Fosil Otak Tertua Berusia 319 Juta Tahun, Ditemukan Tak Sengaja dari Ikan Purba
loading...
A
A
A
MICHIGAN - Fosil otak tertua berusia 319 juta tahun ditemukan tak sengaja dari fosil Ikan muara prasejarah. Ahli paleontologi dari University of Michigan Matt Friedman mengatakan, ini adalah otak tertua dari semua vertebrata (hewan bertulang belakang).
Biasanya, satu-satunya jejak kehidupan purba yang tersisa berasal dari bagian tubuh hewan yang keras sehingga lebih mudah diawetkan, seperti tulang. Namun dalam kasus ini, mineral padat, merembes ke dalam dan menggantikan jaringan yang kemungkinan besar terawetkan lebih lama di lingkungan rendah oksigen.
Kondisi ini memungkinkan dilakukan pemindaian untuk mendapat gambaran saraf kranial dan detail jaringan lunak ikan kecil ini yang disebut Coccocephalus wildi. Matt Friedman terkejut saat menemukan fosil otak ikan berusia 319 juta tahun yang sangat mendetail saat menguji pemindaian mikro-CT untuk proyek yang lebih luas.
“Jadi, saya memperbesar bagian tengkorak itu untuk membuat pemindaian kedua dengan resolusi lebih tinggi, dan sangat jelas. Otak Coccocephalus terlipat ke dalam dan memiliki semua fitur lengkap,” kata Friedman dikutip dari laman Science Alert, Senin (6/2/2023).
Spesimen purba ini adalah satu-satunya dari jenisnya. Meskipun telah berada di tangan para peneliti sejak pertama kali dijelaskan pada tahun 1925, fitur ini tetap tersembunyi karena para ilmuwan tidak akan mengambil risiko menggunakan metode investigasi yang invasif.
Fosil ini merupakan dari ikan muara prasejarah yang kemungkinan berburu serangga, krustasea kecil, dan cephalopoda. Ikan ini bergerak mengejar mangsa dengan sirip yang ditopang batang bertulang yang disebut pari.
Ikan bersirip pari, subkelas Actinopterygii, merupakan lebih dari separuh hewan bertulang belakang yang masih hidup saat ini. Termasuk tuna, kuda laut, dan 96 persen dari semua spesies ikan.
Kelompok ini terpisah dari ikan bersirip cuping. Coccocephalus wildi kemudian menempuh jalur evolusinya sendiri dari kelompok ikan yang masih hidup hingga saat ini sekitar puluhan juta tahun yang lalu.
“Analisis menempatkan takson ini di luar kelompok yang berisi semua spesies ikan bersirip pari hidup. Detail struktur otak di Coccocephalus memiliki implikasi untuk interpretasi morfologi saraf selama tahap evolusi awal dari garis keturunan vertebrata utama,” tulis ahli paleontologi Universitas Michigan Rodrigo Figueroa.
Beberapa fitur otak akan hilang karena pembusukan dan proses pengawetan, tetapi tim masih bisa melihat detail morfologis tertentu. Otak depan ikan prasejarah ini membentuk lipatan ke dalam yang dikenal dengan evaginasi.
“Kesimpulan penting adalah bahwa jenis bagian lunak ini dapat diawetkan, dan mungkin diawetkan dalam fosil yang telah kita miliki sejak lama. Ini adalah fosil yang telah dikenal selama lebih dari 100 tahun,” kata Friedman.
Biasanya, satu-satunya jejak kehidupan purba yang tersisa berasal dari bagian tubuh hewan yang keras sehingga lebih mudah diawetkan, seperti tulang. Namun dalam kasus ini, mineral padat, merembes ke dalam dan menggantikan jaringan yang kemungkinan besar terawetkan lebih lama di lingkungan rendah oksigen.
Kondisi ini memungkinkan dilakukan pemindaian untuk mendapat gambaran saraf kranial dan detail jaringan lunak ikan kecil ini yang disebut Coccocephalus wildi. Matt Friedman terkejut saat menemukan fosil otak ikan berusia 319 juta tahun yang sangat mendetail saat menguji pemindaian mikro-CT untuk proyek yang lebih luas.
“Jadi, saya memperbesar bagian tengkorak itu untuk membuat pemindaian kedua dengan resolusi lebih tinggi, dan sangat jelas. Otak Coccocephalus terlipat ke dalam dan memiliki semua fitur lengkap,” kata Friedman dikutip dari laman Science Alert, Senin (6/2/2023).
Spesimen purba ini adalah satu-satunya dari jenisnya. Meskipun telah berada di tangan para peneliti sejak pertama kali dijelaskan pada tahun 1925, fitur ini tetap tersembunyi karena para ilmuwan tidak akan mengambil risiko menggunakan metode investigasi yang invasif.
Fosil ini merupakan dari ikan muara prasejarah yang kemungkinan berburu serangga, krustasea kecil, dan cephalopoda. Ikan ini bergerak mengejar mangsa dengan sirip yang ditopang batang bertulang yang disebut pari.
Ikan bersirip pari, subkelas Actinopterygii, merupakan lebih dari separuh hewan bertulang belakang yang masih hidup saat ini. Termasuk tuna, kuda laut, dan 96 persen dari semua spesies ikan.
Kelompok ini terpisah dari ikan bersirip cuping. Coccocephalus wildi kemudian menempuh jalur evolusinya sendiri dari kelompok ikan yang masih hidup hingga saat ini sekitar puluhan juta tahun yang lalu.
“Analisis menempatkan takson ini di luar kelompok yang berisi semua spesies ikan bersirip pari hidup. Detail struktur otak di Coccocephalus memiliki implikasi untuk interpretasi morfologi saraf selama tahap evolusi awal dari garis keturunan vertebrata utama,” tulis ahli paleontologi Universitas Michigan Rodrigo Figueroa.
Beberapa fitur otak akan hilang karena pembusukan dan proses pengawetan, tetapi tim masih bisa melihat detail morfologis tertentu. Otak depan ikan prasejarah ini membentuk lipatan ke dalam yang dikenal dengan evaginasi.
“Kesimpulan penting adalah bahwa jenis bagian lunak ini dapat diawetkan, dan mungkin diawetkan dalam fosil yang telah kita miliki sejak lama. Ini adalah fosil yang telah dikenal selama lebih dari 100 tahun,” kata Friedman.
(wib)