Sistem Anti-Drone D4 India, Teknologi untuk Netralisir Serangan Pesawat Tak Berawak
loading...
A
A
A
NEW DELHI - India mengembangkan Sistem Anti-Drone D4 untuk menetralisir serangan pesawat tak berawak atau unmanned aerial vehicle (UAV). Teknologi ini dikembangkan Defense Research and Development Organization (DRDO) untuk mendeteksi dan menghancurkan drone yang menimbulkan ancaman keamanan.
Dikutip dari laman Indiatimes, Senin (20/3/2023), Sistem Anti-Drone D4 kepanjangan dari Drone Detect, Deter and Destroy System. Teknologi ini dikembangkan DRDO dan diproduksi oleh Bharat Electronics Limited (BEL) untuk mendeteksi drone musuh yang mengancam dan menyerang.
“Sistem Anti-Drone D4 dapat mendeteksi dan melakukan jamming mikro-drone pada jarak hingga 3 km. Kemudian menembak target sejauh 1-1,25 km, bergantung pada kekuatan daya senjata laser,” tulis Indiatimes.
Sistem Anti-Drone D4 menggunakan Sistem Satelit Navigasi RF/Global DRDO (GNSS) untuk mendeteksi frekuensi yang digunakan oleh pengontrol dan membuat sinyalnya macet. Sistem Anti-Drone D4 dapat langsung mendeteksi dan mengganggu drone mikro (Soft kill) dan menggunakan mekanisme kill berbasis laser untuk menghentikan target (Hard kill).
“Sistem Anti-Drone D4 memiliki banyak sensor dan dua serangan balik yang berbeda untuk menghancurkan drone nakal. Sistem ini akan mendeteksi serangan dan melumpuhkan drone pada jangkauan lebih dari 4 kilometer,” kata Dr Jillelamudi Manjula, Direktur Jenderal-Sistem Elektronik dan Komunikasi (ECS), DRDO dikutip dari Livemint.
Dr Manjula menginformasikan bahwa sistem drone D-4 mampu menghancurkan drone mikro dengan mengganggu tautan perintah dan kontrol. Selanjutnya merusak perangkat keras drone dengan laser.
“Pencegahan hanya bisa dilakukan dengan deteksi dini, jadi kita perlu memiliki banyak sistem di sekitar area yang rentan. Kita perlu mendeteksi drone lebih awal,” lanjut Dirjen DRDO.
DRDO mengatakan bahwa Sistem Anti-Drone D4 dapat membantu Angkatan Darat dengan cepat mendeteksi dan menghancurkan drone yang menimbulkan ancaman keamanan bagi negara. Teknologi yang dikembangkan pada 2019 ini mampu menghancurkan mikro-drone dengan mengganggu tautan perintah dan kontrol (softkill), selanjutnya merusak perangkat keras drone dengan laser (hardkill).
Dikutip dari laman Indiatimes, Senin (20/3/2023), Sistem Anti-Drone D4 kepanjangan dari Drone Detect, Deter and Destroy System. Teknologi ini dikembangkan DRDO dan diproduksi oleh Bharat Electronics Limited (BEL) untuk mendeteksi drone musuh yang mengancam dan menyerang.
“Sistem Anti-Drone D4 dapat mendeteksi dan melakukan jamming mikro-drone pada jarak hingga 3 km. Kemudian menembak target sejauh 1-1,25 km, bergantung pada kekuatan daya senjata laser,” tulis Indiatimes.
Baca Juga
Sistem Anti-Drone D4 menggunakan Sistem Satelit Navigasi RF/Global DRDO (GNSS) untuk mendeteksi frekuensi yang digunakan oleh pengontrol dan membuat sinyalnya macet. Sistem Anti-Drone D4 dapat langsung mendeteksi dan mengganggu drone mikro (Soft kill) dan menggunakan mekanisme kill berbasis laser untuk menghentikan target (Hard kill).
“Sistem Anti-Drone D4 memiliki banyak sensor dan dua serangan balik yang berbeda untuk menghancurkan drone nakal. Sistem ini akan mendeteksi serangan dan melumpuhkan drone pada jangkauan lebih dari 4 kilometer,” kata Dr Jillelamudi Manjula, Direktur Jenderal-Sistem Elektronik dan Komunikasi (ECS), DRDO dikutip dari Livemint.
Dr Manjula menginformasikan bahwa sistem drone D-4 mampu menghancurkan drone mikro dengan mengganggu tautan perintah dan kontrol. Selanjutnya merusak perangkat keras drone dengan laser.
“Pencegahan hanya bisa dilakukan dengan deteksi dini, jadi kita perlu memiliki banyak sistem di sekitar area yang rentan. Kita perlu mendeteksi drone lebih awal,” lanjut Dirjen DRDO.
Baca Juga
DRDO mengatakan bahwa Sistem Anti-Drone D4 dapat membantu Angkatan Darat dengan cepat mendeteksi dan menghancurkan drone yang menimbulkan ancaman keamanan bagi negara. Teknologi yang dikembangkan pada 2019 ini mampu menghancurkan mikro-drone dengan mengganggu tautan perintah dan kontrol (softkill), selanjutnya merusak perangkat keras drone dengan laser (hardkill).
(wib)