Hujan Cacing Melanda di China, Penduduk Kegelian Takut Keluar Rumah
loading...
A
A
A
BEIJING - Fenomena alam tak biasa terjadi di Provinsi Liaoning, China. Dalam rekaman videoa menunjukkan kejadian 'hujan cacing'.
Dalam video tersebut nampak sejumlah mobil dipenuhi banyak objek berbentuk seperti cacing yang menempel di seluruh bagian kendaraan warga.
Video tersebut juga memperlihatkan sejumlah warga melindungi diri mereka dengan payung saat melintasi area tersebut.
Seperti dilansir dari New York Post, fenomena itu membuat orang-orang kegelian sampai harus keluar dengan payung untuk melindungi diri dari cacing.
Menurut The Scientific Journal of the Mother Nature Network, fenomena 'hujan cacing' bisa terjadi setelah hujan, di mana jauh dari tempat asalnya, cacing-cacing ini terbawa angin kencang dan jatuh di daerah tersebut.
Jurnal ilmiah tersebut juga menyebut hal serupa pernah terjadi di Edinburgh, Skotlandia pada tahun 2011. Setelah badai menerjang, lusinan cacing yang terperangkap dalam pusaran angin jatuh di lapangan dengan suara gedebuk dan disaksikan oleh seorang guru olahraga bernama David Crichton.
Ada teori yang mengatakan cacing-cacing ini berasal dari bangunan yang telah dikerubungi oleh cacing dan kemudian terbawa angin.
Teori lain mengatakan bahwa cacing-cacing tersebut sebenarnya adalah bunga poplar, sejenis pohon tulip yang bunganya menyerupai cacing.
Fenomena ini dikatakan biasa menjelang musim semi, di mana pohon poplar mulai bermekaran bunganya. Ranting bunganya jatuh dari pohon dan dikira cacing atau ulat oleh orang-orang yang tidak biasa dengan fenomena ini.
Fenomena alam ini disebutkan dalam Complete Weather Resource (1997), terdapat peristiwa alam yang disebut sebagai waterspout tornadic di mana tornado terbentuk di atas daratan dan bergerak di atas air.
Kemudian, saat udara dingin bergerak di atas air yang hangat, udara hangat bisa naik sesuai situasi barometrik lingkungan. Dan pada saat badai petir mengalami arus ke atas yang begitu kuat, hal ini akhirnya turut menarik serangga atau burung ka atmosfer.
Tornado di daratan memang bisa mencapai kecepatan 310 mil per jam, tetapi puting beliung bisa 100 mil per jam. Seperti halnya tornado, puting beliung memiliki pusaran di tengah yang bertekanan rendah dan dikelilingi corong berputar ke atas.
Pusaran yang ada di tengah itu cukup kuat untuk menyedot udara, air, dan benda-benda kecil di sekitarnya. Pada waktu pusaran itu terbuka, pada akhirnya hewan-hewan ini jatuh jauh dari tempat hidupnya, sehingga timbullah fenomena seperti hujan hewan yang entah dari mana.
Seperti disebutkan sebelumnya, walau alasan ini berdasarkan analisis ilmiah , para ilmuwan juga masih skeptis. Pertama, mereka berargumen mengapa hujan hewan tampaknya selalu hanya melibatkan satu spesies, misalnya ikan saja atau katak saja, bukan keduanya.
Kedua, belum ada orang yang betul-betul melihat puting beliung menyedot dan membawa hewan-hewan kecil di udara.
Baca Juga
Dalam video tersebut nampak sejumlah mobil dipenuhi banyak objek berbentuk seperti cacing yang menempel di seluruh bagian kendaraan warga.
Video tersebut juga memperlihatkan sejumlah warga melindungi diri mereka dengan payung saat melintasi area tersebut.
Seperti dilansir dari New York Post, fenomena itu membuat orang-orang kegelian sampai harus keluar dengan payung untuk melindungi diri dari cacing.
Menurut The Scientific Journal of the Mother Nature Network, fenomena 'hujan cacing' bisa terjadi setelah hujan, di mana jauh dari tempat asalnya, cacing-cacing ini terbawa angin kencang dan jatuh di daerah tersebut.
Jurnal ilmiah tersebut juga menyebut hal serupa pernah terjadi di Edinburgh, Skotlandia pada tahun 2011. Setelah badai menerjang, lusinan cacing yang terperangkap dalam pusaran angin jatuh di lapangan dengan suara gedebuk dan disaksikan oleh seorang guru olahraga bernama David Crichton.
Ada teori yang mengatakan cacing-cacing ini berasal dari bangunan yang telah dikerubungi oleh cacing dan kemudian terbawa angin.
Teori lain mengatakan bahwa cacing-cacing tersebut sebenarnya adalah bunga poplar, sejenis pohon tulip yang bunganya menyerupai cacing.
Fenomena ini dikatakan biasa menjelang musim semi, di mana pohon poplar mulai bermekaran bunganya. Ranting bunganya jatuh dari pohon dan dikira cacing atau ulat oleh orang-orang yang tidak biasa dengan fenomena ini.
Fenomena alam ini disebutkan dalam Complete Weather Resource (1997), terdapat peristiwa alam yang disebut sebagai waterspout tornadic di mana tornado terbentuk di atas daratan dan bergerak di atas air.
Kemudian, saat udara dingin bergerak di atas air yang hangat, udara hangat bisa naik sesuai situasi barometrik lingkungan. Dan pada saat badai petir mengalami arus ke atas yang begitu kuat, hal ini akhirnya turut menarik serangga atau burung ka atmosfer.
Tornado di daratan memang bisa mencapai kecepatan 310 mil per jam, tetapi puting beliung bisa 100 mil per jam. Seperti halnya tornado, puting beliung memiliki pusaran di tengah yang bertekanan rendah dan dikelilingi corong berputar ke atas.
Pusaran yang ada di tengah itu cukup kuat untuk menyedot udara, air, dan benda-benda kecil di sekitarnya. Pada waktu pusaran itu terbuka, pada akhirnya hewan-hewan ini jatuh jauh dari tempat hidupnya, sehingga timbullah fenomena seperti hujan hewan yang entah dari mana.
Seperti disebutkan sebelumnya, walau alasan ini berdasarkan analisis ilmiah , para ilmuwan juga masih skeptis. Pertama, mereka berargumen mengapa hujan hewan tampaknya selalu hanya melibatkan satu spesies, misalnya ikan saja atau katak saja, bukan keduanya.
Kedua, belum ada orang yang betul-betul melihat puting beliung menyedot dan membawa hewan-hewan kecil di udara.
(wbs)