Penampakan Digital Kecebong dari Neraka, Predator dari 300 Juta Tahun Lalu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ilmuwan dari University College London (UCL) berhasil merekonstruksi secara digital wajah sebenarnya dari predator zaman prasejarah, berusia 300 juta tahun lalu.
Wajah asli dari makhluk prasejarah bernama Crassigyrinus Scoticus itu ditunjukkan melalui penelitian yang terpublikasi di Journal of Vertebrate Palaentology baru-baru ini.
Disebutkan Scitech Daily, sejatinya Crassigyrinus Scoticus adalah seekor tetrapoda atau hewan vertebrata berkaki empat dengan bentuk yang sangat menyeramkan.
Crassigyrinus mendapat julukan kecebong dari neraka, karena panjangnya mencapai dua meter.
Selain itu, fisiknya juga sangat unik karena memiliki mata besar, kaki depan kecil, dan gigi besar. Nama Crassigyrinus diketahui berasal dari kata Latin, crassus yang berarti tebal, dan kata Yunani gyrinos yang berarti kecebong.
Meski secara keseluruhan fisiknya sudah diketahui, masih banyak ilmuwan yang belum mendapatkan wajah jelas kecebong dari neraka itu. Hal itu terjadi karena ketiadaan fosil Crassigyrinus Scoticus yang bisa digunakan untuk mengungkap misteri tersebut.
“Hewan ini sebelumnya telah direkonstruksi dengan tengkorak yang sangat tinggi, mirip dengan belut Moray. Hal itu didasarkan pada temuan spesimen di Edinburgh," jelas Dr Laura Porro dari University College London (UCL), dikutip Senin (8/5/2023).
Dari situ, para peneliti UCL mencoba melakukan rekonstruksi terhadap wajah Crassigyrinus Scoticus. Mereka kemudian melakukan rekayasa penggambaran digital berdasarkan asumsi yang sudah ada.
Masalahnya adalah, saat dilakukan rendering tiga dimensi, asumsi bentuk kepala yang seperti belut Moray justru tidak masuk akal dengan bentuk tubuh kecebong dari neraka.
"Tidak mungkin hewan dengan langit-langit mulut yang begitu lebar dan bagian atas tengkorak kepala yang sempit memiliki kepala seperti itu," tegas Dr Laura Porro.
"Sebaliknya, dia akan memiliki tengkorak yang bentuknya mirip dengan buaya moderen, dengan giginya yang besar dan rahang yang kuat," sambungnya lagi.
Menurut Dr Laura Porro, didasarkan pada pemindaian CT Scan empat spesimen Crassigyrinus yang ada saat ini. Dari keempat spesimen itu mereka berhasil membangun ulang wajah sebenarnya kecebong dari neraka.
Sebelum dipindai terlebih dulu menurut Dr Laura Prono mereka melakukan identifikasi semua tulang yang ada. Pengidentifikasian dimulai dengan sisa-sisa tempurung otak karena akan menjadi inti tengkorak. Setelahnya mereka mencoba menyusun langit-langit di bagian mulut.
"Dalam hidup, Crassigyrinus akan memiliki panjang sekitar dua hingga tiga meter, yang cukup besar untuk saat itu," katanya.
Dari pemindaian itu diketahui gambaran muka dari kecebong dari neraka yang ada saat ini memang tidak cocok. Dari bentuknya kecebong dari neraka memiliki muka yang sejalan dengan muka buaya. Begitu juga dengan perilakunya.
"Dia mungkin akan berperilaku mirip dengan buaya moderen, bersembunyi di bawah permukaan air dan menggunakan gigitannya yang kuat untuk menangkap mangsa," tukasnya.
Wajah asli dari makhluk prasejarah bernama Crassigyrinus Scoticus itu ditunjukkan melalui penelitian yang terpublikasi di Journal of Vertebrate Palaentology baru-baru ini.
Disebutkan Scitech Daily, sejatinya Crassigyrinus Scoticus adalah seekor tetrapoda atau hewan vertebrata berkaki empat dengan bentuk yang sangat menyeramkan.
Crassigyrinus mendapat julukan kecebong dari neraka, karena panjangnya mencapai dua meter.
Selain itu, fisiknya juga sangat unik karena memiliki mata besar, kaki depan kecil, dan gigi besar. Nama Crassigyrinus diketahui berasal dari kata Latin, crassus yang berarti tebal, dan kata Yunani gyrinos yang berarti kecebong.
Meski secara keseluruhan fisiknya sudah diketahui, masih banyak ilmuwan yang belum mendapatkan wajah jelas kecebong dari neraka itu. Hal itu terjadi karena ketiadaan fosil Crassigyrinus Scoticus yang bisa digunakan untuk mengungkap misteri tersebut.
“Hewan ini sebelumnya telah direkonstruksi dengan tengkorak yang sangat tinggi, mirip dengan belut Moray. Hal itu didasarkan pada temuan spesimen di Edinburgh," jelas Dr Laura Porro dari University College London (UCL), dikutip Senin (8/5/2023).
Dari situ, para peneliti UCL mencoba melakukan rekonstruksi terhadap wajah Crassigyrinus Scoticus. Mereka kemudian melakukan rekayasa penggambaran digital berdasarkan asumsi yang sudah ada.
Masalahnya adalah, saat dilakukan rendering tiga dimensi, asumsi bentuk kepala yang seperti belut Moray justru tidak masuk akal dengan bentuk tubuh kecebong dari neraka.
"Tidak mungkin hewan dengan langit-langit mulut yang begitu lebar dan bagian atas tengkorak kepala yang sempit memiliki kepala seperti itu," tegas Dr Laura Porro.
"Sebaliknya, dia akan memiliki tengkorak yang bentuknya mirip dengan buaya moderen, dengan giginya yang besar dan rahang yang kuat," sambungnya lagi.
Menurut Dr Laura Porro, didasarkan pada pemindaian CT Scan empat spesimen Crassigyrinus yang ada saat ini. Dari keempat spesimen itu mereka berhasil membangun ulang wajah sebenarnya kecebong dari neraka.
Sebelum dipindai terlebih dulu menurut Dr Laura Prono mereka melakukan identifikasi semua tulang yang ada. Pengidentifikasian dimulai dengan sisa-sisa tempurung otak karena akan menjadi inti tengkorak. Setelahnya mereka mencoba menyusun langit-langit di bagian mulut.
"Dalam hidup, Crassigyrinus akan memiliki panjang sekitar dua hingga tiga meter, yang cukup besar untuk saat itu," katanya.
Dari pemindaian itu diketahui gambaran muka dari kecebong dari neraka yang ada saat ini memang tidak cocok. Dari bentuknya kecebong dari neraka memiliki muka yang sejalan dengan muka buaya. Begitu juga dengan perilakunya.
"Dia mungkin akan berperilaku mirip dengan buaya moderen, bersembunyi di bawah permukaan air dan menggunakan gigitannya yang kuat untuk menangkap mangsa," tukasnya.
(san)