Penampakan Titanic di Dasar Laut Terungkap, Bagaimana Nasib 1.160 Penumpang yang Ikut Tenggelam?
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Setelah detail foto bangkai kapal Titanic yang tenggelam di dasar Atlantik Utara terungkap secara utuh, timbul pertanyaan bagaimana nasib 1.160 penumpang yang ikut tenggelam di dalamnya. Apalagi sempat ditemukan foto yang merekam potongan sisa sepatu dan botol sampanye yang tertinggal di reruntuhan bangkai kapal Titanic .
Dari sebanyak 2.224 orang di kapal Titanic, diperkirakan 1.517 tewas saat kapal tenggelam pada dini hari tanggal 15 April 1912, kurang dari tiga jam setelah menabrak gunung es. Sekitar 340 mayat dengan jaket pelampung ditemukan di permukaan laut, tetapi 1.160 mayat tidak ditemukan dan tidak pernah terlihat lagi.
Lebih dari 1.500 orang atau sekitar 70% penumpang di dalamnya tewas secara tragis dan jenazahnya tidak pernah ditemukan. Bangkai kapal Titanic baru ditemukan pada September 1985, lebih dari 73 tahun setelah tenggelam.
Setelah lebih dari 111 tahun kecelakaan tragis itu terjadi, bagaimana keadaan para korban yang ikut tenggelam? Beberapa tokoh yang belum ditemukan dalam peristiwa tenggelamnya kapal Titanic, adalah pengusaha AS Benjamin Guggenheim, pramugara kapal kelahiran Liverpool Thomas Peter O'Connor dan kapten kapal Edward Smith.
Seorang arkeolog dan sejarawan maritim, James Delgado, telah melakukan dua ekspedisi ke sisa-sisa bangkai kapal Titanic, pada tahun 2000 dan 2010. Dia mengatakan mungkin ada kemiripan dengan sisa-sisa manusia yang masih berada di dalam reruntuhan kapal mewah itu.
“Ilmuwan hanya bisa mengatakan itu kemungkinan, sebab belum banyak yang kita ketahui, terutama di laut dalam. Tempat itu sangat tenang dan kuat, struktur gigi pun hancur setelah sekian laman di dasar laut, yang dihuni kehidupan mikroba seperti bakteri," kata Delgado kepada MailOnline yang dikutip SINDOnews, Senin (22/5/2023).
Sebuah foto menunjukkan sepatu bot tergeletak di sebelah benda yang dianggap sebagai mantel, dikelilingi oleh barang pecah belah, dirilis pada tahun 2004. Ini hanyalah salah satu contoh dari properti pribadi di puing-puing Titanic yang tidak lagi bertuan.
Delgado mengatakan benda fisik semacam itu harus diperlakukan dengan hormat seolah-olah benda itu sendiri adalah bagian manusia. “Ini adalah pengingat nyata, dari hilangnya nyawa. Di sinilah mereka akhirnya beristirahat,” katanya.
Dari sebanyak 2.224 orang di kapal Titanic, diperkirakan 1.517 tewas saat kapal tenggelam pada dini hari tanggal 15 April 1912, kurang dari tiga jam setelah menabrak gunung es. Sekitar 340 mayat dengan jaket pelampung ditemukan di permukaan laut, tetapi 1.160 mayat tidak ditemukan dan tidak pernah terlihat lagi.
Lebih dari 1.500 orang atau sekitar 70% penumpang di dalamnya tewas secara tragis dan jenazahnya tidak pernah ditemukan. Bangkai kapal Titanic baru ditemukan pada September 1985, lebih dari 73 tahun setelah tenggelam.
Setelah lebih dari 111 tahun kecelakaan tragis itu terjadi, bagaimana keadaan para korban yang ikut tenggelam? Beberapa tokoh yang belum ditemukan dalam peristiwa tenggelamnya kapal Titanic, adalah pengusaha AS Benjamin Guggenheim, pramugara kapal kelahiran Liverpool Thomas Peter O'Connor dan kapten kapal Edward Smith.
Seorang arkeolog dan sejarawan maritim, James Delgado, telah melakukan dua ekspedisi ke sisa-sisa bangkai kapal Titanic, pada tahun 2000 dan 2010. Dia mengatakan mungkin ada kemiripan dengan sisa-sisa manusia yang masih berada di dalam reruntuhan kapal mewah itu.
“Ilmuwan hanya bisa mengatakan itu kemungkinan, sebab belum banyak yang kita ketahui, terutama di laut dalam. Tempat itu sangat tenang dan kuat, struktur gigi pun hancur setelah sekian laman di dasar laut, yang dihuni kehidupan mikroba seperti bakteri," kata Delgado kepada MailOnline yang dikutip SINDOnews, Senin (22/5/2023).
Sebuah foto menunjukkan sepatu bot tergeletak di sebelah benda yang dianggap sebagai mantel, dikelilingi oleh barang pecah belah, dirilis pada tahun 2004. Ini hanyalah salah satu contoh dari properti pribadi di puing-puing Titanic yang tidak lagi bertuan.
Delgado mengatakan benda fisik semacam itu harus diperlakukan dengan hormat seolah-olah benda itu sendiri adalah bagian manusia. “Ini adalah pengingat nyata, dari hilangnya nyawa. Di sinilah mereka akhirnya beristirahat,” katanya.