Ini Jawaban Kenapa Hidung Patung- patung Firaun di Piramida Giza Hilang

Kamis, 08 Juni 2023 - 08:55 WIB
loading...
Ini Jawaban Kenapa Hidung...
Hidung patung- patung Firaun di Piramida Giza hilang. FOTO/ LS
A A A
KAIRO - Sphinx Patung berkepala manusia dan berbadan singa di mesir sebagai lambang sosok Firaun yang memiliki badan perkasa seperti singa dan pikiran cerdas seperti manusia.



Namun ada salah satu pertanyaan besar yang menjadi rahasi umum adalah Mengapa begitu banyak hidung patung-patung Mesir Kuno hilang ? Apakah hal tersebut hanya kebetulan atau mungkinkah sebuah konspirasi yang disengaja?

Seperti dilansir dari Live Science, asal muasal nama yang digunakan oleh masyarakat Mesir Kuno untuk menyebut patung ini sama sekali tidak diketahui.

Nama Sphinx atau sfinks yang biasa digunakan diambil dari nama makhluk mitologi Yunani. Makhluk ini mempunyai tubuh seekor singa dan kepala seorang wanita, dan sayap seekor elang, walaupun patung sfinks Mesir memiliki kepala laki-laki.

Bagi beberapa orang, dipercayai bahwa nama ini merupakan perubahan kata dari bahasa Mesir kuno Shesep-ankh, sebuah nama yang diberikan kepada patung bangsawan pada Dinasti Keempat.

Pada tulisan-tulisan abad pertengahan, nama balhib dan bilhaw yang menunjuk pada Sphinx dipergunakan, termasuk oleh sejarawan Mesir Maqrizi, yang menyarankan penyusunan bahasa Koptik, tetapi istilah Arab-Mesir Abul-Hôl, yang diartikan sebagai “Bapak Teror,” lebih banyak digunakan.walaupun diartikan “Bapak Teror”.

Menurut beberapa peneliti, terdapat beberapa usaha oleh peneliti Kebuyadaan Mesir awal untuk menolak dan menyembunyikan bahwa Mesir Kuno merupakan sebuah budaya yang berasal dari Afrika.Menurut Vivant Deon, seorang seniman, penulis dan arkeologis Perancis yang menggambar Sphinx di Giza pada tauh 1798, gambaran wajah dari monument terkenal tersebut terlihat seperti berasal dari Afrika.

“Walaupun ukurannya raksasa, guratannya begitu murni dan agung; ekspresi dari bagian kepala begitu lembut, menawan, dan tenang; karakternya begitu Afrika, namun bagian mulut dan bibir yang tebal memiliki pengerjaan yang lembut dan indah yang sangat menawan, patung tersebut terlihat hidup dan nyata. Ilmu seni di masa tersebut harus berada pada tingkat yang tinggi ketika patung tersebut dibuat. “

Namun, teori ini gagal untuk menjelaskan mengapa begitu banyak patung Yunani dan Romawi Kuno yang juga keilangan hidung dan anggota tubuh lainnya.

Hidung-hidung pada sebagian besar patung ukiran dari masa Yunani dan Romawi Kuno saat ini juga berada pada kondisi yang tidak lengkap.

Beberapa diantaranya memang rusak karena kondisi yang tidak disengaja, namun terdapat bukti yang kuat bahwa terdapat jumlah besar diantaranya yang sengaja dirusak.

Hal tersebut menjadi dasar kenapa teori rasisme ini tidak dapat diterima karena sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Yunani dan Romawi Kuno berasal dari Eropa.

Tercatat di sejarah bahwa dinasti Mesir kuno di masa-masa akhirnya terkadang merusak patung peninggalan kerajaan sebeumnya dengan tujuan untuk menghapus atau mengurangi jejak peninggalan mereka.

Namun dalam hal ini, perusakan terhadap hidung akan diikuti oleh kerusakan bagian patung lain yang lebih luas, yang terkadang diikuti oleh perusakan tulisan dan symbol kerajaan.

Sebagai kesimpulan, ide bahwa penghilangan hidung patung dilakukan dengan tujuan khusus untuk menyembunyikan identitas ras pembuat patung tersebut tidak dapat diterima saat ini dimana tidak ada bukti arkeologis yang solid yang mendukung teori tersebut.

Awalnya, Sphinx Giza memiliki jenggot, namun kemudian digali dan disimpan di British Museum, London. Dikatakan bahwa sphinx ini kehilangan hidungnya saat menjadi latihan sasaran tembak oleh tentara Napoleon.

Kepala Sphinx ini memiliki panjang 10 meter dan lebar 4 meter. Matanya memiliki ketinggian dua meter begitu pula dengan lebar mulut yang juga 2 meter.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1449 seconds (0.1#10.140)