Misteri Harta Karun Ratu Mesir Kuno Terungkap, Gelang Perak Tandai Hubungan dengan Yunani
loading...
A
A
A
KAIRO - Misteri harta karun ratu Mesir kuno Hetepheres I di dalam makam yang ditemukan di Giza pada tahun 1925 akhirnya terungkap. Gelang yang terbuat dari perak menandai hubungan dagang antara Mesir kuno dan Yunani.
Ratu Mesir kuno Hetepheres I adalah ibu dari Khufu, firaun yang menugaskan pembangunan Piramida Agung Giza. Dari dalam makamnya ditemukan banyak harta karun, seperti furnitur berlapis emas, bejana emas, dan perhiasan, termasuk 20 gelang perak.
Dari gelang perak ratu Hetepheres I mengungkap informasi tentang jaringan perdagangan yang terjalin antara Kerajaan Lama Mesir dengan Yunani. Sebab, perak yang digunakan untuk membuat gelang ratu Mesir kuno berasal dari Yunani.
Diketahui, di Mesir kuno pada tahun 2600 SM, ketika barang-barang itu dibuat tidak ada sumber logam mulia lokal. “Asal usul perak yang digunakan masih menjadi misteri hingga sekarang,” kata Karin Sowada, dosen Departemen Sejarah dan Arkeologi di Universitas Macquarie di Sydney, dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Jumat (2/6/2023).
Kemungkinan perak itu datang melalui pelabuhan Byblos di tempat yang sekarang dikenal sebagai Lebanon. Para peneliti mencatat bahwa makam Byblos dari akhir milenium keempat memiliki banyak benda perak dan terdapat aktivitas antara pelabuhan ini dengan Mesir pada saat itu.
Perak pada gelang adalah bukti pertama pertukaran jarak jauh antara Mesir dan Yunani. “Temuan baru ini menunjukkan, untuk pertama kalinya, jaringan perdagangan Mesir selama awal Kerajaan Lama pada puncak pembangunan Piramida,” tambah Sowada.
Setelah menganalisis sampel yang diambil dari perhiasan, tim arkeolog internasional menetapkan bahwa gelang tersebut mengandung tembaga, emas, dan timah. Ada juga tatahan yang dibuat menggunakan batu permata semimulia seperti pirus, lapis lazuli dan carnelian.
Ini merupakan fitur umum dalam perhiasan Mesir kuno, namun potongan-potongan itu, termasuk yang menggambarkan kupu-kupu, juga mengandung jejak perak. Tim peneliti melihat rasio isotop - atom memiliki jumlah neutron berbeda dari biasanya.
Berdasarkan analisis ini, para peneliti menentukan bahwa bahan-bahan itu menunjukkan ciri bijih dari Cyclades, sekelompok pulau Yunani di Laut Aegea, serta dari Lavrion, sebuah kota di selatan Yunani. Penelitian ini diterbitkan dalam Journal of Archaeological Science: Reports pada edisi Juni.
“Gelang itu juga kemungkinan telah dicampur dengan emas untuk meningkatkan penampilan dan kemampuannya untuk dibentuk selama pembuatan,” kata Damian Gore, profesor di School of Natural Sciences di Macquarie University.
Ratu Hetepheres I adalah salah satu ratu paling berpengaruh di Mesir kuno. Dia adalah istri Sneferu, firaun pertama dari dinasti keempat (sekitar 2575 SM sampai 2465 SM). Makamnya, ditemukan di Giza pada tahun 1925. Beberapa gelang saat ini menjadi bagian dari koleksi di Museum of Fine Arts, Boston.
Ratu Mesir kuno Hetepheres I adalah ibu dari Khufu, firaun yang menugaskan pembangunan Piramida Agung Giza. Dari dalam makamnya ditemukan banyak harta karun, seperti furnitur berlapis emas, bejana emas, dan perhiasan, termasuk 20 gelang perak.
Dari gelang perak ratu Hetepheres I mengungkap informasi tentang jaringan perdagangan yang terjalin antara Kerajaan Lama Mesir dengan Yunani. Sebab, perak yang digunakan untuk membuat gelang ratu Mesir kuno berasal dari Yunani.
Diketahui, di Mesir kuno pada tahun 2600 SM, ketika barang-barang itu dibuat tidak ada sumber logam mulia lokal. “Asal usul perak yang digunakan masih menjadi misteri hingga sekarang,” kata Karin Sowada, dosen Departemen Sejarah dan Arkeologi di Universitas Macquarie di Sydney, dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Jumat (2/6/2023).
Kemungkinan perak itu datang melalui pelabuhan Byblos di tempat yang sekarang dikenal sebagai Lebanon. Para peneliti mencatat bahwa makam Byblos dari akhir milenium keempat memiliki banyak benda perak dan terdapat aktivitas antara pelabuhan ini dengan Mesir pada saat itu.
Perak pada gelang adalah bukti pertama pertukaran jarak jauh antara Mesir dan Yunani. “Temuan baru ini menunjukkan, untuk pertama kalinya, jaringan perdagangan Mesir selama awal Kerajaan Lama pada puncak pembangunan Piramida,” tambah Sowada.
Setelah menganalisis sampel yang diambil dari perhiasan, tim arkeolog internasional menetapkan bahwa gelang tersebut mengandung tembaga, emas, dan timah. Ada juga tatahan yang dibuat menggunakan batu permata semimulia seperti pirus, lapis lazuli dan carnelian.
Ini merupakan fitur umum dalam perhiasan Mesir kuno, namun potongan-potongan itu, termasuk yang menggambarkan kupu-kupu, juga mengandung jejak perak. Tim peneliti melihat rasio isotop - atom memiliki jumlah neutron berbeda dari biasanya.
Berdasarkan analisis ini, para peneliti menentukan bahwa bahan-bahan itu menunjukkan ciri bijih dari Cyclades, sekelompok pulau Yunani di Laut Aegea, serta dari Lavrion, sebuah kota di selatan Yunani. Penelitian ini diterbitkan dalam Journal of Archaeological Science: Reports pada edisi Juni.
“Gelang itu juga kemungkinan telah dicampur dengan emas untuk meningkatkan penampilan dan kemampuannya untuk dibentuk selama pembuatan,” kata Damian Gore, profesor di School of Natural Sciences di Macquarie University.
Ratu Hetepheres I adalah salah satu ratu paling berpengaruh di Mesir kuno. Dia adalah istri Sneferu, firaun pertama dari dinasti keempat (sekitar 2575 SM sampai 2465 SM). Makamnya, ditemukan di Giza pada tahun 1925. Beberapa gelang saat ini menjadi bagian dari koleksi di Museum of Fine Arts, Boston.
(wib)