Ilmuwan Temukan Cara Uji Sampel Covid-19 Secara Massal
loading...
A
A
A
LONDON - Peningkatan jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia mengalami peningkatan secara signifikan akibat keterbatasan teknologi kesehatan dalam mengurangi pandemi tersebut. Salah satunya adalah tentang kebutuhan reagen yang masih terbatas dalam menentukan siapa saja yang positif Covid-19. BACA JUGA - Maung Pakai Mesin Hilux, Toyota Pastikan Pindad Tak Kantongi Izin
Berkaca dari hal diatas, beberapa anggota Institut Insinyur Listrik dan Elektronik (IEEE) telah menemukan cara untuk menguji sampel Covid-19 lebih banyak dengan akurat. Para insinyur itu dapat menguji sampel Covid-19 dengan reagen lebih sedikit menggunakan teknik pemrosesan sinyal.
IEEE adalah organisasi internasional yang beranggotakan para insinyur dari beberapa negara. IEEE memiliki tujuan dalam pengembangan teknologi untuk meningkatkan harkat kemanusiaan. BACA JUGA - Usut Punya Usut, Ternyata si Maung Tidak Murni Buatan Indonesia?
Mereka adalah Raghu Mudumbai, Xiaodong Wu, dan Weiyu Xu, dan Jirong Yi. Mudumbai, Wu, dan Xu adalah profesor di Departemen Teknik Listrik dan Komputer Universitas Iowa, di Kota Iowa, sedangkan Yi sedang belajar teknik listrik di sana.
"Mengumpulkan sampel dan menganalisis data menggunakan penginderaan terkompresi dapat membuat pengujian Covid-19 10 kali lebih efisien," kata Xu, dikutip dari Spectrum.ieee.
Xu mengungkapkan bahwa menguji pasien terkait virus korona sangat penting dilakukan untuk menahan penyebarannya dan melakukan pelacakan kontak. Setiap sampel juga harus dilakukan secara manual dengan mengambil usap hidung.
Pengujian sampel individu umumnya dilakukan menggunakan mesin polymerase chain reaction (PCR) dan butuh waktu beberapa jam untuk mendapatkan hasilnya. Inilah yang menyebabkan terjadinya antrian panjang dalam melakukan tes Covid-19.
Xu dan tim bertanya-tanya bagaimana membuat pengujian lebih efisien, apakah mungkin untuk meningkatkan jumlah tes yang diproses oleh laboratorium tanpa mengorbankan akurasi? Satu ide yang mereka buat adalah mengumpulkan sampel ke dalam satu tempat yang dapat diuji secara bersamaan.
Para peneliti menyadari bahwa penginderaan yang terkompresi dapat membantu mereka membuat pengujian lebih efisien. Itu juga tidak memodifikasi mesin PCR atau pengujian yang ada.
"Kami memperhatikan bahwa sinyal status infeksi masih sangat jarang, yang artinya hanya sebagian kecil sampel yang positif," kata Xu.
Berkaca dari hal diatas, beberapa anggota Institut Insinyur Listrik dan Elektronik (IEEE) telah menemukan cara untuk menguji sampel Covid-19 lebih banyak dengan akurat. Para insinyur itu dapat menguji sampel Covid-19 dengan reagen lebih sedikit menggunakan teknik pemrosesan sinyal.
IEEE adalah organisasi internasional yang beranggotakan para insinyur dari beberapa negara. IEEE memiliki tujuan dalam pengembangan teknologi untuk meningkatkan harkat kemanusiaan. BACA JUGA - Usut Punya Usut, Ternyata si Maung Tidak Murni Buatan Indonesia?
Mereka adalah Raghu Mudumbai, Xiaodong Wu, dan Weiyu Xu, dan Jirong Yi. Mudumbai, Wu, dan Xu adalah profesor di Departemen Teknik Listrik dan Komputer Universitas Iowa, di Kota Iowa, sedangkan Yi sedang belajar teknik listrik di sana.
"Mengumpulkan sampel dan menganalisis data menggunakan penginderaan terkompresi dapat membuat pengujian Covid-19 10 kali lebih efisien," kata Xu, dikutip dari Spectrum.ieee.
Xu mengungkapkan bahwa menguji pasien terkait virus korona sangat penting dilakukan untuk menahan penyebarannya dan melakukan pelacakan kontak. Setiap sampel juga harus dilakukan secara manual dengan mengambil usap hidung.
Pengujian sampel individu umumnya dilakukan menggunakan mesin polymerase chain reaction (PCR) dan butuh waktu beberapa jam untuk mendapatkan hasilnya. Inilah yang menyebabkan terjadinya antrian panjang dalam melakukan tes Covid-19.
Xu dan tim bertanya-tanya bagaimana membuat pengujian lebih efisien, apakah mungkin untuk meningkatkan jumlah tes yang diproses oleh laboratorium tanpa mengorbankan akurasi? Satu ide yang mereka buat adalah mengumpulkan sampel ke dalam satu tempat yang dapat diuji secara bersamaan.
Para peneliti menyadari bahwa penginderaan yang terkompresi dapat membantu mereka membuat pengujian lebih efisien. Itu juga tidak memodifikasi mesin PCR atau pengujian yang ada.
"Kami memperhatikan bahwa sinyal status infeksi masih sangat jarang, yang artinya hanya sebagian kecil sampel yang positif," kata Xu.