Paus Bungkuk Putih Langka Terdampar di Pantai Australia, Penyebab Kematiannya Misterius

Senin, 25 Juli 2022 - 14:43 WIB
Seekor paus bungkuk putih yang sangat langka terdampar mati di sebuah pantai terpencil dekat Mallacoota, Victoria, Australia. Foto/Peter Coles/Live Science
CANBERRA - Seekor paus bungkuk putih yang sangat langka terdampar mati di sebuah pantai terpencil dekat Mallacoota, Victoria, Australia . Paus bungkuk putih sepanjang 10 meter ini ditemukan sudah mati pada 16 Juli 2022 oleh penduduk setempat.

Meskipun paus bungkuk itu berwarna putih, namun para ahli menilai itu bukan paus albino. Petugas dari Departemen Lingkungan, Tanah, Air dan Perencanaan (DELWP) Victoria yang sudah memeriksa tubuh paus itu memastikan kulitnya tidak seluruhnya putih.

“Dari apa yang dilihat pada paus itu, ada bukti bercak-bercak kulit berwarna gelap,” kata Peter Brick, Komandan Badan Regional untuk DELWP di daerah itu kepada ABC News dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Senin (25/7/2022).



Albinisme adalah kondisi genetik yang mencegah hewan memproduksi salah satu pigmen melanin, yang memberi warna pada kulit, bulu, dan mata. Dampaknya hewan terlihat memiliki kulit di seluruh tubuhnya berwarna putih.



Sebaliknya, para ilmuwan menilai paus kemungkinan menderita leucism, suatu kondisi genetik yang mirip dengan albinisme yang memengaruhi kemampuan beberapa sel individu untuk memproduksi melanin dan dapat menyebabkan perubahan warna yang tidak merata. Petugas satwa liar telah mengirim sampel jaringan dari paus ke Museum Victoria untuk analisis DNA, yang akan membantu memastikan kondisi tersebut.

Penjelasan lain yang mungkin untuk rona putih pada paus adalah bahwa beberapa kulitnya telah terlepas saat tubuhnya membusuk. Hal ini dapat terjadi karena paparan sinar matahari dan hempasan ombak saat paus mati mengapung di permukaan.



“Kondisi ini dapat mengekspos kulit yang lebih terang di bawahnya. Namun, tampaknya kemungkinan besar ini adalah paus putih,” kata Vanessa Pirotta, seorang ilmuwan satwa liar di Macquarie University, Australia, kepada ABC News.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More