Pertama Kali Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Matahari Kalahkan Batu Bara
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Administrasi Informasi Energi (EIA) Amerika Serikat untuk pertama kali energi yang dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Matahari mengalahkan Pembangkit Listrik Batu Bara. Dalam lima bulan pertama tahun 2023 gabungan pembangkit listrik tenaga angin dan matahari menghasilkan 252 terawatt-jam (TWh).
Jumlah energi yang dihasilkan lebih besar dari pada jumlah energi listrik yang dihasilkan dari batu bara sebesar 249 TWh. Ini menandai pertama kalinya energi terbarukan mengungguli batu bara tanpa memasukkan hitungan pembangkit listrik tenaga air.
“Perkiraan resmi kami dari Electric Power Monthly menunjukkan bahwa gabungan pembangkit listrik dari angin dan matahari melebihi pembangkit dari batu bara pada Januari, Februari, dan Maret," kata Chris Higginbotham, juru bicara EIA kepada E&E News dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Selasa (27/6/2023).
Pencapaian tersebut merupakan konsekuensi dari terus menurunnya penggunaan batu bara di AS dan digantikan energi terbarukan dan sumber energi gas alam. Pada puncaknya pada tahun 2007, batu bara menyumbang 49,9% dari produksi energi AS.
AS telah menghentikan sekitar 14 gigawatt kapasitas batubaranya atau kira-kira 7% dari armada batubaranya sejak awal tahun 2022. Menurut pelacak emisi Carbon Monitor, sejak April 2022, emisi bahan bakar fosil AS telah menurun sebesar 5,6%.
Perubahan ini mencerminkan pergeseran fokus kebijakan energi AS ke arah sumber energi yang lebih netral karbon. "Kami berharap bahwa AS akan menghasilkan lebih sedikit listrik dari batu bara tahun ini," kata Joe DeCarolis, administrator EIA.
Namun, bahan bakar fosil masih mendominasi pembangkit listrik AS. Gas alam masih menjadi sumber energi terbesar di negara ini, terhitung sekitar 39% dari listrik AS pada tahun 2022. Diperkirakan akan turun menjadi 38% tahun ini dan 37% pada tahun 2024.
“Karena penyedia listrik menghasilkan lebih banyak listrik dari sumber terbarukan. Kami melihat listrik yang dihasilkan dari penurunan batu bara selama satu setengah tahun ke depan,” ujar Joe DeCarolis.
Jumlah energi yang dihasilkan lebih besar dari pada jumlah energi listrik yang dihasilkan dari batu bara sebesar 249 TWh. Ini menandai pertama kalinya energi terbarukan mengungguli batu bara tanpa memasukkan hitungan pembangkit listrik tenaga air.
“Perkiraan resmi kami dari Electric Power Monthly menunjukkan bahwa gabungan pembangkit listrik dari angin dan matahari melebihi pembangkit dari batu bara pada Januari, Februari, dan Maret," kata Chris Higginbotham, juru bicara EIA kepada E&E News dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Selasa (27/6/2023).
Baca Juga
Pencapaian tersebut merupakan konsekuensi dari terus menurunnya penggunaan batu bara di AS dan digantikan energi terbarukan dan sumber energi gas alam. Pada puncaknya pada tahun 2007, batu bara menyumbang 49,9% dari produksi energi AS.
AS telah menghentikan sekitar 14 gigawatt kapasitas batubaranya atau kira-kira 7% dari armada batubaranya sejak awal tahun 2022. Menurut pelacak emisi Carbon Monitor, sejak April 2022, emisi bahan bakar fosil AS telah menurun sebesar 5,6%.
Perubahan ini mencerminkan pergeseran fokus kebijakan energi AS ke arah sumber energi yang lebih netral karbon. "Kami berharap bahwa AS akan menghasilkan lebih sedikit listrik dari batu bara tahun ini," kata Joe DeCarolis, administrator EIA.
Namun, bahan bakar fosil masih mendominasi pembangkit listrik AS. Gas alam masih menjadi sumber energi terbesar di negara ini, terhitung sekitar 39% dari listrik AS pada tahun 2022. Diperkirakan akan turun menjadi 38% tahun ini dan 37% pada tahun 2024.
“Karena penyedia listrik menghasilkan lebih banyak listrik dari sumber terbarukan. Kami melihat listrik yang dihasilkan dari penurunan batu bara selama satu setengah tahun ke depan,” ujar Joe DeCarolis.
(wib)