Berburu Harta Karun dari Luar Angkasa, Ilmuwan Gunakan Kecerdasan Buatan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) kini memiliki tugas baru yakni menemukan harta karun dari luar angkasa yang jatuh di bumi. Cara itu bahkan sudah dipraktikkan oleh sekelompok ilmuwan dari Field Museum University, Chicago, Amerika Serikat ketika menemukan meteorit besar di Antartika beberapa pekan lalu.
Tidak tanggung-tanggung saat itu mereka berhasil menemukan lima meteorit yang telah terperangkap di lapisan es Antartika selama puluhan ribu tahun. Salah satu temuan yang paling istimewa adalah meteorit monster berukuran nyaris delapan kilogram atau sebesar buah melon.
Diketahui Antartika , yang di dalamnya termasuk Kutub Selatan, merupakan wilayah yang paling ideal untuk menemukan meteorit. Hanya saja kebanyakan meteorit yang ditemukan berukuran sangat kecil.
Beda dengan meteorit yang ditemukan ilmuwan Field Museum University karena ukurannya sangat besar. Apalagi mereka menemukannya dalam kondisi lapisan es yang sangat dalam.
"Menemukan meteorit sebesar ini sangat jarang dan benar-benar menyenangkan. Mempelajari meteorit bisa memnuat kita lebih mengerti tempat kita dalam alam semesta. Semakin besar meteorit, semaki mudah kita memahami tata surya kita," jelas Maria Valdes dari Field Museum University.
Penemuan meteorit monster itu justru dimungkinkan karena adanya penggunaan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Teknologi AI itu membuat mereka bisa memetakan wilayah dengan cermat.
Di masa lalu, para peneliti harus dengan susah payah menjelajahi lapisan es untuk mencari objek yang mungkin terlihat. Beda dengan yang dilakukan oleh Maria Valdes dan rekan-rekannya.
Baca juga :
Tidak tanggung-tanggung saat itu mereka berhasil menemukan lima meteorit yang telah terperangkap di lapisan es Antartika selama puluhan ribu tahun. Salah satu temuan yang paling istimewa adalah meteorit monster berukuran nyaris delapan kilogram atau sebesar buah melon.
Diketahui Antartika , yang di dalamnya termasuk Kutub Selatan, merupakan wilayah yang paling ideal untuk menemukan meteorit. Hanya saja kebanyakan meteorit yang ditemukan berukuran sangat kecil.
Beda dengan meteorit yang ditemukan ilmuwan Field Museum University karena ukurannya sangat besar. Apalagi mereka menemukannya dalam kondisi lapisan es yang sangat dalam.
"Menemukan meteorit sebesar ini sangat jarang dan benar-benar menyenangkan. Mempelajari meteorit bisa memnuat kita lebih mengerti tempat kita dalam alam semesta. Semakin besar meteorit, semaki mudah kita memahami tata surya kita," jelas Maria Valdes dari Field Museum University.
Penemuan meteorit monster itu justru dimungkinkan karena adanya penggunaan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Teknologi AI itu membuat mereka bisa memetakan wilayah dengan cermat.
Di masa lalu, para peneliti harus dengan susah payah menjelajahi lapisan es untuk mencari objek yang mungkin terlihat. Beda dengan yang dilakukan oleh Maria Valdes dan rekan-rekannya.
Baca juga :