Ini Monster Laut Terganas 66 Juta Tahun Lalu, Dijuluki Predator Gigi Patah

Senin, 29 Agustus 2022 - 20:42 WIB
Monster laut terganas yang pernah hidup 66 juta tahun lalu, Mosasaurus raksasa atau disebut Thalassotitan atrox memiliki ukuran 9 hingga 10 meter. Foto/Live Science/
RABAT - Monster laut terganas yang pernah hidup 66 juta tahun lalu, Mosasaurus raksasa atau disebut Thalassotitan atrox memiliki ukuran 9 hingga 10 meter. Tim ilmuwan menemukan jejak mosasaurus raksasa dengan gigi seperti paus pembunuh yang menguasai lautan di sekitar Maroko menjelang akhir periode Cretaceous.

Para peneliti menemukan fosil tengkorak, rahang, dan sisa-sisa lain untuk mengidentifikasi Thalassotitan atrox di dekat Casablanca di Maroko barat. Area ini berada di bawah air selama periode Cretaceous.

Nama Thalassotitan berasal dari kata Yunani "thalassa" dan "titan," yang berarti "raksasa laut". Sedangkan nama spesies atrox diterjemahkan menjadi "kejam" atau "tanpa ampun". Predator yang sudah punah ini kemungkinan memakan reptil laut lain, termasuk sesama mosasaurus.



Para peneliti menemukan bahwa gigi Thalassotitan atrox sering terkelupas, patah atau aus. Ini menunjukkan bahwa spesies tersebut merusaknya saat menyerang dan menggigit tulang mangsa dengan keras.



Mosasaurus punah pada saat yang sama dengan dinosaurus setelah asteroid raksasa menghantam Bumi 66 juta tahun yang lalu. Temuan baru ini menambah catatan fosil di Maroko yang menunjukkan lautan di sana penuh dengan kehidupan yang kaya dan beragam sebelum asteroid menghantam.

Kebanyakan mosasaurus memiliki rahang yang panjang dan gigi yang ramping, tetapi Thalassotitan atrox mengembangkan moncong yang lebih pendek dan lebih lebar. Struktur ini meningkatkan kekuatan gigitannya dan gigi pendek seperti paus pembunuh berbentuk kerucut yang dapat menahan kekuatan yang meningkat saat menggigit mangsa besar.



“Mereka memberi tahu kita bagaimana kehidupan itu kaya dan beragam tepat sebelum akhir 'era dinosaurus'. Di mana hewan harus berspesialisasi untuk memiliki tempat di ekosistem mereka,” kata Nour-Eddine Jalil, manajer koleksi di Palaeontology Research Pusat di Museum Sejarah Alam di Paris, dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Senin (29/8/2022).
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More