis cincin itu, tim mengkonfirmasi dari gaya khasnya bahwa itu adalah cincin emas dari Zaman Besi akhir di Skandinavia (setelah sekitar 550 M), dan mungkin dari Zaman Viking (setelah sekitar 700 M).
Para ahli di Museum Universitas Bergen sekarang menyimpan danmerawat cincin itu, dan akan dipajang di sana dalam beberapa bulan. Berat cincin itu sekitar 0,4 ons (11 gram), atau sekitar tiga kali lebih berat dari cincin emas modern sederhana.
“Ini adalah cincin besar yang dikenakan seorang pria. Logam dengan nilai ekonomi dan sosial yang berbeda digunakan secara aktif untuk membangun dan mempertahankan hierarki,” kata Sigrun Wolstad, arkeolog dan penasihat senior departemen warisan budaya Kabupaten Vestland kepada Live Science.
Baca Juga
tulis komentar anda