Senjata Laser Ini Bisa Digunakan Ukraina Hadapi Serangan Drone Rusia
loading...
A
A
A
KIEV - Perang Rusia dan Ukraina yang akan menginjak 1 tahun, hal membuat banyak ribuan amunisi terbuang di medan perang. Namun jika ditelusuri baik Rusia dan Amerika Serikat keduanya mempunyai senjata laser.
Sistem senjata laser atau The Laser Weapon System (LaWS) mulai digunakan Angkatan Darat Amerika Serikat pada 2022, untuk sistem pertahanan terhadap pesawat tak berawak atau unmanned aircraft systems (UAS).
Raytheon Intelligence & Space (RI&S), perusahaan kontraktor pertahanan, mengintegrasikan laser energi tinggi kelas 50 KW pada kendaraan tempur Stryker.
“Laser 50 KW dapat membuat lubang di drone dalam sekejap dan membelokkan mortar dalam hitungan detik,” keterangan pers perusahaan interestingengineering.
Pada kendaraan tempur Stryker, sistem laser energi tinggi kelas 50 KW diintegrasikan dengan pengarah sinar, akuisisi target, sistem pelacakan menggunakan input elektro-optik dan inframerah, serta radar multi-misi Ku720.
Ini didukung baterai berkapasitas tinggi yang diisi oleh mesin diesel Stryker, sehingga tetap berfungsi selama kendaraan memiliki bahan bakar.
Jadi sistem senjata laser berukuran sedang ini akan mampu menyerang semua jenis target udara secara diam-diam tanpa perlu memuat ulang energi. Sistem senjata laser menarik banyak minat karena kemampuannya melawan spektrum ancaman yang luas mulai dari drone hingga artileri, mortir, dan roket, dengan amunisi berbiaya rendah.
"Kami tidak hanya membuat instrumen laser untuk eksperimen dan penelitian, tetapi kami membangun senjata laser yang kuat dan terintegrasi dengan baik pada kendaraan tempur Stryker untuk dioperasikan oleh tentara. Kami membuat prototipe tempur, Angkatan Darat AS akan menerima empat sistem seperti itu di tahun depan,” kata Justin Martin, chief engineer untuk High-Energy Lasers di RI&S.
Sebagai ilustrasi saja, laser berkekuatan 50 KW atau 50.000 watt setara dengan panas yang dihasilkan 200 setrika listrik yang dihidupkan secara bersamaan. Ilmuwan dari Rheinmetall Jerman menyebutkan dengan kekuatan panas seperti itu, laser mampu memotong dan membakar besi atau melelehkan baja setebal 15 mm hanya dalam waktu 5-15 detik.
Angkatan Darat AS juga telah mengontrak General Atomics Electromagnetic Systems untuk membuat sistem senjata laser energi tinggi kelas 300-kW yang terbesar juga. Namun, belum ada keterangan detail soal tersebut.
Sistem senjata laser atau The Laser Weapon System (LaWS) mulai digunakan Angkatan Darat Amerika Serikat pada 2022, untuk sistem pertahanan terhadap pesawat tak berawak atau unmanned aircraft systems (UAS).
Raytheon Intelligence & Space (RI&S), perusahaan kontraktor pertahanan, mengintegrasikan laser energi tinggi kelas 50 KW pada kendaraan tempur Stryker.
“Laser 50 KW dapat membuat lubang di drone dalam sekejap dan membelokkan mortar dalam hitungan detik,” keterangan pers perusahaan interestingengineering.
Pada kendaraan tempur Stryker, sistem laser energi tinggi kelas 50 KW diintegrasikan dengan pengarah sinar, akuisisi target, sistem pelacakan menggunakan input elektro-optik dan inframerah, serta radar multi-misi Ku720.
Ini didukung baterai berkapasitas tinggi yang diisi oleh mesin diesel Stryker, sehingga tetap berfungsi selama kendaraan memiliki bahan bakar.
Jadi sistem senjata laser berukuran sedang ini akan mampu menyerang semua jenis target udara secara diam-diam tanpa perlu memuat ulang energi. Sistem senjata laser menarik banyak minat karena kemampuannya melawan spektrum ancaman yang luas mulai dari drone hingga artileri, mortir, dan roket, dengan amunisi berbiaya rendah.
"Kami tidak hanya membuat instrumen laser untuk eksperimen dan penelitian, tetapi kami membangun senjata laser yang kuat dan terintegrasi dengan baik pada kendaraan tempur Stryker untuk dioperasikan oleh tentara. Kami membuat prototipe tempur, Angkatan Darat AS akan menerima empat sistem seperti itu di tahun depan,” kata Justin Martin, chief engineer untuk High-Energy Lasers di RI&S.
Sebagai ilustrasi saja, laser berkekuatan 50 KW atau 50.000 watt setara dengan panas yang dihasilkan 200 setrika listrik yang dihidupkan secara bersamaan. Ilmuwan dari Rheinmetall Jerman menyebutkan dengan kekuatan panas seperti itu, laser mampu memotong dan membakar besi atau melelehkan baja setebal 15 mm hanya dalam waktu 5-15 detik.
Angkatan Darat AS juga telah mengontrak General Atomics Electromagnetic Systems untuk membuat sistem senjata laser energi tinggi kelas 300-kW yang terbesar juga. Namun, belum ada keterangan detail soal tersebut.
(wbs)