Ilmuwan NCAR Teliti Kebenaran Mukjizat Nabi Musa Membelah Laut Merah
loading...
A
A
A
JERUSALEM - Sekelompok ilmuwan dengan menggunakan teknologi canggih mencoba menganalisa rahasia di balik Mukjizat Nabi Musa membelah laut merah.
Seperti dilansir dari The Guardian, Ilmuwan dari National Centre for Atmospheric Research (NCAR) dan University of Colorado at Boulder (CU), mencoba merekonstruksi terkait peristiwa Exodus Nabi Musa.
Melalui pemodelan komputer, mereka mencoba menyusun sekian kombinasi tipe angin serta gelombang yang berbeda, agar dapat menghasilkan celah didasar lautan.
Berbagai kombinasi model angin ini, supaya bisa dihasilkan gambaran persis dalam kisah penyelamatan kaum Bani Israil oleh Nabi Musa dengan membelah laut merah.
Mereka pakar-pakar sains tersebut, mereka ulang kondisi kekuatan angin yang bisa membelah lautan merah.
Dengan hantaman angin besar, sangat mungkin sekali mampu membelah lautan dan menciptakan daratan kering di tengah-tengah.
Kemudian, mereka para pakar ini mencoba merelokasikan peristiwa Exodus Nabi Musa ke delta singai Nil.
Dan hasilnya adalah, jika angin yang begitu kuat dari arah timur dan berhembus sepanjang malam, maka gelombang angin tersebut mampu mendorong air dari laguna pantai di Mesir utara dalam waktu yang cukup lama.
Kesimpulan penemuan para pakar tersebut ialah, melalui kecepatan angin yakni 63 meter/perjam, menghembus dari arah timur diatas danau ini cukup mampu menyingkap air laut, dan menciptakan daratan ditengah-tengah.
Mereka coba merekontruksi secara digital di area sepanjang Mediterania, ini bisa menyapu air kembali ke pantai barat.
"Simulasi ini sangat cocok dengan kisah Nabi Musa," kata Carl Drews, penulis utama studi tersebut, dalam sebuah pernyataan.
"Pemisahan air dapat dipahami melalui dinamika fluida. Angin menggerakkan air dengan cara yang sesuai dengan hukum fisika, menciptakan jalur yang aman dengan air di kedua sisinya dan kemudian secara tiba-tiba membiarkan air masuk kembali."
Dalam peristiwa Nabi Musa menyelamatkan umatnya, hentakan tongkat ini bisa keluarkan hempasan angin yang cukup besar, dan menciptakan dataran lumpur yang begitu luas, seakan seperti jembatan di dasar lautan.
Akan tetapi, apa yang dihasilkan dari para pakar ini hingga saat ini belum berani di uji coba langsung di laut Merah, alasannya tidak cocok dengan deskripsi dalam kisah Exodus Nabi Musa.
Kelemahan hasil temuan para pakar tadi juga tidak bisa menemukan jawaban, andaikan angin sebesar itu bisa menghempasakn lautan, mengapa Nabi Musa dan umatnya tidak itu terhempas pula ?
Seperti dilansir dari The Guardian, Ilmuwan dari National Centre for Atmospheric Research (NCAR) dan University of Colorado at Boulder (CU), mencoba merekonstruksi terkait peristiwa Exodus Nabi Musa.
Melalui pemodelan komputer, mereka mencoba menyusun sekian kombinasi tipe angin serta gelombang yang berbeda, agar dapat menghasilkan celah didasar lautan.
Berbagai kombinasi model angin ini, supaya bisa dihasilkan gambaran persis dalam kisah penyelamatan kaum Bani Israil oleh Nabi Musa dengan membelah laut merah.
Mereka pakar-pakar sains tersebut, mereka ulang kondisi kekuatan angin yang bisa membelah lautan merah.
Dengan hantaman angin besar, sangat mungkin sekali mampu membelah lautan dan menciptakan daratan kering di tengah-tengah.
Kemudian, mereka para pakar ini mencoba merelokasikan peristiwa Exodus Nabi Musa ke delta singai Nil.
Dan hasilnya adalah, jika angin yang begitu kuat dari arah timur dan berhembus sepanjang malam, maka gelombang angin tersebut mampu mendorong air dari laguna pantai di Mesir utara dalam waktu yang cukup lama.
Kesimpulan penemuan para pakar tersebut ialah, melalui kecepatan angin yakni 63 meter/perjam, menghembus dari arah timur diatas danau ini cukup mampu menyingkap air laut, dan menciptakan daratan ditengah-tengah.
Mereka coba merekontruksi secara digital di area sepanjang Mediterania, ini bisa menyapu air kembali ke pantai barat.
"Simulasi ini sangat cocok dengan kisah Nabi Musa," kata Carl Drews, penulis utama studi tersebut, dalam sebuah pernyataan.
"Pemisahan air dapat dipahami melalui dinamika fluida. Angin menggerakkan air dengan cara yang sesuai dengan hukum fisika, menciptakan jalur yang aman dengan air di kedua sisinya dan kemudian secara tiba-tiba membiarkan air masuk kembali."
Dalam peristiwa Nabi Musa menyelamatkan umatnya, hentakan tongkat ini bisa keluarkan hempasan angin yang cukup besar, dan menciptakan dataran lumpur yang begitu luas, seakan seperti jembatan di dasar lautan.
Akan tetapi, apa yang dihasilkan dari para pakar ini hingga saat ini belum berani di uji coba langsung di laut Merah, alasannya tidak cocok dengan deskripsi dalam kisah Exodus Nabi Musa.
Kelemahan hasil temuan para pakar tadi juga tidak bisa menemukan jawaban, andaikan angin sebesar itu bisa menghempasakn lautan, mengapa Nabi Musa dan umatnya tidak itu terhempas pula ?
(wbs)