Deretan Burung Kicau yang Dulunya Eksis Kini Terancam Punah dan Dilindungi

JAKARTA - Burung merupakan hewan unggas yang cukup populer di kalangan masyarakat. Saat ini sudah banyak berbagai jenis burung kicau dengan suara merdu yang makin digemari masyarakat karena memiliki suara kicauan yang indah, mulai dari burung jenis kenari, lovebird, hingga burung cucakrawa.

Masing-masing burung kicau ini memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lain. Namun, ada spesies burung kicau tertentu yang dilindungi karena sudah mulai langka dan bahkan ada yang terancam punah. Pemerintah telah memberlakukan undang-undang yang dapat menjerat siapa saja yang menangkap hewan yang dilindungi tersebut.



Berikut deretan burung kicau yang pernah eksis, namun kini terancam punah dan dilindungi.

1. Burung Cucak Hijau

Burung cucak hijau atau yang dikenal dengan cica daun besar merupakan salah satu jenis burung yang memiliki kicauan yang unik dan dulu sering diikutkan dalam perlombaan burung. Namun, karena keberadaannya kini terancam punah, cucak hijau telah ditetapkan sebagai satwa yang dilindungi berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 20 Tahun 2018. Perburuan liar jadi salah satu penyebab utama populasi cucak hijau di taman nasional semakin berkurang.

Di kalangan penggemar burung berkicau, cucak termasuk salah satu yang banyak dipelihara karena berharga mahal. Burung cucak hijau memiliki warna bulu yang unik dengan area badan berwarna hijau, dan area wajah yang hitam cerah. Cucak hijau banyak ditemukan di puncak-puncak pohon tinggi di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali.

Cara merawat burung satu ini cukup mudah, yaitu selalu membersihkan kandang, memberi pakan berkualitas, dan melakukan pemasteran dengan suara burung kicau lain untuk menjaga kualitas kicauan.

2. Burung Beo


Burung yang bisa menirukan suara manusia satu ini juga terancam punah karena hilangnya habitat dari pertanian dan penebangan. Menurut IUCN, diperkirakan sekitar 52 jenis burung beo masuk dalam kategori terancam punah. Persebaran burung ini dapat ditemukan di daratan Sri Lanka, Himalaya, Filipina, India, Jawa, hingga Kepulauan Sunda Kecil.

Burung dengan keunikan dalam menirukan suara manusia ini sangat populer di kalangan pecinta burung. Terdapat beberapa faktor yang membuat burung beo pintar menirukan suara manusia. Di antaranya karena burung beo memiliki struktur otak yang unik, memiliki jaringan cincin luar otak sebagai pengolah vokal, dan memiliki organ syrinx mirip manusia.

Tips merawat burung beo bagi para pecinta burung adalah dengan memberikan air segar sehari sekali, memberi makan dua kali sehari, dan sering mengajak komunikasi burung beo untuk menjaga kualitas suara kicauan.

3. Burung Poksay

Burung poksay merupakan burung yang sangat populer di era 90-an. Tak sedikit yang menyukai burung ini karena keunggulan kicaunya yang banyak memiliki variasi dan sangat merdu. Burung poksay dapat ditemukan di Kamboja, China, Laos, Myanmar, Thailand, dan Vietnam.

Namun, burung ini juga dapat ditemukan di hutan Sumatera dan Kalimantan. Populasi burung poksay saat ini terancam punah akibat berbagai aktivitas manusia, seperti perburuan, penebangan hutan, serta penangkapan ilegal. Bahkan International Union for Conservation of Nature (IUCN) sempat memasukkan satwa ini ke dalam daftar hewan yang terancam punah, hingga akhirnya kembali masuk ke dalam daftar ‘aman’ atau Least Concern (LC).

Para pehobi burung dapat melakukan beberapa cara untuk merawat burung satu ini, yaitu selalu membersihkan kandang, pemasteran burung, perhatikan asupan makanan dan minuman, serta rajin menjemur dan memandikan burung.

4. Burung Cucakrawa

Burung cucakrawa merupakan salah satu jenis burung kicau yang dapat dijumpai di beberapa negara Asia, salah satunya adalah Indonesia. Kicauan burung satu ini memiliki suara yang sangat merdu dan populer di kalangan pecinta burung.

Kini, status burung cucakrawa terancam punah oleh IUCN. Kepunahannya disebabkan oleh perburuan tak berbatas yang dilakukan untuk tujuan ekonomi. Selain itu, ditambah pula dengan laju kerusakan hutan dataran rendah dan hutan rawa yang menyebabkan keberadaan burung ini semakin terancam. Di Sumatera sendiri jumlah cucakrawa telah sangat terbatas di hutan-hutan terpencil.

5. Burung Anis Kembang

Anis Kembang merupakan jenis burung kicau yang cukup pintar menirukan suara burung lain dengan suara yang merdu. Burung ini begitu populer sejak sekitar akhir 1990 hingga awal 2000. Anis Kembang termasuk burung berukuran kecil sekitar 16 sampai 18 cm, dengan bulu berwarna hitam, putih, dan cokelat terang.

Burung Anis Kembang tersebar di daerah Nusa Tenggara, Sunda Besar, Malaysia dan Filipina. Kini, jumlahnya di alam pada daerah-daerah tersebut kian berkurang. Penurunan populasi terjadi karena adanya perburuan burung sejak awal 1995 di wilayah Nusa Tenggara. Menurut catatan BirdLife Indonesia, burung anis kembang masih mudah dijumpai di daerah Flores dan Kalimantan.



6. Burung Srigunting

Daerah penyebaran burung Srigunting ini mulai dari benua Asia, Afrika dan juga benua Australia. Burung berukuran kecil ini merupakan salah satu burung kicau yang sangat populer di Indonesia.
Daya tariknya terletak pada kemampuan menirukan suara jenis burung lain. Penamaan srigunting sendiri diambil karena bentuk dari ekornya bercabang yang mirip seperti gunting. Makanan burung srigunting adalah serangga, buah-buahan, nektar bunga yang diisapnya.

Kini, keberadaan burung srigunting sudah semakin sulit ditemukan karena perburuan atau migrasi ke tempat lain. Karena itu, perlu upaya pemerintah dan masyarakat terutama pecinta burung untuk melestarikan burung tersebut dengan cara membudidayakannya.

7. Burung Kepodang

Burung Kepodang dikenal sebagai burung kicau yang mempunyai bulu yang indah dan selalu tampil cantik, rapi, dan bersih, termasuk dalam membuat sarang. Burung bersuara merdu ini berasal dari daratan China dan penyebarannya mulai dari India, Asia Tenggara, kepulauan Filipina, serta Indonesia yang meliputi Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara.

Kini, status burung satu ini terancam punah akibat perburuan liar di tengah masyarakat. Untuk melindungi populasi burung berwarna kuning ini, pemerintah Jawa Tengah berupaya dalam konservasi dengan mendorong kegiatan penangkaran. Burung kepodang ditetapkan sebagai maskot Jawa Tengah.

Burung ini memiliki karakteristik yang menarik sehingga pemerintah Jawa Tengah menjadikannya sebagai maskot.