Komet Alien Raksasa Terpantau Melesat ke Arah Matahari, Berbentuk Bola Es Selebar 6 Km
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Sebuah komet alien sangat besar yang disebut 96P/Machholz 1 melesat langsung ke arah matahari . Pesawat ruang angkasa Solar and Heliospheric Observatory (SOHO) milik Badan Antariksa Eropa (ESA) terus memantau pergerakan komet berbentuk bola es selebar 6 kilometer (Km).
Saat melesat menuju matahari di dalam orbit Merkurius, komet alien itu meninggalkan jejak es di belakangnya. Ekor komet terdiri dari gas yang menetes di belakang gumpalan es dan gas yang membeku saat dipanaskan oleh radiasi matahari.
“96P adalah komet yang sangat atipikal, baik dalam komposisi maupun perilakunya, jadi kita tidak pernah tahu persis apa yang mungkin kita lihat,” kata Karl Battams, ahli astrofisika di Naval Research Lab di Washington DC, kepada spaceweather dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Selasa (31/1/2023).
Analisis materi yang ditumpahkan dari 50 komet pada tahun 2008 menyebutkan bahwa komet 96P/Machholz 1 rendah karbon dan mengandung kurang dari 1,5% sianogen kimiawi. Sekarang, aktivitas pergerakan ke arah matahari diharapkan mengungkapkan lebih banyak lagi rahasianya.
Apalagi sebagian besar komet yang jatuh ke arah matahari cenderung memiliki ukuran lebih kecil kurang dari 10 meter dan terbakar saat mendekati pusat tata surya kita. “Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan ilmu yang indah dari ini (Komet 96P/Machholz 1) dan membagikan dengan semua orang secepat mungkin,” beber Battams.
Sedangkan komet Machholz 1 yang berukuran raksasa, lebih dari dua pertiga ketinggian Gunung Everest, tampaknya melindunginya dari penguapan total. SOHO telah melihat komet tersebut membuat lima lintasan jarak dekat mengelilingi matahari sejak penemuannya.
Jarak terdekat interloper es ke matahari terjadi pada hari Selasa 31 Januari 2023 ketika pada jarak tiga kali lebih dekat dari Merkurius. Komet itu mungkin menemukan dirinya berada di orbitnya yang aneh setelah terlontar dari tata surya aslinya oleh gravitasi planet raksasa.
Kemudian, setelah cukup lama mengembara di kosmos, pertemuan yang tidak disengaja dengan Jupiter dapat membelokkan lintasannya untuk menjeratnya di sekitar matahari. Teori-teori lain juga menunjukkan bahwa komet itu mungkin bukan alien, tetapi mungkin telah terbentuk di wilayah tata surya yang kurang dipahami atau sianogennya meledak ketika dalam perjalanan berulang mengelilingi matahari.
SOHO telah melihat lebih dari 3.000 komet sejak peluncurannya pada Desember 1995, meskipun misi utama pesawat luar angkasa tersebut adalah mengamati matahari. Khususnya untuk melihat letusan dahsyat yang disebut coronal mass ejections, atau semburan matahari yang dapat menyebabkan badai geomagnetik di Bumi.
Saat melesat menuju matahari di dalam orbit Merkurius, komet alien itu meninggalkan jejak es di belakangnya. Ekor komet terdiri dari gas yang menetes di belakang gumpalan es dan gas yang membeku saat dipanaskan oleh radiasi matahari.
“96P adalah komet yang sangat atipikal, baik dalam komposisi maupun perilakunya, jadi kita tidak pernah tahu persis apa yang mungkin kita lihat,” kata Karl Battams, ahli astrofisika di Naval Research Lab di Washington DC, kepada spaceweather dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Selasa (31/1/2023).
Analisis materi yang ditumpahkan dari 50 komet pada tahun 2008 menyebutkan bahwa komet 96P/Machholz 1 rendah karbon dan mengandung kurang dari 1,5% sianogen kimiawi. Sekarang, aktivitas pergerakan ke arah matahari diharapkan mengungkapkan lebih banyak lagi rahasianya.
Apalagi sebagian besar komet yang jatuh ke arah matahari cenderung memiliki ukuran lebih kecil kurang dari 10 meter dan terbakar saat mendekati pusat tata surya kita. “Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan ilmu yang indah dari ini (Komet 96P/Machholz 1) dan membagikan dengan semua orang secepat mungkin,” beber Battams.
Sedangkan komet Machholz 1 yang berukuran raksasa, lebih dari dua pertiga ketinggian Gunung Everest, tampaknya melindunginya dari penguapan total. SOHO telah melihat komet tersebut membuat lima lintasan jarak dekat mengelilingi matahari sejak penemuannya.
Jarak terdekat interloper es ke matahari terjadi pada hari Selasa 31 Januari 2023 ketika pada jarak tiga kali lebih dekat dari Merkurius. Komet itu mungkin menemukan dirinya berada di orbitnya yang aneh setelah terlontar dari tata surya aslinya oleh gravitasi planet raksasa.
Kemudian, setelah cukup lama mengembara di kosmos, pertemuan yang tidak disengaja dengan Jupiter dapat membelokkan lintasannya untuk menjeratnya di sekitar matahari. Teori-teori lain juga menunjukkan bahwa komet itu mungkin bukan alien, tetapi mungkin telah terbentuk di wilayah tata surya yang kurang dipahami atau sianogennya meledak ketika dalam perjalanan berulang mengelilingi matahari.
SOHO telah melihat lebih dari 3.000 komet sejak peluncurannya pada Desember 1995, meskipun misi utama pesawat luar angkasa tersebut adalah mengamati matahari. Khususnya untuk melihat letusan dahsyat yang disebut coronal mass ejections, atau semburan matahari yang dapat menyebabkan badai geomagnetik di Bumi.
(wib)