Penemuan Parit Pertahanan Kota Yerusalem, Dibangun Pasukan Muslim 1.000 Tahun Lalu
loading...
A
A
A
YERUSALEM - Para arkeolog menemukan bangunan parit besar berusia 1.000 tahun di bawah jalan raya Kota Yerusalem yang sibuk. Ditemukan juga ukiran telapak tangan misterius di struktur baru bangunan parit pertahanan Kota Yerusalem kuno.
Para arkeolog menemukan parit pertahanan Kota Yerusalem kuno saat melakukan survei menjelang pembangunan proyek infrastruktur jalan di dekat salah satu jalan raya utama kota. Saat mereka menggali lebih dalam, para arkeolog menemukan parit, yang sekarang menjadi terowongan di bawah jalan raya yang ramai.
Menurut keterangan Israel Antiquities Authority (IAA) Parit itu kemungkinan besar dibangun oleh pasukan Muslim sekitar abad ke-10 sebagai benteng untuk membantu melindungi tembok kota. Berbeda dengan parit yang mengelilingi kastil di Eropa dan diisi dengan air, parit pertahanan Kota Yerusalem dibiarkan kering.
Diharapkan dengan harapan ukurannya yang lebar akan menjadi rintangan untuk memperlambat serangan musuh. Parit pertahanan itu berukuran lebar 10 meter dan kedalaman antara 2 meter dan 7 meter.
“Fungsinya adalah untuk mencegah musuh yang mengepung Yerusalem mendekati tembok dan menghancurkan kota,” kata Amit Re'em, arkeolog regional di IAA dikutip dari laman Live Science, Jumat (27/1/2023).
Para sejarawan menceritakan bahwa parit besar itu bertujuan membelokkan arah pasukan penyerang lawan yang mengepung Kota Yerusalem. Peristiwa pada tahun 1099 M itu dikenal dengan peristiwa Pengepungan Yerusalem.
Meskipun memiliki benteng yang kuat, musuh akhirnya berhasil menyusup ke dalam Kota Yerusalem. “Setelah lima minggu pasukan musuh berhasil melintasi parit dengan taktik mengerahkan personel dalam jumlah besar dan dengan mengorbankan banyak darah,” Re’em.
Dia menambahkan, di era pertempuran para ksatria dengan menggunakan pedang, panah, dan kavaleri (kuda), benteng Yerusalem sangat tangguh dan kompleks. Tentara musuh yang mencoba merebut kota pada Abad Pertengahan harus menyeberangi parit yang dalam dan di belakangnya dua tambahan tembok benteng yang tebal.
“Sementara para pembela kota Yerusalem di atas tembok menghujani mereka dengan api dan belerang. Mereka juga membangun "terowongan rahasia" di dalam benteng agar dapat muncul ke dalam parit dan menyerang musuh secara tiba-tiba, dan kemudian menghilang kembali ke kota,” tuturnya.
Sementara itu, penemuan jejak tangan misterius yang diukir di dinding parit juga menarik perhatian para arkeolog di Kota Tua Yerusalem. Namun, para arkeolog tetap tidak yakin tentang tujuan dari cetakan tangan yang membingungkan yang terukir di dinding.
“Apakah itu melambangkan sesuatu? Apakah itu menunjuk ke elemen terdekat tertentu? Atau itu hanya lelucon lokal? Waktu mungkin menjawabnya,” kata peneliti IAA.
Para arkeolog menemukan parit pertahanan Kota Yerusalem kuno saat melakukan survei menjelang pembangunan proyek infrastruktur jalan di dekat salah satu jalan raya utama kota. Saat mereka menggali lebih dalam, para arkeolog menemukan parit, yang sekarang menjadi terowongan di bawah jalan raya yang ramai.
Menurut keterangan Israel Antiquities Authority (IAA) Parit itu kemungkinan besar dibangun oleh pasukan Muslim sekitar abad ke-10 sebagai benteng untuk membantu melindungi tembok kota. Berbeda dengan parit yang mengelilingi kastil di Eropa dan diisi dengan air, parit pertahanan Kota Yerusalem dibiarkan kering.
Diharapkan dengan harapan ukurannya yang lebar akan menjadi rintangan untuk memperlambat serangan musuh. Parit pertahanan itu berukuran lebar 10 meter dan kedalaman antara 2 meter dan 7 meter.
“Fungsinya adalah untuk mencegah musuh yang mengepung Yerusalem mendekati tembok dan menghancurkan kota,” kata Amit Re'em, arkeolog regional di IAA dikutip dari laman Live Science, Jumat (27/1/2023).
Para sejarawan menceritakan bahwa parit besar itu bertujuan membelokkan arah pasukan penyerang lawan yang mengepung Kota Yerusalem. Peristiwa pada tahun 1099 M itu dikenal dengan peristiwa Pengepungan Yerusalem.
Meskipun memiliki benteng yang kuat, musuh akhirnya berhasil menyusup ke dalam Kota Yerusalem. “Setelah lima minggu pasukan musuh berhasil melintasi parit dengan taktik mengerahkan personel dalam jumlah besar dan dengan mengorbankan banyak darah,” Re’em.
Dia menambahkan, di era pertempuran para ksatria dengan menggunakan pedang, panah, dan kavaleri (kuda), benteng Yerusalem sangat tangguh dan kompleks. Tentara musuh yang mencoba merebut kota pada Abad Pertengahan harus menyeberangi parit yang dalam dan di belakangnya dua tambahan tembok benteng yang tebal.
“Sementara para pembela kota Yerusalem di atas tembok menghujani mereka dengan api dan belerang. Mereka juga membangun "terowongan rahasia" di dalam benteng agar dapat muncul ke dalam parit dan menyerang musuh secara tiba-tiba, dan kemudian menghilang kembali ke kota,” tuturnya.
Sementara itu, penemuan jejak tangan misterius yang diukir di dinding parit juga menarik perhatian para arkeolog di Kota Tua Yerusalem. Namun, para arkeolog tetap tidak yakin tentang tujuan dari cetakan tangan yang membingungkan yang terukir di dinding.
“Apakah itu melambangkan sesuatu? Apakah itu menunjuk ke elemen terdekat tertentu? Atau itu hanya lelucon lokal? Waktu mungkin menjawabnya,” kata peneliti IAA.
(wib)