Gawat, Letusan Gunung Marapi Diprediksi Bakal Guncang dan Rugikan Ekonomi Dunia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Temuan yang mengejutkan diumumkan oleh sekelompok ilmuwan dari University of Cambridge, Inggris. Dalam laporan yang berjudul Impact of Severe Natural Catastrophes of Financial Markets mereka menyebutkan letusan Gunung Marapi merupakan salah satu dari beberapa bencana alam yang bakal mengguncang dunia dan mengganggu kegiatan bisnis.
Laporan itu menyebutkan bahwa selain korban jiwa, kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam berdampak pada kegiatan ekonomi. Mereka mencontohkan tragedi topan Katrina yang tidak hanya menewaskan 1.800 orang tapi juga membuat pasar saham di New York, Amerika Serikat menderita kerugian USD150 miliar atau setara Rp2.246 triliun.
"Dalam laporan ini kami mengeksplorasi potensi bencana alam yang sangat besar untuk memicu guncangan pasar dan selanjutnya kemerosotan ekonomi," tulis laporan tersebut.
Dalam laporan itu terdapat enam bencana alam yang bakal memporak-porandakan manusia baik dari segi korban jiwa dan ekonomi. Keenamnya adaalah dua gempa bumi besar, dua badai tropis, dan dua letusan gunung.
Kedua letusan gunung yang dikhawatirkan adalah letusan Gunung Marapi di Sumatra Barat dan letusan Gunung Rainier di Washington DC, Amerika Serikat. Gunung Marapi terakhir erupsi yang sangat besar pada 1815 dan langsung membuat perubahan iklim dunia yang sangat signifikan.
"Material piroklastik yang tidak terkonsolidasi (Tephra) Gunung Marapi terbang sampai ke Malaysia dan Singapura. Kondisi itu memengaruhi udara perjalana dan mengganggu rantai pasokan global yang vital," gambar laporan itu.
Mereka menyebutkan letusan Gunung Marapi pernah mencapai status Volcanic Explosity Index (VEI) 2. Hanya saja gunung tersebut memiliki potensi ledakan yang lebih dari 8. Tentunya jika hal itu terjadi akan membuat kerusakan jadi sangat besar dan fatal.
Lara Mani, ahli vulkanologi di Pusat Studi Risiko Eksistensial Universitas Cambridge, mengatakan kepada BBC bahwa VEI empat hingga enam sudah cukup untuk mengganggu seluruh kegiatan manusia.
Laporan itu menyebutkan bahwa selain korban jiwa, kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam berdampak pada kegiatan ekonomi. Mereka mencontohkan tragedi topan Katrina yang tidak hanya menewaskan 1.800 orang tapi juga membuat pasar saham di New York, Amerika Serikat menderita kerugian USD150 miliar atau setara Rp2.246 triliun.
"Dalam laporan ini kami mengeksplorasi potensi bencana alam yang sangat besar untuk memicu guncangan pasar dan selanjutnya kemerosotan ekonomi," tulis laporan tersebut.
Dalam laporan itu terdapat enam bencana alam yang bakal memporak-porandakan manusia baik dari segi korban jiwa dan ekonomi. Keenamnya adaalah dua gempa bumi besar, dua badai tropis, dan dua letusan gunung.
Kedua letusan gunung yang dikhawatirkan adalah letusan Gunung Marapi di Sumatra Barat dan letusan Gunung Rainier di Washington DC, Amerika Serikat. Gunung Marapi terakhir erupsi yang sangat besar pada 1815 dan langsung membuat perubahan iklim dunia yang sangat signifikan.
"Material piroklastik yang tidak terkonsolidasi (Tephra) Gunung Marapi terbang sampai ke Malaysia dan Singapura. Kondisi itu memengaruhi udara perjalana dan mengganggu rantai pasokan global yang vital," gambar laporan itu.
Mereka menyebutkan letusan Gunung Marapi pernah mencapai status Volcanic Explosity Index (VEI) 2. Hanya saja gunung tersebut memiliki potensi ledakan yang lebih dari 8. Tentunya jika hal itu terjadi akan membuat kerusakan jadi sangat besar dan fatal.
Lara Mani, ahli vulkanologi di Pusat Studi Risiko Eksistensial Universitas Cambridge, mengatakan kepada BBC bahwa VEI empat hingga enam sudah cukup untuk mengganggu seluruh kegiatan manusia.