Bapak AI Dunia Menangkan Hadiah Nobel Fisika
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dua pelopor kecerdasan buatan , John Hopfield dan Geoffrey Hinton memenangkan Hadiah Nobel Fisika atas karya mereka dalam membangun mesin kecerdasan buatan yang kini merevolusi cara manusia bekerja dan hidup. Bahkan mereka pun dikenal sebagai Bapak AI atau artificial intelligent.
Hinton sebagai warga negara Kanada dan Inggris bekerja di Universitas Toronto, sementara Hopfield sebagai warga negara Amerika Serikat bekerja di Universitas Princeton.
Melansir Fox News, Rabu (9/10/2024) anggota komite Nobel Fisika Mark Pearce menerangkan, Hopfield dan Hinton meletakkan dasar untuk revolusi pembelajaran mesin. Jaringan saraf tiruan yang mereka pelopori, yaitu simpul-simpul komputer yang terhubung satu sama lain dan terinspirasi oleh saraf otak manusia.
Jaringan tersebut kini digunakan di berbagai bidang ilmu pengetahuan dan kedokteran, serta menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, seperti dalam pengenalan wajah dan terjemahan bahasa.
Karya Hopfield pada 1982 menjadi dasar bagi Hinton yang memprediksi AI akan berpengaruh besar pada peradaban, meningkatkan produktivitas dan layanan kesehatan, bahkan sebanding dengan Revolusi Industri. Namun, dia juga mengingatkan adanya ancaman dari teknologi ini, terutama jika kecerdasan buatan yang lebih pintar dari manusia lepas kendali.
Hinton berbagi kekhawatiran ini dan bahkan mengundurkan diri dari perannya di Google agar lebih bebas berbicara tentang bahaya teknologi yang ia bantu ciptakan. Hopfield juga menandatangani petisi yang menyerukan pengendalian ketat atas teknologi ini, membandingkan risiko dan manfaatnya dengan penelitian tentang virus dan energi nuklir yang bisa membantu atau membahayakan masyarakat.
Kedua pemenang Nobel ini tidak berada di rumah saat menerima kabar kemenangan mereka. Hopfield berada di sebuah pondok di Inggris, sementara Hinton terkejut dengan penghargaan tersebut saat berada di sebuah hotel murah tanpa internet.
Hinton membantu mengembangkan teknik yang dikenal sebagai backpropagation pada 1980-an. Mesin ini sangat penting dalam melatih pembelajaran dengan menyempurnakan kesalahan hingga hilang. Kemenangan tim Hinton dalam kompetisi visi komputer ImageNet pada 2012 menjadi titik balik signifikan dalam sejarah AI modern.
Karya Hopfield tentang memori asosiatif menjadi dasar bagi jaringan baru Hinton yang menggunakan metode berbeda, yakni mesin Boltzmann. Kemenangan mereka diakui sebagai tonggak penting dalam sejarah AI, menghubungkan fisika dengan pembelajaran dalam jaringan saraf.
Hadiah Nobel ini membawa penghargaan uang sebesar USD1 juta dan akan diserahkan pada upacara 10 Desember mendatang, bertepatan dengan peringatan wafatnya pencipta penghargaan, Alfred Nobel.
Hinton sebagai warga negara Kanada dan Inggris bekerja di Universitas Toronto, sementara Hopfield sebagai warga negara Amerika Serikat bekerja di Universitas Princeton.
Melansir Fox News, Rabu (9/10/2024) anggota komite Nobel Fisika Mark Pearce menerangkan, Hopfield dan Hinton meletakkan dasar untuk revolusi pembelajaran mesin. Jaringan saraf tiruan yang mereka pelopori, yaitu simpul-simpul komputer yang terhubung satu sama lain dan terinspirasi oleh saraf otak manusia.
Jaringan tersebut kini digunakan di berbagai bidang ilmu pengetahuan dan kedokteran, serta menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, seperti dalam pengenalan wajah dan terjemahan bahasa.
Karya Hopfield pada 1982 menjadi dasar bagi Hinton yang memprediksi AI akan berpengaruh besar pada peradaban, meningkatkan produktivitas dan layanan kesehatan, bahkan sebanding dengan Revolusi Industri. Namun, dia juga mengingatkan adanya ancaman dari teknologi ini, terutama jika kecerdasan buatan yang lebih pintar dari manusia lepas kendali.
Hinton berbagi kekhawatiran ini dan bahkan mengundurkan diri dari perannya di Google agar lebih bebas berbicara tentang bahaya teknologi yang ia bantu ciptakan. Hopfield juga menandatangani petisi yang menyerukan pengendalian ketat atas teknologi ini, membandingkan risiko dan manfaatnya dengan penelitian tentang virus dan energi nuklir yang bisa membantu atau membahayakan masyarakat.
Kedua pemenang Nobel ini tidak berada di rumah saat menerima kabar kemenangan mereka. Hopfield berada di sebuah pondok di Inggris, sementara Hinton terkejut dengan penghargaan tersebut saat berada di sebuah hotel murah tanpa internet.
Hinton membantu mengembangkan teknik yang dikenal sebagai backpropagation pada 1980-an. Mesin ini sangat penting dalam melatih pembelajaran dengan menyempurnakan kesalahan hingga hilang. Kemenangan tim Hinton dalam kompetisi visi komputer ImageNet pada 2012 menjadi titik balik signifikan dalam sejarah AI modern.
Karya Hopfield tentang memori asosiatif menjadi dasar bagi jaringan baru Hinton yang menggunakan metode berbeda, yakni mesin Boltzmann. Kemenangan mereka diakui sebagai tonggak penting dalam sejarah AI, menghubungkan fisika dengan pembelajaran dalam jaringan saraf.
Hadiah Nobel ini membawa penghargaan uang sebesar USD1 juta dan akan diserahkan pada upacara 10 Desember mendatang, bertepatan dengan peringatan wafatnya pencipta penghargaan, Alfred Nobel.
(msf)