Kasus Langka, Ilmuwan Temukan Paus Sirip Besar Alami Skoliosis Parah

Kamis, 16 Maret 2023 - 23:14 WIB
loading...
Kasus Langka, Ilmuwan...
Kasus langka, ikan paus sirip besar seberat 40 ton berenang di lepas pantai Valencia, Spanyol, mengalami skoliosis parah. Foto/Science Alert/Oceonografic Valencia
A A A
VALENCIA - Kasus skoliosis atau gangguan pada tulang belakang pada hewan jarang terjadi. Namun, kasus terbaru ditemukan ikan paus sirip besar seberat 40 ton berenang di lepas pantai Valencia, Spanyol, mengalami skoliosis parah.

Ikan paus sirip besar sepanjang 17 meter mengalami skoliosis parah, sehingga mengubah seluruh anatominya. Menurut Oceanografic Foundation di Valencia dalam postingan di facebook, penyimpangan tajam pada tulang belakang hewan itu mulai di sekitar setengah tubuhnya.

Ahli biologi berharap untuk memasang pelacak pada paus, tetapi kelainan pada tulang punggungnya membuat hal itu tidak mungkin dilakukan. Setelah beberapa jam, paus sirip meninggalkan garis pantai, berenang dengan susah payah.



Dikutip dari laman Science Alert, Kamis (16/3/2023), skoliosis di antara paus jarang terjadi, tetapi jika terjadi, hal itu cenderung menarik perhatian ilmuwan. Pada tahun 2019, seekor paus minke dengan tulang belakang melengkung yang jelas ditemukan secara tragis terdampar di pantai, memungkinkan para peneliti untuk mempelajari dampak anatomi skoliosis pada paus dari dekat.

Temuan mereka menunjukkan dasar mekanis yang sama untuk kasus skoliosis pada manusia dan paus. Namun, satu-satunya spesies yang diketahui dapat mengembangkan skoliosis secara spontan tanpa penyebab yang jelas, yang disebut skoliosis 'idiopatik'.

Anatomi ini mengurangi stabilitas rotasi untuk mendistribusikan berat dengan lebih mudah untuk gerakan bipedal. Ini berarti tulang belakang ikan dapat bengkok relatif mudah tanpa sebab yang jelas.

Anatomi paus, di sisi lain, memberi raksasa laut ini kolom tulang belakang yang tidak terlalu mudah bengkok di bawah tekanan postur dan penggunaan aktivitasnya. Dalam kasus paus sirip dari Valencia, tidak jelas bagaimana tulang punggungnya bisa cacat.



Dengan lalu lintas pengiriman global yang meningkat, kemungkinan pertemuan dengan kapal laut yang kuat menyebabkan tulang belakangnya rusak. Perkiraan menunjukkan hingga 20.000 paus mati akibat tabrakan dengan kapal secara global setiap tahun, dan sebagian besar tabrakan ini melibatkan paus sirip, mamalia terbesar kedua di dunia.
Kasus Langka, Ilmuwan Temukan Paus Sirip Besar Alami Skoliosis Parah


Paus bungkuk adalah korban paling umum berikutnya. Baru tahun lalu, seekor paus bungkuk dengan punggung patah dilacak oleh kamera drone saat berenang dari utara British Columbia ke Hawaii. “Gambar mengerikan dari tubuhnya yang bengkok menggerakkan ilmuwan untuk menolong. Dia mungkin sangat kesakitan namun dia bermigrasi ribuan mil tanpa bisa mendorong dirinya sendiri dengan ekornya,” bunyi siaran pers yang diterbitkan oleh BC Whales di Facebook pada saat itu.

Sementara cedera bisa menjadi penyebabnya, kelainan bawaan semacam ini pada paus tidak diketahui. Pada tahun 2005, misalnya, seekor orca di British Columbia dilaporkan lahir dengan skoliosis, memengaruhi kemampuannya untuk berenang dan berburu.



Kelainan bawaan serupa juga bisa berdampak pada lumba-lumba. Faktanya, lumba-lumba hidung botol dengan skoliosis difilmkan satu dekade lalu berenang bersama paus sperma, seolah-olah dia telah diadopsi.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2574 seconds (0.1#10.140)