Ini Alasan Gambar Burung Hantu Dipilih Jadi Jimat dan Mainan Anak Masyarakat Kuno
Jum'at, 02 Desember 2022 - 15:30 WIB
MADRID - Para arkeolog awalnya mengira gambar burung hantu yang terukir di batu tulis seukuran telapak tangan merupakan jimat untuk ritual khusus masyarakat Zaman Tembaga. Namun, penelitian terbaru menemukan ukiran burung hantu kuno di Semenanjung Iberia banyak digunakan sebagai mainan anak-anak.
Para peneliti dari Spanish National Research Council (CSIC) memeriksa 100 dari sekitar 4.000 plakat burung hantu batu tulis yang di situs makam dan lubang di seluruh semenanjung. Semua ukiran fitur burung hantu berasal dari Zaman Tembaga (3500 SM hingga 2750 SM).
Fitur burung hantu yang mereka miliki, termasuk dua lingkaran untuk mata depan burung hantu yang besar, etsa paruh, sayap, bulu, dan karakteristik nyata lainnya dari burung pemangsa. Setiap bagian juga berisi dua lubang kecil di bagian atas, yang menurut para peneliti dapat digunakan untuk menenun bulu burung yang sebenarnya.
Kesamaan lain di antara ukiran adalah semua dibuat menggunakan batu tulis, bahan lunak yang sebagian besar terdiri dari kuarsa, ilit, dan klorit. Kelenturan Slate berarti dapat dengan mudah diukir menggunakan alat runcing yang terbuat dari batu api, kuarsa, atau tembaga.
"Siapa pun bisa mengukirnya , termasuk anak-anak yang baru memulai pelajaran ukiran," kata Juan J Negro, ahli biologi Departemen Ekologi Evolusioner di CSIC, dikutip dari laman Live Science, Jumat (2/12/2022).
Apa yang mengilhami anak-anak Zaman Tembaga ini fokus pada burung hantu untuk jadi figur yang digambar pada mainan? Negro mengatakan dia belum memiliki penjelasan yang pasti untuk itu, namun burung hantu adalah satwa umum yang mudah ditemukan termasuk di daerah perkotaan.
“Pada saat itu (Zaman Tembaga), ada dua spesies burung hantu paling melimpah di dunia, termasuk burung hantu kecil (Athene noctua) dan burung hantu bertelinga panjang (Asio otus),” katanya.
Michelle C Langley, seorang profesor arkeologi di Universitas Griffith di Queensland, Australia, yang menulis artikel tahun 2018 tentang mainan anak-anak zaman es, sepakat dengan analisa Juan J Negro. Mainan biasanya dibuat dari bahan mentah yang umum atau mudah didapat, dan bentuknya akan mengikuti apa yang ada di sekitarnya.
“Boneka dan patung bersifat universal dan bentuk yang diambil kemungkinan besar akan sama atau hewan penting bagi masyarakat. Jadi burung hantu cocok dengan gambaran itu,” ujarnya.
Para peneliti dari Spanish National Research Council (CSIC) memeriksa 100 dari sekitar 4.000 plakat burung hantu batu tulis yang di situs makam dan lubang di seluruh semenanjung. Semua ukiran fitur burung hantu berasal dari Zaman Tembaga (3500 SM hingga 2750 SM).
Fitur burung hantu yang mereka miliki, termasuk dua lingkaran untuk mata depan burung hantu yang besar, etsa paruh, sayap, bulu, dan karakteristik nyata lainnya dari burung pemangsa. Setiap bagian juga berisi dua lubang kecil di bagian atas, yang menurut para peneliti dapat digunakan untuk menenun bulu burung yang sebenarnya.
Kesamaan lain di antara ukiran adalah semua dibuat menggunakan batu tulis, bahan lunak yang sebagian besar terdiri dari kuarsa, ilit, dan klorit. Kelenturan Slate berarti dapat dengan mudah diukir menggunakan alat runcing yang terbuat dari batu api, kuarsa, atau tembaga.
"Siapa pun bisa mengukirnya , termasuk anak-anak yang baru memulai pelajaran ukiran," kata Juan J Negro, ahli biologi Departemen Ekologi Evolusioner di CSIC, dikutip dari laman Live Science, Jumat (2/12/2022).
Apa yang mengilhami anak-anak Zaman Tembaga ini fokus pada burung hantu untuk jadi figur yang digambar pada mainan? Negro mengatakan dia belum memiliki penjelasan yang pasti untuk itu, namun burung hantu adalah satwa umum yang mudah ditemukan termasuk di daerah perkotaan.
“Pada saat itu (Zaman Tembaga), ada dua spesies burung hantu paling melimpah di dunia, termasuk burung hantu kecil (Athene noctua) dan burung hantu bertelinga panjang (Asio otus),” katanya.
Michelle C Langley, seorang profesor arkeologi di Universitas Griffith di Queensland, Australia, yang menulis artikel tahun 2018 tentang mainan anak-anak zaman es, sepakat dengan analisa Juan J Negro. Mainan biasanya dibuat dari bahan mentah yang umum atau mudah didapat, dan bentuknya akan mengikuti apa yang ada di sekitarnya.
“Boneka dan patung bersifat universal dan bentuk yang diambil kemungkinan besar akan sama atau hewan penting bagi masyarakat. Jadi burung hantu cocok dengan gambaran itu,” ujarnya.
(wib)
tulis komentar anda