Rusia Uji Coba Jet Tempur Su-57 Versi Terbaru, Dilengkapi Avionik Smart System Canggih
Kamis, 27 Oktober 2022 - 18:12 WIB
MOSKOW - United Aircraft Corporation (UAC), sebuah perusahaan milik negara Rusia , telah melakukan uji coba jet tempur siluman Su-57 versi terbaru pada 21 Oktober di dekat Moskow. Pengumuman dari UAS tidak memperjelas apakah pesawat tempur itu diuji dengan mesin Izdelie 30 yang telah lama ditunggu-tunggu.
Minimnya Izdelie 30 menjadi salah satu dari dua alasan mengapa Su-57 Felon masih dikategorikan sebagai pesawat tempur generasi 4++. Alasan kedua mungkin karena kurangnya sensor azimuth. Rusia mengiklankan produknya sebagai pesawat tempur azimuth absolut, yaitu kapasitas sensitif 360 derajat.
Berdasarkan data open source, teknologi serupa, yaitu sensor azimuth, belum dikembangkan di Rusia. Pengumuman terakhir adalah pada pertengahan 2021 ketika diklaim (oleh sumber barat) bahwa spesialis Rusia dari berbagai lembaga penelitian dan pengembangan hampir mengembangkan sensor tersebut.
Uji terbang yang dilakukan Su-57 beberapa hari lalu merupakan uji coba teknologi baru, yang mengintegrasikan avionik pesawat. Ini adalah smart system yang memungkinkan pilot untuk fokus pada peran operasional lain saat pesawat terbang. Sejalan dengan tes ini, UAS mengatakan bahwa senjata baru juga diuji, tetapi tidak menentukan apa targetnya.
Menurut Yury Slyusar, Direktur Jenderal UAC, ke depan, seperangkat sensor cerdas mengendalikan pesawat. Inilah yang diuji selama penerbangan pada 21 Oktober. Pesawat diberi fungsi co-piloting dan persiapan untuk menggunakan senjata, sedangkan pilot dikonsentrasikan pada fungsi kritis lainnya.
Dilansir dari laman BulgarianMilitary, pada Februari tahun lalu juga dikabarkan tentang kemungkinan modifikasi serupa. Kemudian Nikita Dorofeev, yang merupakan bagian dari desainer kokpit Sukhoi Su-57 Felon menyebutkan dalam sebuah wawancara bahwa kemungkinan seperti itu ada.
Beberapa bulan kemudian, Dorofeev memberikan wawancara kedua kepada media Rusia, mengklaim bahwa integrasi berikutnya ke dalam Su-57 yang cerdas akan menjadi kontrol pilot pesawat dengan mata dan suara. Sumber di Rusia, termasuk Dorofeev, mengatakan bahwa UAC telah memproduksi prototipe ini.
Minimnya Izdelie 30 menjadi salah satu dari dua alasan mengapa Su-57 Felon masih dikategorikan sebagai pesawat tempur generasi 4++. Alasan kedua mungkin karena kurangnya sensor azimuth. Rusia mengiklankan produknya sebagai pesawat tempur azimuth absolut, yaitu kapasitas sensitif 360 derajat.
Berdasarkan data open source, teknologi serupa, yaitu sensor azimuth, belum dikembangkan di Rusia. Pengumuman terakhir adalah pada pertengahan 2021 ketika diklaim (oleh sumber barat) bahwa spesialis Rusia dari berbagai lembaga penelitian dan pengembangan hampir mengembangkan sensor tersebut.
Uji terbang yang dilakukan Su-57 beberapa hari lalu merupakan uji coba teknologi baru, yang mengintegrasikan avionik pesawat. Ini adalah smart system yang memungkinkan pilot untuk fokus pada peran operasional lain saat pesawat terbang. Sejalan dengan tes ini, UAS mengatakan bahwa senjata baru juga diuji, tetapi tidak menentukan apa targetnya.
Menurut Yury Slyusar, Direktur Jenderal UAC, ke depan, seperangkat sensor cerdas mengendalikan pesawat. Inilah yang diuji selama penerbangan pada 21 Oktober. Pesawat diberi fungsi co-piloting dan persiapan untuk menggunakan senjata, sedangkan pilot dikonsentrasikan pada fungsi kritis lainnya.
Dilansir dari laman BulgarianMilitary, pada Februari tahun lalu juga dikabarkan tentang kemungkinan modifikasi serupa. Kemudian Nikita Dorofeev, yang merupakan bagian dari desainer kokpit Sukhoi Su-57 Felon menyebutkan dalam sebuah wawancara bahwa kemungkinan seperti itu ada.
Beberapa bulan kemudian, Dorofeev memberikan wawancara kedua kepada media Rusia, mengklaim bahwa integrasi berikutnya ke dalam Su-57 yang cerdas akan menjadi kontrol pilot pesawat dengan mata dan suara. Sumber di Rusia, termasuk Dorofeev, mengatakan bahwa UAC telah memproduksi prototipe ini.
tulis komentar anda