Arkeolog Temukan Fosil Kelelawar Purba Terbesar di Dunia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Para ilmuwan menemukan dua fosil kelelawar langka yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Diperkirakan kerangka kelelawar tersebut berusia sekitar 52 juta tahun yang menjadikannya sebagai fosil kelelawar tertua.
Keduanya ditemukan di Formasi Sungai Hijau, barat daya Wyoming, Amerika Serikat. Ukuran spesies langka ini sedikit lebih kecil jika dibandingkan dengan saudara terdekatnya, indeks Icaronycteris.
Peneliti menjelaskan, kelelawar sudah berevolusi sejak zaman Eosen atau sekitar 56 juta hingga 36 juta tahun yang lalu. Sebelumnya, kerangka kelelawar tertua yang diketahui yaitu I. Index yang berusia 50 juta tahun dan spesies lain bernama Onychonyc finneyi.
Temuan baru kali ini diterbitkan di jurnal PLOS One dan telah memicu perombakan klasifikasi kelelawar awal dalam menentukan spesies baru ke silsilah keluarga.
Dilansir dari Live Science, Jumat (14/4/2023) demi menentukan filogeni hewan ini, para peneliti membandingkan fosil yang baru dengan enam kerangka kelelawar zaman Eosen. Selain itu juga membandingkan dengan gigi terisolasi dari dua spesies punah lain serta kelelawar yang masih hidup.
Hasilnya menunjukkan bahwa kerangka baru tersebut merupakan bagian dari spesies Icaronycteris yang belum pernah ditemukan sebelumnya, yang kemudian diberi nama I. gunnelli.
“Setelah membandingkan pengukuran dengan kelelawar lain, jelas menonjol sebagai spesies yang berbeda. Saya sangat bersemangat dan bertanya-tanya bahwa mungkin keanekaragaman kelelawar dari Eosen awal jauh lebih tinggi dari yang kita duga,” kata kata penulis utama studi sekaligus Ahli Paleontologi Kelelawar, Tim Rietbergen.
Para ilmuwan juga mendeteksi adanya hubungan yang cukup dekat antara spesies baru dengan I. Index yang berarti mereka masih dalam satu kerabat.
Sementara itu pemindaian lebih lanjut menunjukkan bahwa I. gunnelli punya kurang dari satu ons atau sekitar 22,5 gram hingga 28,9 gram. Ini hampir sama dengan I. index meskipun agak sedikit besar.
Seorang Profesor Zoologi dari University College Dublin Irlandia, Emma Teeling menyatakan bahwa bisa menjadi salah satu kerangka kelelawar artikulasi tertua yang pernah ada. Ini juga semakin melengkapi wawasan tentang filogeni kelelawar paling awal.
Berdasar hasil analisis, peneliti berpendapat bahwa kelelawar Sungai Hijau berevolusi lebih mandiri dibanding spesies Eosen lainnya.
Keduanya ditemukan di Formasi Sungai Hijau, barat daya Wyoming, Amerika Serikat. Ukuran spesies langka ini sedikit lebih kecil jika dibandingkan dengan saudara terdekatnya, indeks Icaronycteris.
Peneliti menjelaskan, kelelawar sudah berevolusi sejak zaman Eosen atau sekitar 56 juta hingga 36 juta tahun yang lalu. Sebelumnya, kerangka kelelawar tertua yang diketahui yaitu I. Index yang berusia 50 juta tahun dan spesies lain bernama Onychonyc finneyi.
Temuan baru kali ini diterbitkan di jurnal PLOS One dan telah memicu perombakan klasifikasi kelelawar awal dalam menentukan spesies baru ke silsilah keluarga.
Dilansir dari Live Science, Jumat (14/4/2023) demi menentukan filogeni hewan ini, para peneliti membandingkan fosil yang baru dengan enam kerangka kelelawar zaman Eosen. Selain itu juga membandingkan dengan gigi terisolasi dari dua spesies punah lain serta kelelawar yang masih hidup.
Hasilnya menunjukkan bahwa kerangka baru tersebut merupakan bagian dari spesies Icaronycteris yang belum pernah ditemukan sebelumnya, yang kemudian diberi nama I. gunnelli.
“Setelah membandingkan pengukuran dengan kelelawar lain, jelas menonjol sebagai spesies yang berbeda. Saya sangat bersemangat dan bertanya-tanya bahwa mungkin keanekaragaman kelelawar dari Eosen awal jauh lebih tinggi dari yang kita duga,” kata kata penulis utama studi sekaligus Ahli Paleontologi Kelelawar, Tim Rietbergen.
Para ilmuwan juga mendeteksi adanya hubungan yang cukup dekat antara spesies baru dengan I. Index yang berarti mereka masih dalam satu kerabat.
Sementara itu pemindaian lebih lanjut menunjukkan bahwa I. gunnelli punya kurang dari satu ons atau sekitar 22,5 gram hingga 28,9 gram. Ini hampir sama dengan I. index meskipun agak sedikit besar.
Seorang Profesor Zoologi dari University College Dublin Irlandia, Emma Teeling menyatakan bahwa bisa menjadi salah satu kerangka kelelawar artikulasi tertua yang pernah ada. Ini juga semakin melengkapi wawasan tentang filogeni kelelawar paling awal.
Berdasar hasil analisis, peneliti berpendapat bahwa kelelawar Sungai Hijau berevolusi lebih mandiri dibanding spesies Eosen lainnya.
(wbs)