Gunakan Teknologi Canggih, AS Cari Sisa-sisa Pecahan Balon Mata-mata China
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) dilaporkan masih mencari sisa-sisa balon mata-mata China yang ditembak jatuh di perairan South Carolina Sabtu lalu.
Dilaporkan oleh Channel News Asia, Komandan Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara dan Komando Utara AS, Jenderal Glen VanHerck, mengatakan bahwa Angkatan Laut AS sekarang bekerja untuk memulihkan puing-puing balon dan muatannya sementara penjaga pantai menyediakan fasilitas keamanan untuk menyukseskan operasi.
Misi pencarian, bagaimanapun, akan memberi AS gambaran tentang kemampuan mata-mata China meskipun pejabat AS terus meremehkan dampak balon tersebut terhadap keamanan nasional.
Sabtu lalu, sebuah jet tempur Angkatan Udara AS menembak jatuh balon di lepas pantai South Carolina, seminggu setelah pertama kali memasuki wilayah udara AS di dekat Alaska.
VanHerck mengatakan insiden itu terjadi di perairan teritorial AS.
Namun China keberatan dengan tindakan yang dinilai berlebihan itu.
Analis politik mengatakan setiap tanggapan oleh Beijing dapat mempertimbangkan konsekuensi dari menghindari hubungan yang memburuk.
Anggota parlemen dari Partai Republik kemarin mengkritik Presiden AS Joe Biden karena menunggu beberapa hari untuk menembak jatuh balon yang sedang mengambang di wilayah udara AS.
Mereka mengklaim AS menunjukkan kelemahan terhadap China.
Tom Cotton dari Partai Republik, yang juga anggota Komite Angkatan Bersenjata Senat, mengatakan menurutnya penolakan presiden untuk mengambil tindakan apa pun karena dia tidak ingin dilihat sebagai provokatif atau konfrontatif terhadap komunis China.
Mantan Presiden AS Donald Trump dan mantan direktur intelijen nasionalnya, John Ratcliffe, membantah penilaian Menteri Pertahanan Lloyd Austin bahwa balon serupa melintasi wilayah udara AS selama masa kepresidenannya.
"China terlalu menghormati Trump dan itu tidak pernah terjadi," tulis Trump di situs sosial, Truth Social.
Namun, perwakilan Republik Michael Waltz mendukung pandangan Austin dan mengatakan kepada Washington Post bahwa Pentagon telah memberi tahu Kongres bahwa balon China telah terlihat di dekat AS beberapa kali selama pemerintahan Trump.
Dilaporkan oleh Channel News Asia, Komandan Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara dan Komando Utara AS, Jenderal Glen VanHerck, mengatakan bahwa Angkatan Laut AS sekarang bekerja untuk memulihkan puing-puing balon dan muatannya sementara penjaga pantai menyediakan fasilitas keamanan untuk menyukseskan operasi.
Misi pencarian, bagaimanapun, akan memberi AS gambaran tentang kemampuan mata-mata China meskipun pejabat AS terus meremehkan dampak balon tersebut terhadap keamanan nasional.
Sabtu lalu, sebuah jet tempur Angkatan Udara AS menembak jatuh balon di lepas pantai South Carolina, seminggu setelah pertama kali memasuki wilayah udara AS di dekat Alaska.
VanHerck mengatakan insiden itu terjadi di perairan teritorial AS.
Namun China keberatan dengan tindakan yang dinilai berlebihan itu.
Analis politik mengatakan setiap tanggapan oleh Beijing dapat mempertimbangkan konsekuensi dari menghindari hubungan yang memburuk.
Anggota parlemen dari Partai Republik kemarin mengkritik Presiden AS Joe Biden karena menunggu beberapa hari untuk menembak jatuh balon yang sedang mengambang di wilayah udara AS.
Mereka mengklaim AS menunjukkan kelemahan terhadap China.
Tom Cotton dari Partai Republik, yang juga anggota Komite Angkatan Bersenjata Senat, mengatakan menurutnya penolakan presiden untuk mengambil tindakan apa pun karena dia tidak ingin dilihat sebagai provokatif atau konfrontatif terhadap komunis China.
Mantan Presiden AS Donald Trump dan mantan direktur intelijen nasionalnya, John Ratcliffe, membantah penilaian Menteri Pertahanan Lloyd Austin bahwa balon serupa melintasi wilayah udara AS selama masa kepresidenannya.
"China terlalu menghormati Trump dan itu tidak pernah terjadi," tulis Trump di situs sosial, Truth Social.
Namun, perwakilan Republik Michael Waltz mendukung pandangan Austin dan mengatakan kepada Washington Post bahwa Pentagon telah memberi tahu Kongres bahwa balon China telah terlihat di dekat AS beberapa kali selama pemerintahan Trump.
(wbs)