Gharial Spesies Buaya Paling Unik yang Terancam Punah, Punya Peran Penting di Alam Liar
Rabu, 31 Agustus 2022 - 22:46 WIB
LONDON - Gharial merupakan spesies buaya paling unik dilihat dari bentuk dan fungsi ekologis di alam liar. Namun, Gharial saat ini terancam punah dan populasinya merosot tajam hingga 98% sejak tahun 1940-an.
Gharial memiliki bentuk yang unik, dengan moncong panjang dan tipis dilengkapi lebih dari 100 gigi yang berfungsi untuk menangkap ikan di bawah permukaan air. Gharial juga merupakan buaya paling panjang dengan ukuran mencapai 3,5 hingga 4,5 meter.
Gharial sudah ada sejak periode Kapur atau 140 juta tahun yang lalu, tetapi mereka sekarang dalam masalah besar karena populasinya merosot tajam. Gharial terancam punah karena banyak diburu untuk obat-obatan dan perubahan habitat air tawar.
Misalnya, orang telah mengubah aliran sungai, menyebabkan daerah mengering dan membuat lebih sulit bagi Gharial untuk bertahan hidup. Banyak buaya muda berukuran kecil terperangkap dalam jaring ikan, yang menyebabkan cedera atau kematian.
“Sayangnya, banyak buaya paling unik di dunia mengalami penurunan populasi dan di ambang kepunahan selamanya. Padahal, mereka memiliki fungsi penting dalam ekosistem di alam liar,” kata Ilmuwan Riset Postdoctoral EDGE Dr Rikki Gumbs dikutip SINDOnews dari laman Newsweek, Rabu (31/8/2022).
Kehadiran Gharial dalam sebuah habitat di alam liar menunjukkan jalur air yang ada di sana dalam kondisi bersih dan sehat. Untuk mencegah kepunahan Gharial, Zoological Society of London (ZSL) bekerja dengan mitra di India dan Nepal serta komunitas nelayan lokal untuk memantau reptil dan membantu mereka hidup berdampingan dengan manusia.
Sebab, selain Gharial, spesies Buaya (Gavialis gangeticus) dan Buaya China (Alligator sinensis) menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) masuk Daftar Merah atau terancam punah. Data dari ZSL ada 15 dari 28 spesies buaya di dunia terancam punah dan perlu dilakukan konservasi, termasuk buaya Filipina (Crocodylus mindorensis) dan buaya Siam (Crocodylus siamensis).
“Jika kita kehilangan spesies ini, kita akan kehilangan peran penting yang mereka mainkan, selamanya,” ujar Phoebe Griffith, ahli biologi konservasi yang bekerja di Zoological Society of London dikutip dari laman Zmescience.
Setiap spesies memainkan peran yang berbeda, tetapi penting dalam ekosistem yang lebih luas. Seperti menciptakan tempat berlindung bagi hewan lain dengan menggali atau dengan memakan hama pertanian invasif.
Gharial memiliki bentuk yang unik, dengan moncong panjang dan tipis dilengkapi lebih dari 100 gigi yang berfungsi untuk menangkap ikan di bawah permukaan air. Gharial juga merupakan buaya paling panjang dengan ukuran mencapai 3,5 hingga 4,5 meter.
Gharial sudah ada sejak periode Kapur atau 140 juta tahun yang lalu, tetapi mereka sekarang dalam masalah besar karena populasinya merosot tajam. Gharial terancam punah karena banyak diburu untuk obat-obatan dan perubahan habitat air tawar.
Misalnya, orang telah mengubah aliran sungai, menyebabkan daerah mengering dan membuat lebih sulit bagi Gharial untuk bertahan hidup. Banyak buaya muda berukuran kecil terperangkap dalam jaring ikan, yang menyebabkan cedera atau kematian.
“Sayangnya, banyak buaya paling unik di dunia mengalami penurunan populasi dan di ambang kepunahan selamanya. Padahal, mereka memiliki fungsi penting dalam ekosistem di alam liar,” kata Ilmuwan Riset Postdoctoral EDGE Dr Rikki Gumbs dikutip SINDOnews dari laman Newsweek, Rabu (31/8/2022).
Kehadiran Gharial dalam sebuah habitat di alam liar menunjukkan jalur air yang ada di sana dalam kondisi bersih dan sehat. Untuk mencegah kepunahan Gharial, Zoological Society of London (ZSL) bekerja dengan mitra di India dan Nepal serta komunitas nelayan lokal untuk memantau reptil dan membantu mereka hidup berdampingan dengan manusia.
Baca Juga
Sebab, selain Gharial, spesies Buaya (Gavialis gangeticus) dan Buaya China (Alligator sinensis) menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) masuk Daftar Merah atau terancam punah. Data dari ZSL ada 15 dari 28 spesies buaya di dunia terancam punah dan perlu dilakukan konservasi, termasuk buaya Filipina (Crocodylus mindorensis) dan buaya Siam (Crocodylus siamensis).
“Jika kita kehilangan spesies ini, kita akan kehilangan peran penting yang mereka mainkan, selamanya,” ujar Phoebe Griffith, ahli biologi konservasi yang bekerja di Zoological Society of London dikutip dari laman Zmescience.
Setiap spesies memainkan peran yang berbeda, tetapi penting dalam ekosistem yang lebih luas. Seperti menciptakan tempat berlindung bagi hewan lain dengan menggali atau dengan memakan hama pertanian invasif.
(wib)
Lihat Juga :
tulis komentar anda