Menolak Mati, Ilmuwan Yakin Kesadaran Manusia Bisa Disimpan di Komputer
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seorang ilmuwan komputer dari Silicon Valley, Amerika Serikat, Dr Pratik Desai yakin bahwa kesadaran manusia bisa disimpan di komputer dengan memanfaatkan kecerdasan buatan dan teknologi yang sudah ada. Dia malah meminta semua orang untuk merekam setiap kegiatan orang-orang yang disayangi agar kemudian bisa diunggah ke komputer .
Dia meyakini apabila data yang berupa rekamanan video dan suara tersebut berhasil dikumpulkan dan diunggah ke dalam komputer, maka ada kemungkinan 100 persen orang-orang yang disayangi itu tidak akan pernah hilang dari kita. Meski pada kenyataannya orang-orang itu sebenarnya sudah meninggal dunia .
"Mulailah merekam semua kegiatan orang tua dan orang-orang yang Anda sayangi. Ada kemungkinan 100 persen mereka akan tetap bersama Anda meski benar-benar telah meninggal. Saya yakin hal ini akan jadi kenyataan di pengujung tahun ini," tulis Dr Pratik Desai lewat akun Twitter resmi miliknya.
Menurut Dr Pratik Desai hal itu didasarkan pada fakta teknologi kecerdasan buatan semakin berkembang pesat. Kemajuan itu nantinya akan mengantarkan manusia ke era emas baru teknologi yang punya banyak keajaiban baru.
Salah satunya adalah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati lewat kompuuter. Tentunya bukan hadir secara fisik lagi namun lewat avatar yang hidup di komputer.
Hal itu yang coba digambarkan Dr Pratik Desai mengenai keajaiban tersebut. Dia mengatakan prosesnya hampir sama dengan yang sudah ada. Mereka tinggal melakukan seperti digitalisasi video, rekaman suara, dokumen, dan foto orang tersebut, kemudian diumpankan ke sistem kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang mempelajari segala hal tentang individu tersebut.
Pengguna kemudian dapat mendesain avatar tertentu yang terlihat dan bertindak seperti kerabat mereka yang masih hidup.
Konsep yang hampir sama sebenarnya sudah dilakukan oleh Live Forever. Bedanya Live Forever tidak merekam seluruh data tersebut ke komputer tapi robot. Lewat robot itu masyarakat bisa melihat lagi semua tingkah laku, ucapan, dan kenangan yang pernah ada dari orang-orang yang mereka sayangi.
Artur Sychov, pendiri Live Forever mengatakan apda Motherboard bahwa teknologi tersebut akan keluar dalam lima tahun ke depan. Tetapi karena kemajuan AI baru-baru ini, dia memperkirakan itu hanya akan terjadi dalam waktu singkat.
"Kami dapat mengambil data ini dan menerapkan AI ke dalamnya dan membuat ulang Anda sebagai avatar di sebidang tanah Anda atau di dalam dunia NFT Anda, dan orang-orang akan dapat datang dan berbicara dengan Anda," kata Artur Sychov kepada Motherboard.
"Kamu akan bertemu orang itu. Dan Anda mungkin selama 10 menit pertama saat berbicara dengan orang itu, Anda tidak akan tahu bahwa itu sebenarnya AI. Itulah tujuannya," ujarnya.
Dia meyakini apabila data yang berupa rekamanan video dan suara tersebut berhasil dikumpulkan dan diunggah ke dalam komputer, maka ada kemungkinan 100 persen orang-orang yang disayangi itu tidak akan pernah hilang dari kita. Meski pada kenyataannya orang-orang itu sebenarnya sudah meninggal dunia .
"Mulailah merekam semua kegiatan orang tua dan orang-orang yang Anda sayangi. Ada kemungkinan 100 persen mereka akan tetap bersama Anda meski benar-benar telah meninggal. Saya yakin hal ini akan jadi kenyataan di pengujung tahun ini," tulis Dr Pratik Desai lewat akun Twitter resmi miliknya.
Menurut Dr Pratik Desai hal itu didasarkan pada fakta teknologi kecerdasan buatan semakin berkembang pesat. Kemajuan itu nantinya akan mengantarkan manusia ke era emas baru teknologi yang punya banyak keajaiban baru.
Salah satunya adalah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati lewat kompuuter. Tentunya bukan hadir secara fisik lagi namun lewat avatar yang hidup di komputer.
Hal itu yang coba digambarkan Dr Pratik Desai mengenai keajaiban tersebut. Dia mengatakan prosesnya hampir sama dengan yang sudah ada. Mereka tinggal melakukan seperti digitalisasi video, rekaman suara, dokumen, dan foto orang tersebut, kemudian diumpankan ke sistem kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang mempelajari segala hal tentang individu tersebut.
Pengguna kemudian dapat mendesain avatar tertentu yang terlihat dan bertindak seperti kerabat mereka yang masih hidup.
Konsep yang hampir sama sebenarnya sudah dilakukan oleh Live Forever. Bedanya Live Forever tidak merekam seluruh data tersebut ke komputer tapi robot. Lewat robot itu masyarakat bisa melihat lagi semua tingkah laku, ucapan, dan kenangan yang pernah ada dari orang-orang yang mereka sayangi.
Artur Sychov, pendiri Live Forever mengatakan apda Motherboard bahwa teknologi tersebut akan keluar dalam lima tahun ke depan. Tetapi karena kemajuan AI baru-baru ini, dia memperkirakan itu hanya akan terjadi dalam waktu singkat.
"Kami dapat mengambil data ini dan menerapkan AI ke dalamnya dan membuat ulang Anda sebagai avatar di sebidang tanah Anda atau di dalam dunia NFT Anda, dan orang-orang akan dapat datang dan berbicara dengan Anda," kata Artur Sychov kepada Motherboard.
"Kamu akan bertemu orang itu. Dan Anda mungkin selama 10 menit pertama saat berbicara dengan orang itu, Anda tidak akan tahu bahwa itu sebenarnya AI. Itulah tujuannya," ujarnya.
(wsb)