Tablet Babilonia Ungkap Cara Raja Baca Wangsit dari Langit
loading...
A
A
A
BAGHDAD - Penemuan terbaru ini memberikan wawasan menarik tentang bagaimana bangsa Babilonia Kuno memahami dan merespons fenomena langit seperti gerhana bulan.
BACA JUGA - Pesona Kecantikan Ken Dedes, Wanita Istimewa Ibu Para Raja Jawa
Tablet tanah liat yang baru diterjemahkan oleh arkeolog Andrew George dan Junko Taniguchi ini menunjukkan bahwa mereka memiliki sistem yang sangat kompleks dan terstruktur untuk meramalkan peristiwa penting berdasarkan pengamatan astronomi.
Seperti dilansir dari Scient Alert, dalam kebudayaan Babilonia, ramalan dan astrologi bukan hanya aspek spiritual, tetapi juga berfungsi sebagai alat politik dan sosial yang krusial.
Mereka percaya bahwa peristiwa di langit memiliki dampak langsung pada nasib kerajaan dan individu. Misalnya, ramalan yang menyebutkan bahwa "ketika Bulan sepenuhnya terbenam dalam bayangan Bumi, seorang raja akan meninggal" menunjukkan betapa pentingnya fenomena langit untuk prediksi masa depan dan stabilitas politik.
Para penasihat raja, yang terlatih dalam astrologi, memantau dan menganalisis berbagai tanda langit untuk melindungi dan memberikan nasihat kepada penguasa mereka.
Jika prediksi menunjukkan ancaman atau malapetaka, tindakan seperti pengorbanan hewan atau ritual khusus dilakukan untuk meredakan dampak buruk dan mengatur perilaku raja agar sejalan dengan kehendak para dewa.
Dengan 61 pertanda gerhana bulan yang terdaftar di tablet-tablet ini, dapat dilihat bahwa para astrolog Babilonia memiliki pemahaman yang mendalam dan sistematis tentang fenomena astronomi, serta bagaimana fenomena tersebut dapat memengaruhi kehidupan di bumi.
Tablet-tablet ini juga memperlihatkan betapa seriusnya mereka dalam meramalkan dan mempersiapkan peristiwa berdasarkan pengamatan langit, mencerminkan hubungan erat antara ilmu pengetahuan, agama, dan politik di zaman kuno.
BACA JUGA - Pesona Kecantikan Ken Dedes, Wanita Istimewa Ibu Para Raja Jawa
Tablet tanah liat yang baru diterjemahkan oleh arkeolog Andrew George dan Junko Taniguchi ini menunjukkan bahwa mereka memiliki sistem yang sangat kompleks dan terstruktur untuk meramalkan peristiwa penting berdasarkan pengamatan astronomi.
Seperti dilansir dari Scient Alert, dalam kebudayaan Babilonia, ramalan dan astrologi bukan hanya aspek spiritual, tetapi juga berfungsi sebagai alat politik dan sosial yang krusial.
Mereka percaya bahwa peristiwa di langit memiliki dampak langsung pada nasib kerajaan dan individu. Misalnya, ramalan yang menyebutkan bahwa "ketika Bulan sepenuhnya terbenam dalam bayangan Bumi, seorang raja akan meninggal" menunjukkan betapa pentingnya fenomena langit untuk prediksi masa depan dan stabilitas politik.
Para penasihat raja, yang terlatih dalam astrologi, memantau dan menganalisis berbagai tanda langit untuk melindungi dan memberikan nasihat kepada penguasa mereka.
Jika prediksi menunjukkan ancaman atau malapetaka, tindakan seperti pengorbanan hewan atau ritual khusus dilakukan untuk meredakan dampak buruk dan mengatur perilaku raja agar sejalan dengan kehendak para dewa.
Dengan 61 pertanda gerhana bulan yang terdaftar di tablet-tablet ini, dapat dilihat bahwa para astrolog Babilonia memiliki pemahaman yang mendalam dan sistematis tentang fenomena astronomi, serta bagaimana fenomena tersebut dapat memengaruhi kehidupan di bumi.
Tablet-tablet ini juga memperlihatkan betapa seriusnya mereka dalam meramalkan dan mempersiapkan peristiwa berdasarkan pengamatan langit, mencerminkan hubungan erat antara ilmu pengetahuan, agama, dan politik di zaman kuno.
(wbs)