Kemunculan Harimau Jawa di Gunung Pegat Kembali Undang Perdebatan
Minggu, 11 Desember 2022 - 13:49 WIB
LAMONGAN - Kemunculan yang diduga Harimau Jawa di sejumlah daerah di hutan Jawa menarik perhatian banyak peneliti. Yang terbaru penampakan yang diduga Harimau Jawa di Gunung Pegat Lamongan Jawa Timur.
Walaupun faktanya rekaman yang tersebar di Instagram Desember 2022 tersebut diragukan keasliannya, pasalnya dari bentuk loreng dan moncongnya harimau tersebut bukanlah ciri dari spesies Harimau Jawa.
Namun klaim kemunculan Raja Rimba Jawa belakangan ini sering bermunculan, namun hingga kini masih menjadi misteri.
Sebagian ahli satwa liar meyakini Taman Nasional Meru Betiri di Jawa Timur sebagai habitat terakhir bagi Harimau Jawa. Pada awal 1990-an, TN Meru Betiri yang didukung WWF Indonesia berinisiatif memasang kamera jebak (camera trap) untuk memastikan Harimau Jawa yang masih tersisa. Kamera Jebak pun di pasang di 19 titik yang diduga menjadi daerah perlintasan harimau Jawa.
Pemantauan dilakukan selama setahun penuh dari Maret 1993 hingga Maret 1994. Survei juga dilakukan terhadap jejak dan kotoran (faeces) yang ditinggalkan Harimau Jawa.
Hasil pemantauan selama setahun tersebut, tak satu pun foto dan jejak Harimau Jawa berhasil ditemukan.
Bahkan, berdasarkan hasil survei tersebut, IUCN (1996) secara resmi menyatakan bahwa Harimau Jawa telah punah dari muka bumi untuk selamanya. Namun, pada 25 Agustus 2017, Harimau Jawa tertangkap kamera petugas Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Kabupaten Pandeglang.
Petugas menduga itu adalah Harimau Jawa karena Taman Nasional Ujung Kulon merupakan habitat kucing besar tersebut. Pada 1950-an, ketika populasi Harimau Jawa hanya tinggal 25 ekor, kira-kira 13 ekor berada di Taman Nasional Ujung Kulon.
Walaupun faktanya rekaman yang tersebar di Instagram Desember 2022 tersebut diragukan keasliannya, pasalnya dari bentuk loreng dan moncongnya harimau tersebut bukanlah ciri dari spesies Harimau Jawa.
Namun klaim kemunculan Raja Rimba Jawa belakangan ini sering bermunculan, namun hingga kini masih menjadi misteri.
Sebagian ahli satwa liar meyakini Taman Nasional Meru Betiri di Jawa Timur sebagai habitat terakhir bagi Harimau Jawa. Pada awal 1990-an, TN Meru Betiri yang didukung WWF Indonesia berinisiatif memasang kamera jebak (camera trap) untuk memastikan Harimau Jawa yang masih tersisa. Kamera Jebak pun di pasang di 19 titik yang diduga menjadi daerah perlintasan harimau Jawa.
Pemantauan dilakukan selama setahun penuh dari Maret 1993 hingga Maret 1994. Survei juga dilakukan terhadap jejak dan kotoran (faeces) yang ditinggalkan Harimau Jawa.
Hasil pemantauan selama setahun tersebut, tak satu pun foto dan jejak Harimau Jawa berhasil ditemukan.
Bahkan, berdasarkan hasil survei tersebut, IUCN (1996) secara resmi menyatakan bahwa Harimau Jawa telah punah dari muka bumi untuk selamanya. Namun, pada 25 Agustus 2017, Harimau Jawa tertangkap kamera petugas Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Kabupaten Pandeglang.
Petugas menduga itu adalah Harimau Jawa karena Taman Nasional Ujung Kulon merupakan habitat kucing besar tersebut. Pada 1950-an, ketika populasi Harimau Jawa hanya tinggal 25 ekor, kira-kira 13 ekor berada di Taman Nasional Ujung Kulon.
tulis komentar anda