China Luncurkan Sepasang Satelit Misterius untuk Pemetaan Bumi
loading...
A
A
A
BEIJING - China meluncurkan sepasang satelit misterius Tianhui 6 A dan Tianhui 6 B menggunakan roket Long March 4C dari Pusat Peluncuran Satelit Taiyuan di China utara. Kedua satelit itu diperkirakan merupakan satelit kartografi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan observasi dan pemetaan Bumi.
China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC), kontraktor ruang angkasa utama di China, mengumumkan kedua satelit berhasil sampai orbit yang dituju satu jam setelah peluncuran. Skuadron Pertahanan Luar Angkasa ke-18 Angkatan Luar Angkasa AS kemudian melacak dan membuat katalog satelit-satelit tersebut dalam orbit sinkron matahari setinggi 890 kilometer (Km).
“Satelit akan digunakan dalam pemetaan geografis, survei sumber daya lahan, eksperimen ilmiah, dan tugas lainnya,” menurut CAST ke media pemerintah China, dikutip SINDOnews dari laman Space, Selasa (14/3/2023).
Satelit Tianhui diproduksi oleh Dongfanghong Satellite, anak perusahaan dari China Academy of Space Technology (CAST), yang merupakan akademi utama di bawah CASC. Tidak ada perincian muatan atau kemampuan mereka yang dipublikasikan.
Hal ini menunjukkan bahwa misi tersebut diklasifikasikan memiliki beberapa aplikasi terkait militer. Tambalan misi menampilkan lumba-lumba, menunjukkan bahwa satelit mungkin sedang melakukan pemetaan laut.
Shanghai Academy of Spaceflight Technology (SAST), unit utama CASC lainnya, menyediakan roket Long March 4C tiga tahap, sepanjang 145 kaki (44 meter) untuk misi tersebut. China sejauh ini telah meluncurkan delapan misi pada tahun 2023.
Secara keseluruhan, negara itu menargetkan untuk meluncurkan lebih dari 200 pesawat ruang angkasa. Kemampuan China dalam eksplorasi luar angkasa semakin maju dan sejajar dengan Amerika Serikat (AS) dan Rusia.
China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC), kontraktor ruang angkasa utama di China, mengumumkan kedua satelit berhasil sampai orbit yang dituju satu jam setelah peluncuran. Skuadron Pertahanan Luar Angkasa ke-18 Angkatan Luar Angkasa AS kemudian melacak dan membuat katalog satelit-satelit tersebut dalam orbit sinkron matahari setinggi 890 kilometer (Km).
“Satelit akan digunakan dalam pemetaan geografis, survei sumber daya lahan, eksperimen ilmiah, dan tugas lainnya,” menurut CAST ke media pemerintah China, dikutip SINDOnews dari laman Space, Selasa (14/3/2023).
Satelit Tianhui diproduksi oleh Dongfanghong Satellite, anak perusahaan dari China Academy of Space Technology (CAST), yang merupakan akademi utama di bawah CASC. Tidak ada perincian muatan atau kemampuan mereka yang dipublikasikan.
Hal ini menunjukkan bahwa misi tersebut diklasifikasikan memiliki beberapa aplikasi terkait militer. Tambalan misi menampilkan lumba-lumba, menunjukkan bahwa satelit mungkin sedang melakukan pemetaan laut.
Shanghai Academy of Spaceflight Technology (SAST), unit utama CASC lainnya, menyediakan roket Long March 4C tiga tahap, sepanjang 145 kaki (44 meter) untuk misi tersebut. China sejauh ini telah meluncurkan delapan misi pada tahun 2023.
Secara keseluruhan, negara itu menargetkan untuk meluncurkan lebih dari 200 pesawat ruang angkasa. Kemampuan China dalam eksplorasi luar angkasa semakin maju dan sejajar dengan Amerika Serikat (AS) dan Rusia.
(wib)