Roket Proton Rusia Luncurkan Satelit Komunikasi Milik Angola
Kamis, 13 Oktober 2022 - 23:23 WIB
MOSKOW - Rusia meluncurkan misi keduanya dalam rentang tiga hari pada Rabu 12 Oktober 2022, dengan mengirimkan satelit komunikasi milik pemerintah Angola . Roket Proton meluncurkan pesawat ruang angkasa Angosat-2 dari Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan.
Angosat-2 menuju orbit geostasioner, sekitar 22.250 mil atau 35.800 kilometer di atas Bumi. Satelit Angosat-2 akan menyediakan layanan komunikasi untuk pemerintah Angola setidaknya selama 15 tahun.
Menurut RussianSpaceWeb.com, satelit Angosat-2 dibangun oleh perusahaan pembuat satelit Rusia ISS Reshetnev, dengan Airbus menyediakan muatan komunikasi. Satelit tersebut merupakan pengganti Angosat-1, yang gagal tak lama setelah diluncurkan ke orbit Bumi pada 2017.
Peluncuran Angosat-2 sempat menghadapi berbagai masalah, seperti penundaan akibat pandemi virus corona dan sanksi ekonomi yang dikenakan pada Rusia. Termasuk sanksi yang diterima Rusia setelah dinilai melakukan invasi ke Ukraina.
Setelah perang dengan Ukraina pecah, dan masih berlangsung, "Airbus menghentikan pengiriman 57 pandu gelombang dan dokumentasi terkait untuk antena yang dapat digunakan yang beroperasi di Ku- dan C-band," tulis Anatoly Zak dari RussianSpaceWeb dikutip SINDOnews dari laman Space.com, Kamis (13/10/2022).
Penggantian perangkat keras yang dilarang dengan perangkat yang dibuat secara lokal menunda peluncuran Angosat-2 dari Maret hingga Oktober 2022. “Akibatnya, proyek tersebut gagal memberikan dorongan politik kepada pemerintah petahana di Angola pada malam pemilihan umum negara itu pada 24 Agustus,” tambah Zak.
Peluncuran Angosat-2 adalah paruh kedua dari peluncuran ganda untuk Rusia minggu ini. Pada Minggu malam (9 Oktober), sebuah roket Soyuz meluncurkan pesawat ruang angkasa untuk konstelasi navigasi satelit GLONASS Rusia dari Plestesk Cosmodrome, di barat laut Rusia.
Angosat-2 menuju orbit geostasioner, sekitar 22.250 mil atau 35.800 kilometer di atas Bumi. Satelit Angosat-2 akan menyediakan layanan komunikasi untuk pemerintah Angola setidaknya selama 15 tahun.
Menurut RussianSpaceWeb.com, satelit Angosat-2 dibangun oleh perusahaan pembuat satelit Rusia ISS Reshetnev, dengan Airbus menyediakan muatan komunikasi. Satelit tersebut merupakan pengganti Angosat-1, yang gagal tak lama setelah diluncurkan ke orbit Bumi pada 2017.
Baca Juga
Peluncuran Angosat-2 sempat menghadapi berbagai masalah, seperti penundaan akibat pandemi virus corona dan sanksi ekonomi yang dikenakan pada Rusia. Termasuk sanksi yang diterima Rusia setelah dinilai melakukan invasi ke Ukraina.
Setelah perang dengan Ukraina pecah, dan masih berlangsung, "Airbus menghentikan pengiriman 57 pandu gelombang dan dokumentasi terkait untuk antena yang dapat digunakan yang beroperasi di Ku- dan C-band," tulis Anatoly Zak dari RussianSpaceWeb dikutip SINDOnews dari laman Space.com, Kamis (13/10/2022).
Penggantian perangkat keras yang dilarang dengan perangkat yang dibuat secara lokal menunda peluncuran Angosat-2 dari Maret hingga Oktober 2022. “Akibatnya, proyek tersebut gagal memberikan dorongan politik kepada pemerintah petahana di Angola pada malam pemilihan umum negara itu pada 24 Agustus,” tambah Zak.
Baca Juga
Peluncuran Angosat-2 adalah paruh kedua dari peluncuran ganda untuk Rusia minggu ini. Pada Minggu malam (9 Oktober), sebuah roket Soyuz meluncurkan pesawat ruang angkasa untuk konstelasi navigasi satelit GLONASS Rusia dari Plestesk Cosmodrome, di barat laut Rusia.
(wib)
tulis komentar anda