AS Merasa Terancam dengan Program Ruang Angkasa China
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pihak Amerika Serikat (AS) mengaku merasa terancam dengan program ruang angkasa China. Hal ini terungkap dari laporan dokumen rahasia intelijen tentang kemampuan memukau China.
Dilansir dari The Week, sebuah dokumen rahasiswa AS mengatakan, bahwa China menggunakan kemampuannya dalam konflik militer potensial dengan Taiwan.
"Ini akan mencakup penggunaan satelit Tiongkok dalam melacak komunikasi musuh, yang memungkinkan mereka untuk menghancurkan satelit peringatan dini rudal balistik," tulis laman itu, dikutip Sabtu (29/4/2023).
China juga baru-baru ini membangun stasiun ruang angkasa sendiri, dan NASA sebelumnya memperingatkan, bahwa negara itu ingin mengklaim bagian bulan yang kaya sumber daya.
"Ini dapat menyebabkan kemungkinan perselisihan teritorial di bulan," sambungnya.
Dokumen-dokumen itu juga menjelaskan, pandangan Amerika tentang Program Luar Angkasa Rusia, sebagai bagian dari sanksi Amerika, dan peningkatan persaingan global dari perusahaan ruang angkasa swasta, seperti SpaceX.
Laporan -laporan baru ini berasal dari cache dokumen yang diduga bocor ke ruang obrolan perselisihan oleh Massachusetts Air National Guard Jack Teijeiro.
"Laporan itu bocor satu minggu setelah Space Force Jenderal Chance Saltzman mengatakan, ada peningkatan persaingan musuh yang mampu melaksanakan serangan di udara, darat, dan laut," ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Angkatan Udara AS, Frank Kendall mengingatkan perlunya waspada terhadap China.
"China telah menggandakan jumlah satelit mereka sejak Angkatan Laut AS didirikan. Sekarang mereka memiliki lebih dari 700 operasional, dengan sekitar 250 didedikasikan untuk pengawasan," pungkasnya.
Dilansir dari The Week, sebuah dokumen rahasiswa AS mengatakan, bahwa China menggunakan kemampuannya dalam konflik militer potensial dengan Taiwan.
"Ini akan mencakup penggunaan satelit Tiongkok dalam melacak komunikasi musuh, yang memungkinkan mereka untuk menghancurkan satelit peringatan dini rudal balistik," tulis laman itu, dikutip Sabtu (29/4/2023).
China juga baru-baru ini membangun stasiun ruang angkasa sendiri, dan NASA sebelumnya memperingatkan, bahwa negara itu ingin mengklaim bagian bulan yang kaya sumber daya.
"Ini dapat menyebabkan kemungkinan perselisihan teritorial di bulan," sambungnya.
Dokumen-dokumen itu juga menjelaskan, pandangan Amerika tentang Program Luar Angkasa Rusia, sebagai bagian dari sanksi Amerika, dan peningkatan persaingan global dari perusahaan ruang angkasa swasta, seperti SpaceX.
Laporan -laporan baru ini berasal dari cache dokumen yang diduga bocor ke ruang obrolan perselisihan oleh Massachusetts Air National Guard Jack Teijeiro.
"Laporan itu bocor satu minggu setelah Space Force Jenderal Chance Saltzman mengatakan, ada peningkatan persaingan musuh yang mampu melaksanakan serangan di udara, darat, dan laut," ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Angkatan Udara AS, Frank Kendall mengingatkan perlunya waspada terhadap China.
"China telah menggandakan jumlah satelit mereka sejak Angkatan Laut AS didirikan. Sekarang mereka memiliki lebih dari 700 operasional, dengan sekitar 250 didedikasikan untuk pengawasan," pungkasnya.
(san)