Peneliti Ilmiah Polandia Dihujat karena Sebut Kucing Hewan Asing Invasif
Rabu, 27 Juli 2022 - 11:06 WIB
JAKARTA - Peneliti ilmiah Polandia dari Polish Academy of Sciences, Wojciech Solarz dihujat pencinta kucing karena menyebut kucing sebagai hewan asing invasif. Penyebutan itu didasarkan pada konsensus ilmiah yang berkembang bahwa kucing domestik dapat memiliki dampak berbahaya pada keanekaragaman hayati.
Kucing rumahan diyakini memburu dan membunuh burung dan mamalia lainnya. Dari situ Wojcech Solarz emasukkan hewan dengan nama latin Felis catus itu langsung ke basis data nasional sebagai hewan asing invasif.
Kucing bergabung dengan 1.786 spesies lain yang ada dalam basis data tersebut. Keputusan itu langsung mendapatkan hujatan dari penggemar kucing. Mereka mempertanyakan basis ilmiah yang membuat kucing masuk kategori hewan asing invasif.
Dorota Suminska, penulis buku berjudul The Happy Cat, mengatakan menyusutnya keanekaragaman hayati, termasuk burung justru terjadi bukan karena keberadaan kucing. Menurutnya jumlah burung berkurang karena lingkungan yang tercemar dan fasad bangunan perkotaan yang sangat padat.
"Tanyakan apakah manusia ada dalam daftar spesies alien non-invasif," kata Dorota Suminska.
Wojciech Solarz mengatakan pengklasifikasian yang dia lakukan terhadap kucing justru sudah sejalan dengan pedoman yang ada di Uni Eropa. Dia hanya menyayangkan adanya anggapan bahwa institut tempatnya berada, Polish Academy of Sciences, menyarankan agar kucing-kucing domestik disuntik mati agar kerusakan terhadap burung dan satwa lainnya terhindari.
Polish Academy of Sciences bahkan memberikan keterangan resmi untuk mengklafirikasi anggapan itu. Termasuk mengenai kategori hewan asing.
Mereka mengatakan kucing termasuk hewan asing untuk wilayah Eropa. Pasalnya Felis catus pertama kali muncul di peradaban besar Timur Tengah kuno, Jadi kucing mau tidak mau merupakan spesies asing bagi Eropa dari sudut pandang ilmiah yang ketat.
Mereka bahkan menyarankan agar pemilik kucing membatasi aktivitas mereka bersama hewan kesayangannya itu di luar selama musim burung kawin. "Saya memang punya anjing tapi saya tidak punya dendam dengan kucing," ujar Wojciech Solarz.
Kucing rumahan diyakini memburu dan membunuh burung dan mamalia lainnya. Dari situ Wojcech Solarz emasukkan hewan dengan nama latin Felis catus itu langsung ke basis data nasional sebagai hewan asing invasif.
Kucing bergabung dengan 1.786 spesies lain yang ada dalam basis data tersebut. Keputusan itu langsung mendapatkan hujatan dari penggemar kucing. Mereka mempertanyakan basis ilmiah yang membuat kucing masuk kategori hewan asing invasif.
Dorota Suminska, penulis buku berjudul The Happy Cat, mengatakan menyusutnya keanekaragaman hayati, termasuk burung justru terjadi bukan karena keberadaan kucing. Menurutnya jumlah burung berkurang karena lingkungan yang tercemar dan fasad bangunan perkotaan yang sangat padat.
"Tanyakan apakah manusia ada dalam daftar spesies alien non-invasif," kata Dorota Suminska.
Wojciech Solarz mengatakan pengklasifikasian yang dia lakukan terhadap kucing justru sudah sejalan dengan pedoman yang ada di Uni Eropa. Dia hanya menyayangkan adanya anggapan bahwa institut tempatnya berada, Polish Academy of Sciences, menyarankan agar kucing-kucing domestik disuntik mati agar kerusakan terhadap burung dan satwa lainnya terhindari.
Polish Academy of Sciences bahkan memberikan keterangan resmi untuk mengklafirikasi anggapan itu. Termasuk mengenai kategori hewan asing.
Mereka mengatakan kucing termasuk hewan asing untuk wilayah Eropa. Pasalnya Felis catus pertama kali muncul di peradaban besar Timur Tengah kuno, Jadi kucing mau tidak mau merupakan spesies asing bagi Eropa dari sudut pandang ilmiah yang ketat.
Mereka bahkan menyarankan agar pemilik kucing membatasi aktivitas mereka bersama hewan kesayangannya itu di luar selama musim burung kawin. "Saya memang punya anjing tapi saya tidak punya dendam dengan kucing," ujar Wojciech Solarz.
(wsb)
tulis komentar anda