Fenomena Langka, Suara Misterius Muncul dari Gunung Everest Setiap Malam
loading...
A
A
A
JAKARTA - Film dokumenter yang dirilis eksklusif di Netflix berjudul Aftershock : Everst and the Nepal Earthwuake menampilkan fakta yang unik tentang gunung tertinggi di dunia itu. Dalam film dokumenter itu Dave Hahn, salah satu pendaki gunung kawakan mengaku selalu mengalami fenomena menarik saat matahari tenggelam di Gunung Everest.
"Setiap kali malam tiba, suara-suara itu muncul. Kamu bisa mendengar es dan tebing saling bertabrakan di berbagai titik yang ada di sekitar lembah," ujar Dave Hahn dikutip IFL Science.
Fenomena tersebut memang menggelitik banyak orang. Termasuk para ilmuwan dari berbagai universitas di dunia. Pada 2017, sekelompok peneliti dari Nepal dan Jepang mulai menyelidiki penyebab suara-suara misterius yang muncul dari Gunung Everest setiap malam.
Mereka kemudian mendirikan tempat berkemah untuk mendengar lebih dekat suara-suara misterius itu. Lokasi berkemah dipilih di sebuah lapangan terbuka agar penelitian suara misterius tidak terganggu.
Selama seminggu penelitian dilakukan dan para peneliti memang mengakui mendengar suara-suara misterius dari gunung. "Kami mendengar suara guncangan yang besar. Kami memahami itu adalah gletser yang meledak dan bercampur dengan retakan di lembah," ujar Evgeny Podolskiy, salah satu peneliti yang terlibat.
Dari situ mereka kemudian berkesimpulan bahwa suara-suara misterius tersebut merupakan efek dari rekahan termal nokturnal. Kondisi itu merupakan efek dari perubahan suhu yang membuat adanya pergerakan di gunung.
Hal ini kemudian berdampak pada adanya rekahan dekat permukaan pada gletser yang terbuka. Alhasil gletser mengeluarkan suara retakan keras yang bergema di pegunungan.
Suara-suara jadi semakin besar dan masif karena Gunung Everest memiliki banyak gletser. Selain itu rekahan tidak hanya terjadi pada gletser yang tertutup tapi juga yang tipis. Bahkan risiko kontraksi termalnya jauh lebih besar.
Disebutkan IFL Science saat ini Gunung Everest merupakan tempat dengan jumlah terbesar yang ada di bumi. Masalahnya penelitian mengenai gletser yang ada di gunung tersebut justru belum begitu terekspose.
"Jadi belum jelas benar mengapa perubahan suhu justru berdampak pada gletser di Everest ketimbang di tempat-tempat lain," sebut IFL Science.
Hanya saja fenomena langka suara misterius itu setidkanya bisa membantu para peneliti mempelajari perilaku gletser. Termasuk mempelajari efek perubahan iklim pada Gunung Everest.
"Setiap kali malam tiba, suara-suara itu muncul. Kamu bisa mendengar es dan tebing saling bertabrakan di berbagai titik yang ada di sekitar lembah," ujar Dave Hahn dikutip IFL Science.
Fenomena tersebut memang menggelitik banyak orang. Termasuk para ilmuwan dari berbagai universitas di dunia. Pada 2017, sekelompok peneliti dari Nepal dan Jepang mulai menyelidiki penyebab suara-suara misterius yang muncul dari Gunung Everest setiap malam.
Mereka kemudian mendirikan tempat berkemah untuk mendengar lebih dekat suara-suara misterius itu. Lokasi berkemah dipilih di sebuah lapangan terbuka agar penelitian suara misterius tidak terganggu.
Selama seminggu penelitian dilakukan dan para peneliti memang mengakui mendengar suara-suara misterius dari gunung. "Kami mendengar suara guncangan yang besar. Kami memahami itu adalah gletser yang meledak dan bercampur dengan retakan di lembah," ujar Evgeny Podolskiy, salah satu peneliti yang terlibat.
Dari situ mereka kemudian berkesimpulan bahwa suara-suara misterius tersebut merupakan efek dari rekahan termal nokturnal. Kondisi itu merupakan efek dari perubahan suhu yang membuat adanya pergerakan di gunung.
Hal ini kemudian berdampak pada adanya rekahan dekat permukaan pada gletser yang terbuka. Alhasil gletser mengeluarkan suara retakan keras yang bergema di pegunungan.
Suara-suara jadi semakin besar dan masif karena Gunung Everest memiliki banyak gletser. Selain itu rekahan tidak hanya terjadi pada gletser yang tertutup tapi juga yang tipis. Bahkan risiko kontraksi termalnya jauh lebih besar.
Disebutkan IFL Science saat ini Gunung Everest merupakan tempat dengan jumlah terbesar yang ada di bumi. Masalahnya penelitian mengenai gletser yang ada di gunung tersebut justru belum begitu terekspose.
"Jadi belum jelas benar mengapa perubahan suhu justru berdampak pada gletser di Everest ketimbang di tempat-tempat lain," sebut IFL Science.
Hanya saja fenomena langka suara misterius itu setidkanya bisa membantu para peneliti mempelajari perilaku gletser. Termasuk mempelajari efek perubahan iklim pada Gunung Everest.
(wsb)