Drone Sonar Dikerahkan untuk Cari Kapal Selam Wisata Titanic yang Hilang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Upaya pencarian kapal selam wisata Titanic, OceanGate terus dilakukan. Kali ini drone sonar dikerahkan untuk menemukan kapal selam tersebut berikut lima orang penumpang yang ada di dalamnya.
Diketahui kapal selam milik perusahaan wisata eksplorasi laut OceanGate bernama Titan tiba-tiba menghilang saat ingin mengunjungi reruntuhan Titanic yang tersisa di dasar laut Atlantik. Komunikasi antara kapal selam tersebut dengan kapal utama tiba-tiba terputus.
Upaya pencarian langsung dilakukan untuk menyelamatkan lima orang yang ada di kapal selam tersebut. Baru-baru ini disebutkan Daily Mail upaya pencarian kapal selam nahas itu dicoba dengan menggunakan drone sonar.
Drone tersebut diketahui milik kapal Deep Energy dari Prancis. Drone tersebut sudah diluncurkan tepat di atas lokasi reruntuhan Titanic berada. Drone dilengkapi dengan kamera dan juga sonar yang bisa mendeteksi keberadaan kapal selam yang ada di bawah laut.
Menurut situs Deep Trekker, drone dengan teknologi sonar memang jadi solusi untuk upaya pencarian di dalam laut. Kamera diyakini tidak akan maksimal ketika bekerja di dalam laut karena visibilitas yang terbatas.
"Upaya pencarian di dalam perairan menggunakan drone bawah air yang dilengkapi dengan sonar membuat pencarian menjadi mudah," tulis situs Deep Trekker.
Hal ini juga diakui oleh Royal Navy Rear Admiral Chris Parry yang ikut terlibat dalam upaya pencarian kapal selam Titan. "Di bawah itu benar-benar gelap. Hanya ditemukan lumpur dan barang-barang lain yang sudah tersapu arus laut. Kamu hanya bisa melihat sejauh 20 kaki, itu pun dengan alat bantu," jelasnya.
Cara kerja drone sonar memang berbeda dengan drone-drone komersial yang ada saat ini. Sistem sonar pada drone menggunakan transduser untuk memancarkan gelombang suara pada frekuensi yang berada di luar jangkauan pendengaran manusia.
Gelombang suara ini berjalan melalui lingkungan dan dipantulkan dari objek dan permukaan. Gelombang suara yang kembali kemudian diterima oleh transduser dan dianalisis untuk membuat peta lingkungan sekitar.
Peta ini kemudian digunakan untuk memetakan kondisi yang ada di bawah laut termasuk benda-benda yang terdeteksi oleh sonar.
Daily Mail menyebutkan masalahnya adalah kapal selam, Titan, telah berhenti mengirimkan sinyal, sehingga hampir mustahil untuk ditemukan.
"Kapal selam itu itu seharusnya masih mengirim sonar. Hanya saja itu sudah tidak terpancar lagi," sebut Daily Mail.
Diketahui kapal selam milik perusahaan wisata eksplorasi laut OceanGate bernama Titan tiba-tiba menghilang saat ingin mengunjungi reruntuhan Titanic yang tersisa di dasar laut Atlantik. Komunikasi antara kapal selam tersebut dengan kapal utama tiba-tiba terputus.
Upaya pencarian langsung dilakukan untuk menyelamatkan lima orang yang ada di kapal selam tersebut. Baru-baru ini disebutkan Daily Mail upaya pencarian kapal selam nahas itu dicoba dengan menggunakan drone sonar.
Drone tersebut diketahui milik kapal Deep Energy dari Prancis. Drone tersebut sudah diluncurkan tepat di atas lokasi reruntuhan Titanic berada. Drone dilengkapi dengan kamera dan juga sonar yang bisa mendeteksi keberadaan kapal selam yang ada di bawah laut.
Menurut situs Deep Trekker, drone dengan teknologi sonar memang jadi solusi untuk upaya pencarian di dalam laut. Kamera diyakini tidak akan maksimal ketika bekerja di dalam laut karena visibilitas yang terbatas.
"Upaya pencarian di dalam perairan menggunakan drone bawah air yang dilengkapi dengan sonar membuat pencarian menjadi mudah," tulis situs Deep Trekker.
Hal ini juga diakui oleh Royal Navy Rear Admiral Chris Parry yang ikut terlibat dalam upaya pencarian kapal selam Titan. "Di bawah itu benar-benar gelap. Hanya ditemukan lumpur dan barang-barang lain yang sudah tersapu arus laut. Kamu hanya bisa melihat sejauh 20 kaki, itu pun dengan alat bantu," jelasnya.
Cara kerja drone sonar memang berbeda dengan drone-drone komersial yang ada saat ini. Sistem sonar pada drone menggunakan transduser untuk memancarkan gelombang suara pada frekuensi yang berada di luar jangkauan pendengaran manusia.
Gelombang suara ini berjalan melalui lingkungan dan dipantulkan dari objek dan permukaan. Gelombang suara yang kembali kemudian diterima oleh transduser dan dianalisis untuk membuat peta lingkungan sekitar.
Peta ini kemudian digunakan untuk memetakan kondisi yang ada di bawah laut termasuk benda-benda yang terdeteksi oleh sonar.
Daily Mail menyebutkan masalahnya adalah kapal selam, Titan, telah berhenti mengirimkan sinyal, sehingga hampir mustahil untuk ditemukan.
"Kapal selam itu itu seharusnya masih mengirim sonar. Hanya saja itu sudah tidak terpancar lagi," sebut Daily Mail.
(nag)