Alien Harus Tembus 27 Tahun Cahaya untuk Kontak ke Bumi, Sejumlah Ilmuwan Ragu Akan Berhasil
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Sebuah tim ilmuwan dari University of California percaya bahwa alien dapat melakukan kontak dengan Bumi paling cepat tahun 2029. Namun, teori ini diragukan beberapa ilmuwan dan dianggap tidak akan membuahkan hasil.
Untuk menjalin komunikasi , pada tahun 2002 NASA telah mengirim transmisi gelombang radio ke probe Pioneer 12 dalam protokol rutin. Sinyal ini saat menyebar mampu mencapai bintang kira-kira sejauh 27 tahun cahaya dari Bumi.
Namun, beberapa astronom tidak setuju dengan ide ini. Di antaranya, Kaitlin Rasmussen, ahli astrobiologi di University of Washington yang tidak berafiliasi dengan penelitian tersebut.
Dia menyebutkan penelitian tersebut sebagai “latihan yang menarik, tetapi tidak mungkin membuahkan hasil,” katanya dikutip SINDOnews dari laman NewsDaily, Kamis (27/4/2023).
Diketahui cahaya bergerak 299.792.458 meter per detik atau aproksimasinya 300.000 km per detik, jadi 1 detik cahaya (light second) setara dengan jarak 300.000 km. Bagaimana kalau satu tahun cahaya? Cara menghitungnya, sebagai berikut 300.000 km/detik x 60 detik/menit x 60 menit/jam x 24 jam/hari x 365,25 hari/tahun = 9.467.280.000.000 km.
Jadi jarak 27 tahun cahaya cukup jauh dan komunikasi yang dijalin tentu membutuhkan sistem yang kompleks. Sebagai perbandingan, sesuai eksplorasi yang pernah dilakukan manusia ke luar angkasa, jarak Bumi ke Bulan adalah 1,3 detik cahaya, Bumi ke Mars 3,1 menit cahaya, dan Bumi ke Matahari 8,3 menit cahaya.
Macy Huston, seorang astronom di Penn State juga skeptis dengan penelitian ini. “Jika tanggapan dikirim, kemampuan kami untuk mendeteksinya akan bergantung pada banyak faktor. Termasuk seberapa lama atau sering kita memantau bintang untuk mendapatkan respons, dan berapa lama atau sering sinyal balik ditransmisikan,” ujarnya.
Jean-Luc Margot, astronom radio Universitas California, Los Angeles, juga meragukan eksperimen ini. Masih banyak yang tidak diketahui saat mempertimbangkan kehidupan alien. Sinyal dari DSN juga masih sangat lemah pada jarak yang begitu jauh, jadi tidak jelas seberapa masuk akal bagi bintang lain untuk mendeteksi transmisi dari Bumi.
Dia menjelaskan bahwa transmisi radio kita hanya mencapai sepersejuta volume Bima Sakti. “Transmisi kami (Bumi) kecil dan jarang, tidak mungkin menghasilkan deteksi oleh makhluk luar angkasa,” kata Jean-Luc Margot.
Diberitakan sebelumnya, para peneliti berharap sinyal yang dikirmkan dari Bumi ini ditangkap oleh makhluk luar angkasa yang mengembalikan panggilan balik. Howard Isaacson, seorang astronom dan rekan penulis Universitas California, Berkeley, mengakui bahwa cara ini mengikuti ide terkenal dari Carl Sagan, yang menggunakannya sebagai tema plot dalam film Contact.
Film Contact tahun 1997, berdasarkan cerita dari Carl Sagan, bercerita tentang seorang ilmuwan SETI yang menemukan bukti adanya alien di planet yang jauh 26 tahun cahaya dari Bumi dan memilih untuk melakukan kontak pertama dengan mengirimkan sinyal gelombang radio.
Studi ini menggunakan sinyal yang dikirim dari Bumi ke Voyager 1, Voyager 2, Pioneer 10, Pioneer 11 dan New Horizons, memetakan di mana sinyal mungkin menyebar saat dikirim ke alam semesta. Pesawat ruang angkasa ini telah berkomunikasi dengan antena radio Deep Station Network (DSN) untuk mengunduh data ilmiah dan data telemetri.
Untuk menjalin komunikasi , pada tahun 2002 NASA telah mengirim transmisi gelombang radio ke probe Pioneer 12 dalam protokol rutin. Sinyal ini saat menyebar mampu mencapai bintang kira-kira sejauh 27 tahun cahaya dari Bumi.
Namun, beberapa astronom tidak setuju dengan ide ini. Di antaranya, Kaitlin Rasmussen, ahli astrobiologi di University of Washington yang tidak berafiliasi dengan penelitian tersebut.
Dia menyebutkan penelitian tersebut sebagai “latihan yang menarik, tetapi tidak mungkin membuahkan hasil,” katanya dikutip SINDOnews dari laman NewsDaily, Kamis (27/4/2023).
Diketahui cahaya bergerak 299.792.458 meter per detik atau aproksimasinya 300.000 km per detik, jadi 1 detik cahaya (light second) setara dengan jarak 300.000 km. Bagaimana kalau satu tahun cahaya? Cara menghitungnya, sebagai berikut 300.000 km/detik x 60 detik/menit x 60 menit/jam x 24 jam/hari x 365,25 hari/tahun = 9.467.280.000.000 km.
Jadi jarak 27 tahun cahaya cukup jauh dan komunikasi yang dijalin tentu membutuhkan sistem yang kompleks. Sebagai perbandingan, sesuai eksplorasi yang pernah dilakukan manusia ke luar angkasa, jarak Bumi ke Bulan adalah 1,3 detik cahaya, Bumi ke Mars 3,1 menit cahaya, dan Bumi ke Matahari 8,3 menit cahaya.
Macy Huston, seorang astronom di Penn State juga skeptis dengan penelitian ini. “Jika tanggapan dikirim, kemampuan kami untuk mendeteksinya akan bergantung pada banyak faktor. Termasuk seberapa lama atau sering kita memantau bintang untuk mendapatkan respons, dan berapa lama atau sering sinyal balik ditransmisikan,” ujarnya.
Jean-Luc Margot, astronom radio Universitas California, Los Angeles, juga meragukan eksperimen ini. Masih banyak yang tidak diketahui saat mempertimbangkan kehidupan alien. Sinyal dari DSN juga masih sangat lemah pada jarak yang begitu jauh, jadi tidak jelas seberapa masuk akal bagi bintang lain untuk mendeteksi transmisi dari Bumi.
Dia menjelaskan bahwa transmisi radio kita hanya mencapai sepersejuta volume Bima Sakti. “Transmisi kami (Bumi) kecil dan jarang, tidak mungkin menghasilkan deteksi oleh makhluk luar angkasa,” kata Jean-Luc Margot.
Diberitakan sebelumnya, para peneliti berharap sinyal yang dikirmkan dari Bumi ini ditangkap oleh makhluk luar angkasa yang mengembalikan panggilan balik. Howard Isaacson, seorang astronom dan rekan penulis Universitas California, Berkeley, mengakui bahwa cara ini mengikuti ide terkenal dari Carl Sagan, yang menggunakannya sebagai tema plot dalam film Contact.
Film Contact tahun 1997, berdasarkan cerita dari Carl Sagan, bercerita tentang seorang ilmuwan SETI yang menemukan bukti adanya alien di planet yang jauh 26 tahun cahaya dari Bumi dan memilih untuk melakukan kontak pertama dengan mengirimkan sinyal gelombang radio.
Studi ini menggunakan sinyal yang dikirim dari Bumi ke Voyager 1, Voyager 2, Pioneer 10, Pioneer 11 dan New Horizons, memetakan di mana sinyal mungkin menyebar saat dikirim ke alam semesta. Pesawat ruang angkasa ini telah berkomunikasi dengan antena radio Deep Station Network (DSN) untuk mengunduh data ilmiah dan data telemetri.
(wib)