Spesifikasi Sistem Rudal THAAD, Pencegat Balistik Andalan AS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sistem rudal THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) terkenal sebagai sistem pertahanan rudal balistik . Kemampuannya mampu mencegat rudal balistik sebelum mencapai daratan.
Dilansir dari Reuters, sistem rudal buatan AS ini sempat dikerahkan di Korea Selatan pada tahun 2017 lalu, sebab meningkatnya ancaman nuklir dari Korea Utara kala itu.
Pengembangan peluncur rudal THAAD telah dijalankan oleh Angkatan Darat AS pada tahun 1992. Sedangkan untuk uji coba pertamanya dilakukan pada April 1995.
Namun, sistem rudal tersebut sempat mengalami sejumlah kegagalan dalam menanggulangi serangan rudal balistik. Hingga pada tahun 1999 Angkatan Darat AS memilih untuk mendesain ulang THAAD. Hingga pada akhirnya sistem rudal ini mengalami keberhasilan pada uji coba kembali yang dilakukan pada 12 Juli 2006.
Radar menjadi salah satu komponen paling unggul dalam sistem rudal THAAD, karena telah dibekali radar Army Navy/Transportable Radar Surveillance (AN/TPY-2) untuk mendeteksi dan melacak rudal musuh pada jarak 870 hingga 3.000 km.
Untuk peluncurnya sendiri diangkut oleh truk taktis. Sehingga sistem rudal ini dapat diposisikan dengan mudah karena punya mobilitas tinggi.
Sistem rudal ini terdiri dari enam wadah peluncur, dimana setiap peluncur membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk memuat ulang.
Karena keunggulannya yang mampu menjadi sistem pertahanan untuk rudal balistik, membuat sejumlah negara tertarik untuk mendatangkan sistem rudal buatan AS ini.
Pada tahun 2012 lalu UEA menjadi negara pertama yang mendapatkan sistem rudal THAAD. Disusul oleh Qatar dan Arab Saudi kemudian.
Sistem rudal ini juga sempat dikerahkan ke Korea Selatan dan Israel, dalam rangka perlindungan dan menjalani latihan militer.
Dilansir dari Reuters, sistem rudal buatan AS ini sempat dikerahkan di Korea Selatan pada tahun 2017 lalu, sebab meningkatnya ancaman nuklir dari Korea Utara kala itu.
Pengembangan peluncur rudal THAAD telah dijalankan oleh Angkatan Darat AS pada tahun 1992. Sedangkan untuk uji coba pertamanya dilakukan pada April 1995.
Namun, sistem rudal tersebut sempat mengalami sejumlah kegagalan dalam menanggulangi serangan rudal balistik. Hingga pada tahun 1999 Angkatan Darat AS memilih untuk mendesain ulang THAAD. Hingga pada akhirnya sistem rudal ini mengalami keberhasilan pada uji coba kembali yang dilakukan pada 12 Juli 2006.
Spesifikasi Sistem Rudal THAAD
Dilansir dari laman Missile Thread, peluncur rudal THAAD memiliki panjang 6,2 meter, diameter 0,4 meter, dan berat 662 kg. Tidak seperti sistem rudal pada umumnya, THAAD mampu mencegat target yang berada di dalam maupun di luar atmosfer.Radar menjadi salah satu komponen paling unggul dalam sistem rudal THAAD, karena telah dibekali radar Army Navy/Transportable Radar Surveillance (AN/TPY-2) untuk mendeteksi dan melacak rudal musuh pada jarak 870 hingga 3.000 km.
Untuk peluncurnya sendiri diangkut oleh truk taktis. Sehingga sistem rudal ini dapat diposisikan dengan mudah karena punya mobilitas tinggi.
Sistem rudal ini terdiri dari enam wadah peluncur, dimana setiap peluncur membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk memuat ulang.
Karena keunggulannya yang mampu menjadi sistem pertahanan untuk rudal balistik, membuat sejumlah negara tertarik untuk mendatangkan sistem rudal buatan AS ini.
Pada tahun 2012 lalu UEA menjadi negara pertama yang mendapatkan sistem rudal THAAD. Disusul oleh Qatar dan Arab Saudi kemudian.
Sistem rudal ini juga sempat dikerahkan ke Korea Selatan dan Israel, dalam rangka perlindungan dan menjalani latihan militer.
(bim)