Tersembunyi di Balik Cahaya Matahari, Sejumlah Asteroid Bakal Tabrak Bumi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekelompok ilmuwan mengingatkan akan bahaya asteroid yang tersembunyi cahaya matahari. Potensi tabrakan yang terjadi dari asteroid itu diyakini bakal membahayakan bumi.
Pasalnya keberadaan asteroid dalam jumlah besar itu sama sekali tidak terdeteksi karena bersembunyi bersama cahaya matahari. Kondisi itu mirip dengan peristiwa meteor Chelyabinsk yang terjadi pada Februari 2013.
Saat itu meteor Chelyabinks tiba-tibsa aja menghantam wilayah barat Rusia. Hasilnya sebuah gelombang kejut setara 35 bom atom Hiroshima yang terjadi pada Agustus 1945. Saat itu dilaporkan sebanyak 1.600 orang terluka akibat terjangan gelombang kejut tersebut.
Lalu mengapa meteor selebar 60 meter itu tidak bisa dideteksi? Para ilmuwan meyakini hal itu terjadi karena meteor tersebut tidak terlihat karena silau matahari.
Kabar buruknya, kondisi itu tidak hanya terjadi pada meteor Chelyabinsk saja. Para ilmuwan meyakini masih banyak lagi batuan luar angkasa yang tidak terdeteksi karena tersembunyi silau matahari.
"Diperkirakan asteroid seukuran meteor Chelyabinsk aka nmenyerang bumi setiap 50-100 tahun," kata Richard Moissl, Head of Planetary Defence European Space Agency (ESA).
Dia meyakini ribuan korban luka-luka yang diakibatkan meteor Chelyabinsk bisa dihindari jika ada upaya pencegahan yang baik. Diperlukan sistem baru yang bisa mendeteksi keberadaan asteroid-asteroid yang tidak terdeteksi akibat silau matahari.
Richard Moissl mengatakan saat ini ESA akan meluncurkan observatorium orbit NEOMIR (Near Earth Object Mission in the Infra-red) dalam waktu sepuluh tahun ke depan. Observatorium itu akan bertugas mendeteksi dan memantau setiap asteroid yang datang ke bumi dari arah matahari.
Pasalnya keberadaan asteroid dalam jumlah besar itu sama sekali tidak terdeteksi karena bersembunyi bersama cahaya matahari. Kondisi itu mirip dengan peristiwa meteor Chelyabinsk yang terjadi pada Februari 2013.
Saat itu meteor Chelyabinks tiba-tibsa aja menghantam wilayah barat Rusia. Hasilnya sebuah gelombang kejut setara 35 bom atom Hiroshima yang terjadi pada Agustus 1945. Saat itu dilaporkan sebanyak 1.600 orang terluka akibat terjangan gelombang kejut tersebut.
Lalu mengapa meteor selebar 60 meter itu tidak bisa dideteksi? Para ilmuwan meyakini hal itu terjadi karena meteor tersebut tidak terlihat karena silau matahari.
Kabar buruknya, kondisi itu tidak hanya terjadi pada meteor Chelyabinsk saja. Para ilmuwan meyakini masih banyak lagi batuan luar angkasa yang tidak terdeteksi karena tersembunyi silau matahari.
"Diperkirakan asteroid seukuran meteor Chelyabinsk aka nmenyerang bumi setiap 50-100 tahun," kata Richard Moissl, Head of Planetary Defence European Space Agency (ESA).
Dia meyakini ribuan korban luka-luka yang diakibatkan meteor Chelyabinsk bisa dihindari jika ada upaya pencegahan yang baik. Diperlukan sistem baru yang bisa mendeteksi keberadaan asteroid-asteroid yang tidak terdeteksi akibat silau matahari.
Richard Moissl mengatakan saat ini ESA akan meluncurkan observatorium orbit NEOMIR (Near Earth Object Mission in the Infra-red) dalam waktu sepuluh tahun ke depan. Observatorium itu akan bertugas mendeteksi dan memantau setiap asteroid yang datang ke bumi dari arah matahari.